Powered By Blogger
http://arif-healthy.blogspot.com/

Wednesday, November 2, 2011

Stenosis Pylorus

Stenosis pylorus adalah salah satu penyebab muntah proyektil tanpa mengandung zat empedu pada kisaran usia 1-2 bulan. Pada umumnya, stenosis pylorus yang paling sering terjadi berkaitan dengan hipertrofi otot sirkular pylorus dan menyebabkan obstruksi dari saluran lambung yang progresif. Ini tidak pasti apakah merupakan penyempitan kongenital atau apakah merupakan hipertrofi otot fungsional yang berkembang pada minggu-minggu pertama setelah lahir.

Hipertrofi stenosis pylorus pada bayi diuraikan pada tahun 1646 oleh Hildanus tetapi sebagian besar tidak diketahui sampai pada tahun 1888, Hirscprung menguraikan penyakit ini secara klinis. Diagnosis penyakit ini ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan klinis serta temuan pada pemeriksaan radiografi.


Penyakit ini lebih sering mengenai anak laki-laki daripada perempuan dengan manifestasi klasik yaitu muntah proyektil yang tidak mengandung empedu beserta penurunan berat badan yang didapatkan selama pemeriksaan rutin bayi-bayi selama enam minggu setelah kelahiran.


INSIDEN


Puncak insiden hipertrofi stenosis pylorus antara umur 2 sampai 8 minggu walaupun juga ditemukan pada bayi berumur 7 hari. Insiden tertinggi penyakit ini adalah pada laki-laki (rasio 4:1) pada ras kaukasia, dan pada mereka yang memiliki riwayat keluarga menderita penyakit ini. Ibu yang menderita hipertrofi pylorus akan cenderung melahirkan anak yang kemungkinannya menderita hipertrofi pylorus empat kali lebih besar.


EPIDEMIOLOGI


Hipertrofi stenosis pylorus lebih sering pada orang kulit putih daripada Hispanik, Afrika Amerika atau Asia dengan insiden 2,4 per 1000 kelahiran hidup orang kulit putih, 1,8 pada Hispanik, 0,7 pada Afrika Amerika dan 0,6 pada Asia. Bayi- bayi ras Kaukasia dengan tipe golongan darah B atau O lebih sering terkena dibandingkan tipe golongan darah lainnya.


ETIOLOGI


Etiologi penyakit ini secara umum tidak diketahui, walaupun inervasi abnormal otot sirkular dikaitkan dengan penyakit ini. Inervasi abnormal pada lapisan otot menyebabkan kegagalan relaksasi otot pylorus, peningkatan sintesis faktor-faktor pertumbuhan dan selanjutnya terjadi hipertrofi, hyperplasia serta obstruksi.


Pada bayi-bayi yang lahir dengan tidak menunjukan tanda-tanda obstruksi pylorus, penebalan mukosa dikaitkan dengan pemberian makanan oral secara dini dan dimediasi oleh hipersekresi lambung. Adanya hipersekresi lambung ini dapat dipengaruhi oleh imaturitas saluran usus pada tiga bulan pertama setelah lahir.

No comments:

Post a Comment