Powered By Blogger
http://arif-healthy.blogspot.com/

Wednesday, November 2, 2011

Siklus Uterus

Fluktuasi kadar estrogen dan progesteron dalam sirkulasi (plasma) yang terjadi selama siklus ovarium menyebabkan perubahan-perubahan mencolok di uterus. Hal ini menyebabkan timbulnya daur haid atau siklus uterus (siklus menstruasi).
Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Haid mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari. Panjang siklus haid yang normal ialah 28±7 hari. Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2±16 cc. Pada wanita yang lebih tua, biasanya darah yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemia defisiensi besi, jumlah darah haidnya biasanya lebih banyak. Darah haid lebih dari 80 cc, biasanya dianggap patologik.
Klasifikasi standar dari pola perdarahan uterus yang abnormal meliputi tujuh pola yang berbeda, yaitu :19

Menorrhagia (hypermenorrhea) adalah menstruasi yang durasinya panjang dan banyak. Kemungkinan didapatkan bekuan atau gumpalan darah, yang menandakan telah terjadi perdarahan massif. Penyebabnya antara lain mioma submukosa, komplikasi dari kehamilan, adenomiosis, IUD, hiperplasia endometrium, dan tumor ganas.
Hypomenorrhea (cryptomenorrhea) adalah menstruasi yang ringan atau sedikit, kadang-kadang hanya berupa spotting. Penyebabnya mungkin saja adanya obstruksi hymen atau stenosis serviks. Uterine synechiae (Asherman’s syndrome), juga bisa menjadi penyebabnya dan dapat di diagnosa dengan histerogram atau histeroskopi.
Metrorrhagia (intermenstrual bleeding) adalah perdarahan yang terjadi setiap saat antara periode menstruasi. Penyebab patologisnya mungkin berupa polip endometrium dan karsinoma servikal.
Polymenorrhea menggambarkan periode menstruasi yang terjadi sangat sering. Ini biasanya berhubungan dengan anovulasi atau fase luteal yang singkat dalam siklus menstruasi.
Menometrorrhagia adalah perdarahan yang terjadi dengan interval yang ireguler. Banyaknya dan durasi menstruasi sangat bervariasi. Semua kondisi yang menyebabkan intermenstrual bleeding, dapat menyebabkan menometrorrhagia. Onset yang tiba-tiba dari episode perdarahan yang ireguler, mungkin mengindikasikan adanya tumor ganas atau komplikasi dari kehamilan.
Oligomenorrhea menggambarkan periode menstruasi yang terjadi dengan interval lebih dari 35 hari. Sedangkan Amenorrhea didiagnosa jika tidak ada menstruasi lebih dari 6 bulan. Perdarahan biasanya akan berkurang dan berhubungan dengan anovulasi, baik itu karena kelainan endokrin (kehamilan, gangguan hipothalamus-pituitari, menopouse) atau penyakit sistemik (kehilangan berat badan yang hebat).
Contact bleeding (postcoital bleeding) memiliki penjelasan tersendiri, tetapi harus tetap dipertimbangkan sebagai tanda dari kanker serviks sampai dibuktikan kebenarannya. Penyebab lainnya dari contact bleeding seperti eversi serviks, polip serviks, infeksiserviks atau vagina (karena trikomonas) atau vaginitis atrofi.

Uterus terdiri dari dua lapisan yaitu, miometrium yang merupakan lapisan otot polos di sebelah luar, dan endometrium yang merupakan lapisan bagian dalam yang mengandung banyak pembuluh darah dan kelenjar. Estrogen merangsang pertumbuhan miometrium dan endometrium. Hormon ini juga meningkatkan sintesis reseptor progesteron di endometrium. Dengan demikian, progesteron mampu mempengaruhi endometrium hanya setelah endometrium ”dipersiapkan” oleh estrogen. Progesteron kemudian mengubah endometrium menjadi lapisan yang ramah dan mengandung banyak nutrisi bagi ovum yang yang sudah dibuahi. Progesteron juga merangsang kelenjar-kelenjar endometrium agar mengeluarkan dan menyimpan glikogen dalam jumlah besar, serta menyebabkan pertumbuhan besar-besaran pembuluh darah endometrium. Progesteron juga menurunkan kontraktilitas uterus agar lingkungan di uterus tenang dan kondusif untuk implantasi dan pertumbuhan mudigah.
Daur menstruasi terdiri dari tiga fase yaitu :

Fase Proliferasi (Fase Estrogen) dari Siklus Endometrium.

