Powered By Blogger
http://arif-healthy.blogspot.com/

Tuesday, January 3, 2012

Kondisi Kesehatan Tulang dapat Memicu Kegemukan


Biasanya kondisi kesehatan tulang dapat memicu kegemukan, namun dengan pola makan tertentu risiko itu bisa dicegah tanpa harus mengorbankan kesehatan tulang. Bagaimana tulang dapat membuat gemuk dengan menunjukkan bagian dalam tulang paha manusia. Ia juga menjelaskan bahwa ada bagian tulang yang tidak berongga dalam tubuh. Bagian tak berongga itu dipenuhi dengan sumsum tulang merah di mana sel-sel darah merah diproduksi.


Bersamaan dengan sumsum tulang, ada endapan lemak di bagian dalam tulang. Lemak di tulang mengeluarkan bahan kimia penting yang disebut ‘leptin’. Ada hubungan antara lemak dalam tulang dan rasa lapar yang dimiliki ketika tubuh tidak benar-benar lapar. Leptin dibuat oleh sel-sel lemak dan dikeluarkan untuk memberitahu otak bahwa tubuh tidak perlu makan makanan lagi sebab lemak di dalam tubuh sudah cukup banyak.


Leptin bekerja seperti sistem sinyal lalu lintas. Ketika berada dalam berat badan yang sehat, sistem leptin memberi sinyal lampu hijau kepada tubuh bahwa waktunya untuk makan. Sistem leptin kemudian memberi sinyal lampu merah untuk memberitahu otak bahwa tubuh telah makan dan tidak membutuhkan makanan lagi. Ketika mulai mengalami kelebihan berat badan, tubuh mulai menyimpan lemak tidak hanya di perut, tetapi dalam tulang juga. Timbunan lemak di tulang inilah yang mengacaukan sistem.


Kelebihan lemak di tulang mengirimkan pesan membingungkan ke otak yang memblokir sinyal leptin sehingga sulit memutuskan apakah benar-benar lapar atau tidak, seperti lampu kuning yang menyala terus menrus. Hal ini menyebabkan orang-orang bertambah berat badannya sebab tidak dapat mendengar sinyal tubuh. Proses ini dapat dibalik dengan hanya mengurangi beberapa kilogram berat badan yang akan menyebabkan otak merespon sinyal leptin dengan tepat. Kurangi berat badan sehingga tubuh dapat mulai mendengar sinyalnya dan akan mulai mengambil langkah ke arah yang inginkan dengan sendirinya.

Wanita Kelebihan Berat Badan Menyerupai Buah Apel Rentan Osteoporosis


Apakah Anda tidak menyukai bentuk tubuh yang berbentuk apel atau pir? Wanita kelebihan berat badan dengan bentuk tubuh menyerupai buah apel lebih rentan osteoporosis dibandingkan mereka yang memiliki tubuh berbentuk buah pir. Wanita bertubuh apel umumnya memiliki timbunan lemak yang terkonsentrasi di sekitar perut. Sementara timbunan lemak wanita bertubuh buah pir terkonsentrasi di sekitar pinggul dan paha.


Peneliti melibatkan 50 partisipan wanita kelebihan berat badan, usia 40 tahun ke atas dengan indeks massa tubuh rata-rata 30. Selain memindai distribusi lemak dalam tubuh, peneliti juga mengukur kepadatan tulang dalam tubuh. Mereka yang memiliki konsentrasi lemak di jaringan otot dalam perut memiliki kepadatan mineral tulang lebih rendah dibandingkan mereka yang memiliki konsentrasi lemak di area pinggul dan paha. Rendahnya kepadatan mineral tulang jelas menunjukkan gejala osteoporosis.


Kita tahu bahwa obesitas memicu masalah kesehatan utama di masyarakat. Dan, sekarang kita tahu bahwa obesitas di perut perlu diperhatikan sebagai faktor risiko osteoporosis dan masalah tulang. Bagi Anda yang memiliki masalah tubuh berbentuk buah apel tak perlu kecil hati. Riset Universitas Northwestern, Illinois, menemukan bahwa wanita dengan bentuk tubuh apel memiliki kemampuan dalam tes ketangkasan mental yang lebih baik daripada mereka yang memiliki bentuk tubuh buah pir.

7 Langkah Atasi PMS (Pre Menstruasi Syndrom)


Pre Menstruasi Syndrom (PMS) biasa dialami oleh tiga dari empat wanita. Dua pekan menjelang menstruasi, seorang wanita bisa mengami 150 gejala yang aneh-aneh. Ada yang mengeluh mual, kembung, sakit payudara, jerawat, perubahan mood atau bahkan kehilangan nafsu makan.

PMS sudah pasti membuat para wanita tidak nyaman. Apa sih penyebab PMS?

Menurut bebrapa penelitian, sebelum menstruasi, wanita mengalami perubahan tingkat hormon estrogen dan progesteron. Ada pula laporan yang mengatakan PMS disebabkan karena menurunnya serotonin. Serotonin adalah zat kimia otak yang membuat mood menjadi baik. Kehilangan serotonin bisa membuat para wanita merasa galau.

Berikut ini beberapa tips untuk mencegah PSM:
1. Makan banyak seratJika tubuh mendapatkan serat yang cukup (30-35 gram), tubuh akan membuat buang air besar menjadi teratur. Kelebihan estrogen dalam tubuh itu bisa ikut terbuang bersama feses. Ingat, kandungan estrogen yang tinggi merupakan penyebab utama PMS.

