Powered By Blogger
http://arif-healthy.blogspot.com/

Wednesday, March 14, 2012

Cara Mengatasi Batuk-Sesak Nafas (Croup) pada Anak


- Croup (laryngotracheobronchitis) adalah infeksi virus menular pada saluran napas atas yang menimbulkan batuk dan terkadang kesulitan bernafas, khususnya pada saat menarik nafas.


PENYEBAB
Croup adalah infeksi virus yang menyebabkan mengecilnya saluran pernafasan, khususnya persis di bagian bawah pita suara (larynx). Virus menjadi penyebab umum, namun croup bisa disebabkan juga oleh virus-virus lainnya, seperti virus pernafasan syncytial atau virus influenza.

Meskipun croup sangat sering terjadi terjadi pada musim gugur dan musim dingin, dapat terjadi juga sepanjang tahun. Croup terutama berpengaruh pada anak usia 6 bulan sampai 3 tahun, meskipun begitu adakalanya berpengaruh pada anak yang lebih muda ataupun lebih tua. Croup disebabkan oleh virus influenza yang kuat dan lebih mungkin terjadi pada anak berusia antara 3 dan 7 tahun. Penyakit ini biasanya menyebar melalui pernafasan dari percikan yang mengandung virus di udara atau berhubungan langsung dengan penderita yang terjangkit melalui percikan dahak.


GEJALA
Croup biasanya diawali dengan gejala awal pilek-hidung meler, bersin, demam ringan dan terkadang batuk. Kemudian anak menjadi sering, batuk dengan suara yang tidak seperti biasanya, atau yang diartikan sebagai “brassy” atau mengonggong. Kadangkala pembengkakan saluran nafas menyebabkan kesulitan bernafas, yang mana lebih terasa ketika menghirup udara (inspiration). Batuk hebat, bisa mengeluarkan bunyi mencicit yang keras dan gaduh (stridor) dapat didengar setiap kali menghirup udara. Semua gejala tersebut umumnya lebih parah pada malam hari dan dapat membuat anak terbangun dari tidurnya. Kondisi anak tersebut biasanya akan membaik pada pagi harinya dan akan memburuk lagi pada malam berikutnya.


DIAGNOSA
Seorang dokter membedakan batuk berdasarkan ciri-ciri gejalanya, khususnya suara batuknya.


PENGOBATAN
Seorang anak yang belum parah menderita batuk dapat dirawat di rumah dan biasanya akan sembuh dalam waktu 3 sampai 4 hari. Anak tersebut harus dibuat nyaman, banyak diberi cairan, dibiarkan istirahat karena kelelahan dan tangisan bisa membuat kondisi menjadi semakin buruk. Alat pelembab rumah (contoh, cool-mist vaporizers atau humidifiers) bisa mengurangi kekeringan udara dan kelegaan bernafas.

Kelembaban bisa cepat ditingkatkan dengan menyalakan shower panas agar kamar mandi beruap. Mengajak anak keluar untuk menghirup udara dingin malam juga bisa membuat saluran pernafasan terbuka secara nyata-beberapa orangtua sering mendapati ketika pernafasan anak kembali normal bersamaan dengan sampainya mereka di rumah sakit.

Anak yang tidak merespon tindakan ini perlu dibawa ke rumah sakit. Anak yang kesulitan bernafasnya meningkat atau berlanjut, detak jantungnya cepat, kelelahan, atau kulitnya pucat kebiru-biruan harus dirawat di rumah sakit. Di rumah sakit, oksigen diberikan pada saat kadar oksigen di dalam darah rendah. Para dokter biasanya mengobati anak dengan memberi epinephrine dalam alat uap dan memberikan kortikosteroid dengan cara diminum atau disuntikkan. Obat-obatan ini membantu penyusutan jaringan pada saluran pernafasan. Anak yang mengalami kemajuan dengan pengobatan ini diperbolehkan pulang, walaupun pada anak yang mengalami kasus berat diharuskan tetap di rumah sakit. Antibiotik hanya digunakan pada situasi yang jarang ketika seorang anak penderita croup terinfeksi bakteri. Tidak selalu, sebuah ventilator diperlukan. Untungnya, kebanyakan anak penderita croup sepenuhnya bisa sembuh.


PENCEGAHAN
Untuk mencegah sesak napas, mengambil langkah yang sama yang Anda gunakan untuk mencegah pilek dan flu. Sering cuci tangan adalah paling penting. Juga menjaga anak Anda menjauh dari orang yang sedang sakit, dan mendorong anak Anda untuk batuk atau bersin ke sikunya. Untuk mencegah infeksi lebih-serius, tetap imunisasi anak Anda saat ini. The difteri, Haemophilus influenzae tipe b (Hib) dan vaksin campak memberikan perlindungan dari beberapa infeksi yang paling langka - tetapi paling berbahaya - bentuk infeksi saluran napas atas. 