Pada permulaan setiap siklus s3ksual bulanan, sebagian besar endometrium berskuamasi akibat menstruasi. Sesudah menstruasi hanya selapis tipis stroma endometrium yang tertinggal pada bagian dasar endometrium semula, dan sel-sel epitel yang tertinggal adalah yang terletak pada bagian dalam kelenjar yang tersisa serta pada kripte endometrium.4,15
Di bawah pengaruh estrogen, yang disekresi dalam jumlah lebih banyak oleh ovarium selama bagian pertama siklus ovarium, sel-sel stroma dan epitel berproliferasi dengan cepat. Permukaan endometrium akan mengalami epitelisasi kembali dalam waktu empat sampai tujuh hari sesudah terjadinya menstruasi. Kemudian selama satu setengah minggu berikutnya, yaitu sebelum terjadi ovulasi, ketebalan endometrium sangat meningkat karena jumlah sel stroma bertambah banyak, terjadi pertumbuhan kelenjar endometrium, serta pembuluh darah yang progresif ke dalam endometrium. Pada saat ovulasi, endometrium mempunyai ketebalan sekitar 3 sampai 5 milimeter. Kelenjar endometrium, khususnya dari daerah serviks, akan meyekresi mukus yang encer mirip benang. Benang mukus akan tersusun di sepanjang kanalis servikalis membentuk aliran yang membantu mengarahkan sperma ke arah yang tepat menuju ke dalam uterus.

Fase Sekretorik (Fase Progestasional) dari Siklus Endometrium.

Selama sebagian besar separuh akhir siklus bulanan, setelah ovulasi terjadi, progesteron dan estrogen disekresi dalam jumlah yang besar oleh korpus luteum. Estrogen meyebabkan sedikit proliferasi sel tambahan pada endometrium selama fase siklus endometrium ini, sedangkan progesteron menyebabkan pembengkakan yang nyata dan perkembangan sekretorik dari endometrium. Kelenjar makin berkelok-kelok, kelebihan substansi sekresinya bertumpuk di dalam sel epitel kelenjar. Juga, sitoplasma dari sel stroma bertambah banyak, deposit lipid dan glikogen sangat meningkat dalam sel stroma, dan suplai darah ke dalam endometrium lebih lanjut akan meningkat sebanding dengan perkembangan aktivitas sekresi, sedangkan pembuluh darah menjadi berkelok-kelok. Pada puncak fase sekretorik, sekitar satu minggu setelah ovulasi, ketebalan endometrium sudah menjadi 5 sampai 6 milimeter. Maksud keseluruhan dari semua perubahan endometrium ini adalah untuk menghasilkan endometrium yang sangat sekretorik, yang mengandung sejumlah besar cadangan nutrisi yang dapat membentuk kondisi yang cocok untuk implantasi ovum yang sudah dibuahi selama separuh akhir siklus bulanan. 4,15

Menstruasi

Kira-kira dua hari sebelum akhir siklus bulanan, korpus luteum tiba-tiba berinvolusi dan hormon-hormon ovarium, estrogen dan progesteron menurun dengan tajam sampai kadar sekresi yang rendah, kemudian terjadi menstruasi. Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan progesteron secara tiba-tiba, terutama progesteron, pada akhir siklus ovarium bulanan. Penurunan kadar hormon-hormon ovarium itu, juga merangsang pengeluaran prostaglandin uterus yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh-pembuluh endometrium, sehingga aliran darah ke endometrium terganggu. Penurunan penyaluran O2 yang terjadi menyebabkan kematian endometrium termasuk pembuluh-pembuluh darahnya. Prostaglandin uterus juga merangsang kontraksi ritmik ringan miometrium. Kontraksi-kontraksi itu membantu mengeluarkan darah dan debris endometrium dari rongga uterus melalui vagina sebagai darah haid. Kontraksi uterus yang kuat akibat pembentukan prostaglandin yang berlebihan merupakan penyebab kejang haid (dismenore) yang dialami oleh sebagian wanita.

No comments:

Post a Comment