Contoh makanan yang bisa dikonsumsi: beras, sayur, buah. Hindari makan daging karena mengandung lemak jenuh yang bisa memperburuk gejala PMS

2. Hindari kelebihan gula
Makanan manis dan karbohidrat olahan seperti roti putih dan pasta bisa menghambat eksresi estrogen dalam tubuh. Makan makanan ini bisa mengakibatkan penumpukan ekstrogen. Wanita dengan kadar gula yang tinggi cenderung memiliki gejala PMS lebih sering daripada mereka yang tidak (Michael Murray dalam ensiklopedia of natural medicine)

3. Kurangi kafein
Hindari teh dan kopi yang mengandung kafein, apalagi jika mengalami gangguan tidur atau nyeri payudara.

4. Makan kedelai
Kedelai mengandung phytoestrogen yang mengikat estrogen sehingga bisa menyeimbangkan kadar estrogen. Mengkonsumsi tahu dan tempe baik untuk mengurangi gejala PMS.

5. Kurangi cemilan asinGaram bisa membuat perut merasa kembung karena bisa membuat tekanan pada ginjal. Jika ginjal bekerja dengan berat, itu akan menghambatnya mengeluarkan cairan.

6. Tambah vitamin B6Vitamin B6 baik karena termasuk diuretik sehingga membantu mengurangi air dalam tubuh melalui air seni. Makanan yang mengandung vitamin B6 antara lain polong-polongan, ikan, biji-bijian, kubis, kembang kol, telur, rumput laut

7. Tambah magnesuium dan kalsiumWanita PMS memiliki kadar magnesium yang lebih rendah. Akibatnya, mereka mengalami sakit kepala, kelelahan, lekas marah, sakit dan nyeri. Magnesium bisa diperoleh dari biji labu, beras, rumput laut, seafood, dan tahu. Sedangkan, kalsium bisa diperoleh dari sarden dan ikan salmon.

Kopi dan Teh dapat Mencegah Diabetes


Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit diabetes, mulai dari mengubah pola makan, olahraga hingga obat-obatan. Namun hasil analisis terbaru peneliti menyebutkan, cukup minum kopi atau teh saja bisa mengurangi diabetes. Studi tahun 2005 menyebutkan seseorang yang lebih sering minum kopi, kemungkinan kena diabetesnya sepertiga lebih rendah daripada mereka yang jarang minum kopi. Diabetes tipe 2 adalah diabetes yang dikaitkan dengan obesitas dan mempengaruhi 8 persen populasi Amerika.


Setiap cangkir kopi yang diminum seseorang bisa mengurangi risiko diabetes hingga 7 persen. Dari enam studi yang ada, diketahui bahwa mengonsumsi 3 hingga 4 cangkir kopi sehari bisa menurunkan risiko diabetes sampai 36 persen. Minum teh sebanyak 3 hingga 4 cangkir sehari bisa juga mengurangi diabetes hingga 18 persen. Peneliti menduga bukan hanya kafein yang membantu proses pengurangan risiko diabetes.


Kandungan lainnya dalam dua jenis minuman ini seperti magnesium, lignan (bahan mirip estrogen dalam tumbuhan) dan asam chlorogenic yang merupakan antioksidan bisa memperlambat pelepasan gula ke dalam darah setelah mengonsumsi makanan. Percobaan klinis perlu dilakukan untuk memastikan kedua jenis minuman ini memang bisa jadi obat pencegah diabetes.


Jika memang benar terbukti, tenaga medis mungkin akan memberi saran pada penderita diabetes untuk tidak sekedar olahraga dan mengurangi makan berlebih, tapi juga banyak-banyak minum kopi atau teh. Minum teh atau kopi ini sebaiknya dengan kadar gula sedikit, bukan seperti kebanyakan orang Indonesia yang biasa memberikan gula terlalu banyak.

Mencegah Diabetes Perbanyak Olahraga


Mungkin saja ada salah satu cara terbaik untuk menghindari risiko terkena diabetes adalah dengan selalu mengendalikan berat badan. Hal ini dapat dicapai dengan cara melakukan aktivitas fisik secara teratur serta menjalani pola diet sehat yang terfokus pada buah-buahan dan sayuran. Banyak orang malas berolahraga dengan alasan kesibukan dan tak ada waktu luang. Padahal, aktivitas fisik ini sangat penting artinya untuk mencegah berbagai penyakit serius dan gangguan kondisi kesehatan. Betapa pentingnya berolahraga secara teratur, walaupun para ahli masih memperdebatkan berapa lama waktu olahraga yang ideal untuk mencegah penyakit.


Alhasil, rekomendasi pun beragam, mulai dari 1 jam, 30 menit, dan 15 menit. Melakukan aktivitas fisik selama 1 menit setiap hari (misalnya jogging) secara substansial dapat menurunkan risiko seseorang menderita penyakit serius seperti diabetes tipe 2. Melakukan aktivitas fisik dengan rentang waktu yang pendek juga dapat membantu, bahkan membantu mengobati diabetes, meski diperlukan penelitian lebih lanjut tentang hal ini.


Para ilmuwan melakukan sejumlah pengukuran fisik dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan fungsi insulin peserta rata-rata 28 persen. Temuan ini bukanlah yang pertama yang menunjukkan efek positif dari kegiatan fisik jangka pendek terhadap peningkatan fungsi insulin dan kadar gula dalam darah. Pada dasarnya, latihan fisik secara teratur dengan jumlah yang tepat terbukti menjadi cara terbaik untuk mencegah diabetes tipe 2 dan menjaga kadar gula darah tetap rendah. Faktor-faktor seperti gaya hidup, kebiasaan-kebiasaan buruk, minimnya motivasi, dan alasan kesibukan kerap menjadi hambatan dan memberi kontribusi besar terhadap kurangnya aktivitas fisik sebagian besar dari kita.