6 Titik Rangsang Mengejutkan


- Apakah Anda mulai mati gaya dengan pasangan saat gairah mulai melanda? Cobalah beberapa titik baru di bawah ini untuk membakar gairah Anda bersama pasangan sesaat sebelum bercinta!
Pemanasan yang cukup dapat membuat acara "spesial" Anda jadi terasa istimewa. Selain pemanasan, pengetahuan tentang enam titik rangsang (sexy spot) baru di bawah ini dapat lebih menggairahkan Anda dan pasangan.

  1. Sakrum (pada wanita)
    Mengapa titik itu membangkitkan gairah?

    Alasan: "Sakrum adalah daerah kecil di sekitar tulang belakang, tepatnya di atas bokong, yang memiliki saraf sensitif yang terhubung dengan alat kelamin," kata Mark Michael dan Patricia Johnson, penulis buku The Essence of Tantric Sexuality. Asumsi itu juga didukung oleh sebuah penelitian yang membuktikan, kalau saraf pada bagian tersebut dirangsang, akan menghasilkan atau tepatnya membantu pencapaian orgasme pada wanita hingga 91 persen. Wow!

    Cara: Ambil posisi tengkurap dan mintalah suami atau pasangan untuk menekan bagian sakrum Anda. Bisa juga dengan memberikan pijatan ringan pada bagian tersebut. "Tekanan lembut dan ringan akan merangsang saraf sensitif wanita dan meningkatkan rasa panas di sekitar kelamin," ucap Michael Gach, Ph.D, pendiri Acupressure Institute, seperti dikutip Acupressure.Com.

  2. Puting buah dada (pada pria)
    Mengapa titik itu membangkitkan gairah?

    Alasan: Ternyata puting pria memiliki saraf perasa yang sama banyaknya dengan puting payudara wanita. Jika biasanya pria yang memainkan puting wanita ketika bercinta, sekarang cobalah sebaliknya.

    Cara: Cobalah mainkan jari-jemari Anda dengan lembut di sekitar daerah puting suami atau pasangan. Jika suami Anda merasa terangsang, lanjutkan dengan cubitan atau jepitan ringan dengan jari. Percayalah, pasangan Anda akan semakin bergairah karenanya.

  3. Jempol kaki (pada wanita)
    Mengapa titik itu membangkitkan gairah?

    Alasan: Tahukah Anda, jempol kaki wanita tanpa sadar akan ikut bergoyang jika terangsang ataupun orgasme? Hal ini karena adanya saraf perasa yang terhubung antara jempol kaki dengan alat kelamin. "Merangsang jempol kaki memang terbukti dapat menyebabkan orgasme pada sebagian wanita," ucap Johnson.

    Cara: Minta pasangan untuk mengulum jempol kaki Anda, sebuah jurus standar dalam bercinta. Bisa juga minta pasangan untuk menjepit sisi jempol kaki Anda dengan jemarinya sambil lakukan gerakan memijat lembut. Menurut penelitian, gerakan memijat pada daerah jempol kaki dapat berpengaruh pada organ kelamin wanita.

  4. Telapak kaki (pada pria)
    Mengapa titik itu membangkitkan gairah?

    Alasan: Titik rangsang pada telapak kaki tidak hanya dimiliki oleh wanita, tetapi juga pria. Menurut Michaels dan Johnson, telapak kaki merupakan bagian sensitif pada pria. Sensasi yang distimulasi dari telapak kaki akan secara alami meningkatkan gairah seks pria.

    Cara: Cobalah lakukan pijatan lembut di titik akupresur di telapak kaki suami Anda. Letaknya di sekitar jari-jari kaki, terutama jari ketiga (jari manis). "Memberikan tekanan lembut dan menahannya selama beberapa detik dapat meningkatkan rangsangan dari kaki menuju kelamin pria," tutur Gach. Cara lain, menggosok secara lembut telapak kaki suami atau pasangan Anda dengan telapak tangan atau bagian wajah. Karena itu, pastikan sebelum melakukan ritual ini, Anda dan pasangan sudah dalam keadaan bersih alias mandi supaya telapak kaki layak usap.

  5. Pusar (pada wanita)
    Mengapa titik itu membangkitkan gairah?

    Alasan: Pada wanita, pusar dan klitoris mempunyai banyak persamaan. Ketika masih dalam kandungan, keduanya tumbuh dari jaringan yang sama, sehingga keduanya terhubung oleh saraf yang sama ketika wanita sudah dewasa. "Kalau tidak percaya, coba saja mainkan jari Anda di pusar. Sensasinya akan terasa hingga kelamin Anda," ucap Johnson.

    Cara: Mintalah suami atau pasangan Anda untuk memainkan lidah ataupun jarinya hingga masuk ke dalam lekukan pusar Anda. Bisa juga dengan memintanya untuk mencium pusar Anda hingga dua atau tiga inci di bawah pusar. "Rangsangan tersebut akan mengenai tiga titik akupresur yang disebut energi laut, yang berhubungan dengan kepuasan dan kesuburan wanita," ujar Gach.

  6. Hidung (pada pria dan wanita)
    Mengapa titik itu membangkitkan gairah?

    Alasan: Selain bibir, hidung memiliki banyak sekali ujung saral yang sangat sensitif dibandingkan dengan bagian tubuh lain di wajah Anda. Ditambah lagi, hidung memiliki jaringan yang dapat menimbulkan gairah seksual jika dirangsang. Namun, hati-hati, merangsang daerah hidung dapat membuat Anda dan pasangan terkena penyakit flu ataupun gangguan hidung jika salah satu mengalami masalah dengan hidung. Karena itu, lakukan sentuhan ini jika Anda berdua benar-benar sehat alias bebas gangguan flu.

    Cara: Cobalah saling mengigit dengan lembut dan ringan ujung hidung pasangan. Bisa juga dengan saling menggosok, yang dikenal dengan ciuman ala Eskimo. Saling merangsang dengan cara ini dapat membuat salah satu atau Anda berdua tertular pilek. Namun, jika gairah sudah membakar, kemungkinan tidak akan terjadi.

6 Cara Bantu Wanita Capai Orgasme


InfoSehat - Tidak mudah memang bagi wanita mendapatkan kenikmatan klimaks saat bercinta. Hal itu pun terbukti karena menurut penelitian seperti dikutip dari Shaaditimes, hanya 25% wanita yang bisa mencapai orgasme saat berhubungan intim dengan pasangannya.

Membutuhkan proses yang perlahan mulai dari membangun mood hingga sentuhan agar wanita bisa bergairah dan akhirnya mampu orgasme. Ini dia enam teknik yang bisa wanita lakukan, agar lebih mudah dapatkan orgasme, seperti dikutip dari Good To Know.

1. Berlatih Memuaskan Diri Sendiri
Banyak anggapan bahwa masturbasi adalah perilaku seks yang menyimpang. Faktanya, masturbasi adalah hal yang sangat wajar terjadi pada pria maupun wanita. Seksolog Dr. Deidre seperti dikutip dari The Sun mengungkapkan, jika ada orang yang mengalami masalah untuk mencapai orgasme, biasanya mereka dianjurkan untuk mempelajari cara masturbasi. Hal itu dilakukan agar mereka tahu mengenai apa yang membuat mereka puas dan diharapkan dapat mengomunikasikan hal itu pada pasangan masing-masing.

Menurut sebuah penelitian, sekitar setengah dari wanita bahkan mengaku mendapatkan orgasme untuk pertama kalinya lewat masturbasi. Sediakan waktu Anda untuk mengeksplor titik-titik rangsang di tubuh Anda sendiri. Jangan hanya fokus pada Miss V, tapi sentuhlah beberapa bagian tubuh dan kenali, bagian mana yang paling memberikan kenikmatan saat disentuh. Setelah itu, komunikasikan dengan pasangan Anda.

2. Kencan Malam Hari
Sebelum bermesraan di tempat tidur, tak ada salahnya meluangkan waktu untuk makan malam romantis dan mengobrol bersama suami. Percaya atau tidak, membangun keintiman di luar kamar tidur juga bisa menjadi salah satu bentuk foreplay. Sentuhan lembut di lengan atau bisikan sensual di telinga saat berkencan bisa membantu Anda dan suami mendapatkan orgasme lebih mudah saat bercinta.

3. Berfantasi
Fantasi seks boleh saja dilakukan dalam sebuah hubungan pernikahan. Malah kalau pasangan tidak pernah berfantasi mereka bisa menghadapi kebosanan dalam bercinta. Kebosanan itu dapat menyebabkan Anda dan pasangan semakin menjauh. Penelitian menunjukkan, orang yang suka berfantasi jadi lebih nyaman dan bahagia saat bercinta. Mereka juga jadi lebih sering bercinta. Fantasi seks juga bisa membuat wanita orgasme.

4. Senam Kegel
Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang melakukan senam Kegel secara teratur, lebih mudah, lebih sering dan lebih intens mengalami orgasme. Senam Kegel berfungsi membantu wanita untuk menemukan otot pelvic (panggul) yang dipercaya bisa menambah kenikmatan dalam bercinta. Otot panggul merupakan otot yang digunakan untuk mengontrol keluarnya urin. Gerakan mengencangkan dan mengendurkan otot pelvic berkali-kali (kira-kira 25 kali) saat penetrasi seks bisa membantu wanita mencapai klimaks.

5. Posisi Bercinta
Ada posisi bercinta tertentu yang bisa membantu wanita meraih orgasme, salah satunya woman on top. Alasan yang pertama, saat berada di atas si dia, Andalah yang memegang kontrol dan bisa memastikan angle yang paling tepat untuk mencapai klimaks. Kedua, posisi ini akan menimbulkan stimulasi klitoris yang lebih maksimal dan ketiga, suami bisa lebih mudah meraba tubuh Anda dan menemukan titik rangsang yang tentunya akan membuat Anda semakin bergairah.

6. Komunikasi
Kalau Anda tidak bisa mengungkapkan apa keinginan Anda saat bercinta dengan suami, Anda tidak akan bisa menikmati aktivitas tersebut. Seks yang menyenangkan seharusnya membuat Anda dan pasangan merasa aman dan nyaman. Cobalah ungkapkan keinginan dan perasaan Anda sebelum bercinta. Tentu sangat tidak adil, kalau Anda berharap suami bisa membaca pikiran atau kemauan istrinya. Ingatlah, hubungan seks yang sehat berasal dari komunikasi yang sehat juga.

Sumber :  wolipop.com

Ibu Hamil Perlu Banyak Makan Pisang untuk Cegah Anemia


InfoSehat Anemia akibat kekurangan zat besi merupakan penyebab utama kematian ibu saat melahirkan. Untuk mencegah kejadian buruk ini, ibu hamil disarankan untuk banyak memakan pisang.

"Saat hamil, tubuh ibu membutuhkan banyak energi. Pisang adalah makanan terbaik karena mengandung vitamin yang diperlukan. Dua buah pisang cukup memenuhi asupan zat besi pasien anemia. Pisang juga mengandung asam folat yang mudah diserap janin melalui rahim," kata Kathleen Zelman, MPH, RD, direktur Nutrisi dan Klinik Penurunan Berat Badan WebMD seperti dilansir WebMD, Senin (12/3/2012).

Asam folat atau vitamin B9 adalah jenis vitamin B yang larut dalam air. Asam folat terkandung secara alami dalam makanan. Pada manusia, asam folat diperlukan untuk membuat asam nukleat dan hemoglobin dalam sel darah merah. Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan sel darah merah muda dan menyebabkan anemia.

Asam folat penting untuk perkembangan selubung saraf selama kehamilan yang membentuk otak dan sumsum tulang belakang. Kekurangan asam folat pada wanita hamil meningkatkan risiko kelahiran prematur, bayi dengan berat lahir rendah atau mengalami cacat pada selubung sarafnya.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengkonsumsi 0,4 mg asam folat setiap hari sebelum pembuahan dan awal kehamilan dapat mengurangi risiko melahirkan bayi cacat tabung saraf hingga 70%. Namun, jangan makan pisang berlebihan sebab satu buah pisang mengandung sekitar 85-100 kalori.

"Mual di pagi hari saat hamil merupakan tanda pertama kehamilan dan sering berlangsung hingga trimester pertama. Tetapi rasa sakit bisa terjadi setiap saat bukan hanya di pagi hari. Pisang yang juga diperkaya vitamin B6 dapat menenangkan asam lambung dan meningkatkan pencernaan," imbuh dr Zelman.

Satu buah pisang juga mengandung sekitar 467 mg kalium, dan ibu hamil perlu 2000 mg kalium setiap harinya. Diyakini bahwa kram kaki, salah satu gejala yang paling tidak menyenangkan selama kehamilan, dapat diredakan dengan meningkatkan asupan kalium.

"Anemia akibat kekurangan zat besi adalah masalah utama ibu hamil, terutama saat melahirkan anak, dan merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu saat melahirkan. Pisang yang kaya zat besi bisa berdampak besar pada pemecahan masalah anemia karena kekurangan zat besi," kata Profesor James Dale, direktur Pusat Tanaman Tropis dan Biocommodities di Queensland University of Technology.


6 Cara Memperbaiki Masalah di Tubuh Usai Melahirkan


InfoSehat - Setelah melahirkan, terjadi banyak perubahan pada tubuh perempuan. Masalah berat badan mungkin bisa ditangani dengan cepat dan mudah, tetapi masalah lainnya?

Berikut adalah keenam masalah yang terdapat pada tubuh perempuan setelah melahirkan dan bagaimana cara mengatasuinya, seperti dilansir parents.com, Rabu (25/1/2012).

1. Luka Bekas Operasi Caesar

Meskipun sebagian bekas luka memudar dalam satu atau dua tahun, bekasnya tidak pernah benar-benar hilang.

"Kunci untuk membuat bekas luka kurang terlihat adalah dengan cara menanganinya sedari awal," kata Debra Jaliman, MD, instruktur dermatologi klinis di Mount Sinai School of Medicine, di New York City.

Penelitian menunjukkan, bahan aktif dalam gel oles mederma yang terdiri dari ekstrak bawang merah, membantu menyusun kembali kolagen pada kulit dan menghaluskan bekas luka.

Gel ini aman digunakan saat sedang menyusui atau hamil dan paling efektif digunakan untuk bekas luka yang terjadi di bawah satu tahun, tetapi dapat meminimalkan bekas luka yang sudah ada selama delapan tahun.

Prosedur lain yang dilakukan di kantor doktor seperti perawatan laser dan suntikan steroid biasanya memberikan hasil yang lebih baik, lebih cepat, tetapi lebih mahal. Pelembab dapat membantu kulit terlihat lebih muda, dan pemijatan dapat melunakkan bekas luka baru. Namun, jangan menggunakan produk Vitamin E.

"Vitamin E tidak dapat mengubah kolagen kulit, juga tidak ada bukti bahwa vitamin yang dioleskan memiliki dampak apapun," kata Stephen Metzinger, MD, ahli bedah plastik di Rumah Sakit Anak, di New Orleans .

2. Payudara kendur

Selama kehamilan dan menyusui, hormon menyebabkan jaringan payudara semakin luas, dan kulit di sekitarnya melebar untuk mengakomodasi perubahan ini. Setelah itu, jaringan akan menyusut, tetapi kulit tidak lagi elastis.

"Meskipun bisa dikembalikan kekencangannya lewat operasi plastik, sebenarnya tidak harus menggunakan pisau bedah hanya untuk membuatnya sedikit kencang," kata Aron Kressel, MD, kepala bedah plastik di Rumah Sakit Metropolitan, di New York City.

"Berolahraga tidak akan meningkatkan ukuran bra, karena jaringan payudara adalah lemak, bukan otot. Tapi olahraga dapat mengubah otot-otot dada di sekitar payudara, membuatnya terangkat, dan membuat penampilan lebih segar," kata Courtney Barroll, pelatih pribadi di Klub Equinox Fitness, di New York City.

Beberapa latihan yang dapat dilakukan antara lain: push-up, mengangkat dada lalu berbaring telentang, pull-overs, dan penekanan pada dada.

Sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter sebelum melakukan olahraga setelah melahirkan. Jangan gunakan krim pengencang payudara, sebab tidak ada bukti krim tersebut dapat mengencangkan kulit atau mengembalikan elastisitasnya.

3. Melasma

Lebih dari 70% dari ibu hamil akan memiliki melasma atau 'topeng kehamilan', yaitu bercak gelap pada dahi, pipi, dan bibir atas yang sering memudar setelah melahirkan tetapi tidak hilang sepenuhnya. Bercak-bercak ini timbul akibat fluktuasi hormon ketika kehamilan.

Krim pemutih yang diresepkan dokter seperti steroid dan tretinoin, baik digunakan sendiri atau dalam kombinasi. Banyak pasien mengalami perbaikan dalam beberapa minggu. Namun krim ini dapat menyebabkan kemerahan sementara, kulit mengelupas dan kulit kering. Krim ini tidak boleh digunakan ketika sedang menyusui atau hamil.

Prosedur yang disebut glikolat bisa dilakukan di kantor dokter untuk membantu menghapus lapisan atas kulit. Produk kecantikan tanpa resep dokter yang mengandung hydroquinone 2 persen atau ekstrak licorice juga dapat mengurangi perubahan warna. Jangan lupa menggunakan tabir surya untuk mempertahankan hasilnya. Cara paling cepat adalah dengan menutupi noda menggunakan riasan atau make up.

4. Perut Menggemuk

Meskipun si jabang bayi sudah dilahirkan dengan selamat, tonjolan di sekitar perut tidak bergeming. Itu karena sebagian besar kulit dan otot masih melebar. Gerakan yang menargetkan otot yang membungkus sekitar perut, seperti sit-up, akan dapat membantu mengencangkan otot di sekitar perut.

Cara lain, cobalah posisi push-up, seimbangkan berat badan pada lengan. Tempatkan handuk di bawah kaki, dan saat menarik perut, geser lutut ke arah dada. Lakukan dua set 5-8 pengulangan, tiga kali seminggu. Lakukan sampai dengan tiga set.

5. Bekas Peregangan Kulit

"Bekas peregangan kulit di perut, pinggul, payudara atau bokong biasanya memerah dan kemudian menipis dalam waktu setahun. Banyak tidaknya bekas tersebut tergantung pada genetika dan seberapa cepat kenaikan berat badan. Semakin cepat ditangani, semakin besar kemungkinannya menghilang," kata David J Goldberg, MD, direktur penelitian laser di departemen dermatologi di Mount Sinai School of Medicine, di New York City.

Krim Retin-A dapat membantu menghilangkan bekas peregangan kulit ini. Retin-A membangun kolagen, mengencangkan kolagen yang rusak ketika kulit tertarik. Efek sampingnya adalah kulit kemerahan sementara, kulit terkelupas, dan kering.

Mikrodermabrasi, suatu prosedur dimana kristal kecil digunakan menghapus lapisan atas kulit dan merangsang produksi kolagen, dapat mengobati bekas peregangan yang lebih lama. Selain itu, FDA baru-baru menyetujui pengobatan laser untuk menambah pigmen sel kulit yang lebih tua, sehingga menyebabkan bekas peregangan kulit yang sudah lama dapat berbaur dengan kulit di sekitarnya.

6. Pembuluh Darah Melebar

Sebanyak 40% wanita hamil mengalami pelebaran pembuluh darah di dekat permukaan kulitnya atau varises, yang paling sering adalah di bagian betis dan paha.

"Faktor keturunan, hormon dan tekanan pada vena ketika kehamilan lah yang menyebabkan. Varises dapat membaik setelah melahirkan, tetapi tidak akan hilang sepenuhnya," kata Dr Masterson.

Prosedur yang diebut sclerotherapy dapat membantu, prosedurnya berupa menyuntik pembuluh darah vena yang terkena dengan larutan yang menyebabkan pembuluh menutup, kemudian memudar atau menghilang dalam waktu sekitar dua minggu.

Biasanya, diperlukan lebih dari satu sesi, dan disarankan untuk menunggu setidaknya enam bulan setelah melahirkan. Efek samping sementara antara lain berupa rasa menyengat di tempat suntikan, kram otot, dan kemerahan atau bintik-bintik coklat.


7 Vitamin yang Mempertajam Daya Ingat


InfoSehat - Lupa atau tidak ingat adalah sebuah kondisi yang hampir pernah dialami semua orang. Misalnya, saat menaruh handphone, kunci atau kacamata. Mungkin Anda menganggap hal ini sebagai suatu yang wajar. Tapi Anda perlu tahu bahwa "lupa" merupakan salah satu ciri yang menandakan berkurangnya kemampuan otak untuk mengolah memori.

Bagaimana mencegahnya? Cukup sederhana, yakni dengan mengonsumsi beberapa bentuk vitamin seperti yang disebutkan di bawah ini. Berikut adalah tujuh vitamin yang dapat membantu menyembuhkan sekaligus meningkatkan daya ingat Anda:

1. Vitamin E


Penelitian telah menunjukkan bahwa sifat antioksidan vitamin E dapat membantu melindungi sel-sel saraf di otak dari kerusakan. Ada juga bukti yang menunjukkan bahwa vitamin E dapat menjaga sel-sel saraf di otak dari kematian pasca serangan stroke. Vitamin E juga dipercaya membantu meningkatkan fungsi memori pada lansia. Tetapi sebelum mengonsumsi vitamin ini ada baiknya untuk melakukan konsultasi dengan dokter. Karena dosis tinggi vitamin E dapat mengganggu kerja dari obat untuk pembekuan darah.

2. Vitamin B6


Selain menjaga berbagai fungsi tubuh, vitamin B6 telah terbukti mampu meningkatkan daya ingat, disamping juga mendukung kesehatan otak. Penelitian menunjukkan bahwa asupan harian vitamin B6 dapat membantu meningkatkan memori dari waktu ke waktu, dan kemampuan otak dalam memproses informasi pada tingkat yang lebih cepat. Anda bisa mendapatkan sumber alami vitamin B6 dari ikan tuna, telur, wortel dan sayuran.

3. Vitamin B12


Penelitian telah menunjukkan bahwa vitamin B12 dapat menjaga kadar darah homocysteine pada tingkat yang sehat. Homosistein adalah senyawa asam amino penting yang dibutuhkan oleh otak manusia. Jika asam amino tidak dikelola dengan baik maka akan berpengaruh pada penurunan fungsi otak. Vitamin ini juga memiliki kemampuan untuk memperbaiki serat saraf otak. Daging sapi, hati, kerang dan ikan mengandung sejumlah besar vitamin B12.

4. Vitamin B9


Asam folat, juga dikenal sebagai vitamin B9 dapat membantu dalam produksi sel darah merah, yang memungkinkan seseorang untuk mendapatkan suplai oksigen ke otak lebih banyak. Vitamin ini juga telah terbukti dapat mengurangi risiko hilangnya memori yang berhubungan dengan proses penuaan. Sumber alami vitamin B9 bisa Anda dapatkan dari makan makanan yang terbuat dari biji-bijian, atau minum jus yang terbuat dari buah jeruk atau tomat.

5. Vitamin C


Sifat antioksidan vitamin C sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan memori Anda tetap terjaga. Sebuah penelitian terbaru telah menemukan korelasi antara masalah memori dan bayi yang menderita kekurangan vitamin C. Studi lain menemukan vitamin C memiliki sifat protektif terhadap masalah memori dan hilangnya kewaspadaan mental. Buah dan sayuran merupakan sumber yang sangat baik untuk vitamin C, terutama jeruk dan stroberi.

6. Vitamin D


Tubuh yang kekurangan vitamin D telah terbukti mengganggu kemampuan otak dalam merencanakan dan memproses memori. Riset menunjukkan bahwa tingkat penurunan vitamin D pada orang tua telah dikaitkan dengan hilangnya memori akibat proses penuaan. Anda dapat memenuhi kebutuhan vitamin D dari makarel, tuna dan makanan lain yang diperkaya dengan vitamin D.

7. Vitamin B3


Para ahli terlah menemukan bentuk tertentu dari vitamin B3 yakni Nikotinamida, yang diyakini mampu mengurangi gejala penyakit Alzheimer. Mengingat temuan ini baru diuji coba pada tikus, diperlukan pengujian klinis lebih lanjut untuk menentukan efek dari vitamin B3 pada manusia. Selain mengurangi risiko dan efek dari penyakit Alzheimer, vitamin B3 juga mengurangi risiko penyakit jantung dan menurunkan kolesterol LDL. Tuna, ayam, kalkun, salmon dan asparagus menyediakan sumber penting dari vitamin B3.


Sumber : symptomfind

Thursday, March 8, 2012

penyebab kegagalan anestesi lokal ( bius ) pada pasien.


Beberapa dari kita mungkin pernah mengalami kegagalan anestesi pada saat pencabutan atau perawatan gigi. Kegagalan anestesi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, hal ini tentu saja sangat merugikan kita. Tidak ada salahnya jika kita mengetahui beberapa faktor penyebab kegagalan anestesi.

1: Variasi Anatomi
Bius lokal selalu efektif jika disuntikkan di daerah anatomi yang tepat dan diberikan waktu yang cukup untuk bekerja. Bius bekerja dengan menghambat pasokan saraf ke daerah tertentu di bawah pengaruh obat. Namun pada beberapa orang ditemukan keadaan saraf yang tidak biasa, jadi cara umum yang digunakan oleh dokter gigi tidak akan bekerja dengan maksimal. diperlukan anestesi yang lebih untuk menanggulangi masalah ini dan disuntikkan ditempat yang berbeda untuk blok yang lebih maksimal terhadap gigi tersebut.
Anatomi yang tidak biasa ini bisa menjadi masalah dengan rahang bawah, karena disini dokter gigi menggunakan blok saraf sebagai lawan infiltrasi di rahang atas. hal ini karena saraf berjalan berbeda dirahang atas dan rahang bawah. Saraf gigi pada rahang bawah terdapat pada tulang padat sedangkan saraf pada rahang atas terdapat dipermukaan sebelum masuk ke gigi. Rahang atas lebih poreous yang berarti bahwa ketika anestesi disuntikkan di sebelah gigi, dapat terhubung dengan akar, membuat gigi akan mati rasa. Rahang bawah lebih padat dan suntikan di samping gigi biasanya tidak cukup untuk membuat gigi tersebut mati rasa.
Alasan beberapa orang tidak bisa dibius dengan baik pada rahang bawah adalah karena pembukaan kanal tersebut tidak berada di tempat biasa, jadi memerlukan metode yang berbeda dari biasa untuk mengatasi hal tersebut.

2. Kesalahan operator ( dokter gigi ) dalam pemberian anestesi.
Beberapa dokter gigi kadang mengalami kesalahan dalam menyintikkan bius. namun hal ini jarang menjadi masalah karena akan dilakukan tes terhadap daerah yang dibius, apa bila bius tidak bekerja dapat dilakukan injeksi ditempat yang berbeda. Sebagai pasien sebaiknya pada saat dokter gigi anda menanyakan apakah masih sakit jawab dengan jujur jangan ditahan atau menyepelekan rasa sakit pada saat di tes, karena akan sangat menggangu anda pada saat pencabutan atau perawatan gigi.


3. Pasien resisten terhadap obat yang diberikan.
Beberapa pasien yang resisten terhadap pengaruh obat bius lokal tertentu (misalnya lignocaine / lidokain), jawabannya adalah sederhana - menggunakan solusi LA berbeda.

4. Anxiety (bius lokal tidak bertahan lama atau terlalu cepat habis).
Ketika seseorang sangat stres atau cemas, anestesi lokal mungkin tidak bekerja seperti ketika Anda bersantai. Hormon-hormon yang berhubungan dengan kecemasan (seperti epinephrine alias adrenalin) dapat mencegah bius lokal bekerja dengan baik pada beberapa orang. Pengaruh anestesi lokal mungkin tertunda, atau mungkin terlalu cepat hilang.
Oleh karena itu lebih baik anada tidak cemas atau stres pada saat datang ke dokter gigi. Ingat dokter gigi bertujuan membantu anda bukan untuk membunuh anda ^^.

5. Adanya infeksi atau abcess.
Infeksi dapat mencegal bius lokal bekerja secara efektif jadi lebih baik pengobatan fokus kepada infeksi tersebut. Mungkin anda sering bertanya kenapa kalau gigi sakit ga boleh dicabut?? salah satu jawabannya adalah ini, bius tidak akan bekerja maksimal pada saat terjadi masalah pada gusi atau jaringan lunak.

sekian semoga membantu, kritik dan saran sangat diharapkan ^^.

Jangan takut ke dokter gigi ya ^^

Coklat dapat melindungi terhadap kerusakan gigi

Para peneliti telah menemukan bahwa coklat dapat mencegah kerusakan terhadap gigi. Hal ini begitu berhasil dalam memerangi pembusukan bahwa para ilmuwan percaya beberapa komponen yang mungkin satu hari ditambahkan untuk obat kumur atau pasta gigi.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti di Osaka University di Jepang menemukan bahwa bagian-bagian biji kakao, bahan utama cokelat, menggagalkan bakteri mulut dan kerusakan gigi.
Mereka menemukan bahwa biji kakao kulit - bagian luar dari kacang yang biasanya pergi ke limbah dalam produksi coklat - memiliki efek anti bakteri pada mulut dan dapat melawan secara efektif melawan plak dan agen merusak lainnya.
Pembusukan gigi terjadi ketika bakteri dalam mulut berubah menjadi asam, yang merusak di permukaan gigi dan menyebabkan karies.
Para ilmuwan Jepang menemukan coklat yang tidak terlalu berbahaya daripada banyak makanan manis yang lainnya, karena agen antibakteri pada biji kakao offset gula tingkat tinggi.
Setelah tiga bulan, penelitian ini menemukan bahwa angka dengan diet gula tinggi memiliki 14 lubang rata-rata dibandingkan dengan hanya enam rongga bagi mereka yang menerima kulit biji kakao dalam makanan mereka.
Para peneliti kini merencanakan untuk menguji temuan mereka pada manusia.
Berbicara kepada majalah New Scientist, Takashi Ooshima, dari Osaka University, mengatakan temuan mereka bisa mengarah pada pengobatan baru untuk kerusakan gigi.
"Dimungkinkan untuk menggunakan obat kumur CBH ekstrak, atau suplemen untuk sebuah pasta gigi."
Bahkan bisa dimasukkan kembali ke cokelat untuk membuat lebih baik untuk gigi, katanya
"Mereka tentu memiliki efek tapi kebersihan mulut yang baik, daripada banyak makan cokelat, adalah cara untuk gigi sehat yang baik."
Juru bicara British Dental Association mengatakan: "Jika memang benar bahwa cokelat tidak membantu mengurangi kerusakan gigi dan rongga yang hanya dapat menjadi hal yang baik, tetapi Anda harus ingat bahwa cokelat mengandung gula.
"Saran kami tetap sama: jika orang ingin makan permen manis dan minuman mereka harus membatasinya, dan mengunjungi dokter gigi secara teratur."


Oral Seks VS Kanker Mulut


Oral Seks Penyebab Kanker
Tahukah anda bahwa aktivitas oral seks bisa menyebabkan timbulnya kanker mulut? Sebuah penelitian dari The John Hopkins University School of Medicine scientists menyebutkan bahwa aktivitas oral seks merupakan salah satu cara berpindahnya human papillomavirus (HPV) yaitu virus penyebab terjadinya kanker servik dari servik ke mulut yang bisa menyebabnya munculnya kanker mulut.
Sebuah studi juga mengemukakan jumlah penderita kanker mulut setiap tahun nya semakin bertambah selama sepuluh tahun terakhir ini, bahkan melebihi penderita kanker testis dan kanker servik itu sendiri. Rata-rata penderita tersebut adalah mereka yang berusia dibawah 45 tahun dimana aktifitas seksual mereka sedang tinggi.
Pencegahan
Meski oral seks merupakan salah satu penyebab kanker mulut namun anda tak perlu terlalu khawatir, karena resiko terjangkitnya kanker mulut melalui seks oral masih terbilang rendah yaitu 1:10.000 orang. Sebaliknya rokok masih manjadi faktor utama menyebab kanker mulut disamping alkohol. Keduanya beresiko lebih tinggi 30 kali menyebabkan kanker mulut dibanding oral seks. Namun ada baiknya anda tetap waspada, tetap setia dan tidak bergant-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual merupakan cara terbaik menghindari diri anda dari kanker mulut. Cara lainnya adalah dengan terlebih dahulu memerikasaan diri anda dan pasangan ke klinik gigi dan gusi untuk melakukan tes STD atau pengecekan kesehatan mulut untuk memastikan bahwa anda atau pasangan tidak membawa virus HPV. Hal ini terutama dilakukan bagi pasangan yang hendak menikah.
Vaksinasi
Vaksinasi juga merupakan alternatif pencegahan terjangkitnya virus HPV, namun vaksinasi HPV hanya dilakukan untuk wanita terutama wanita muda, sementara bagi pria hanya bisa melakukan vaksinasi pencegahan kanker servik melalui suntikan yang dilakukan selama 6 bulan dengan biaya yang terbilang mahal.
Riwayat Seksual Pasangan
Tidak yakin dengan riwayat seksual pasangan kadang membuat anda tetap merasa tidak aman melakukan oral seks meski hasil tes menyatakan bahwa anda berdua tidak membawa virus HPV. Untuk itu tidak ada salahnya jika anda memakai pelindung atau kondom saat melakukan oral seks. Meski cara tersebut bukan cara menyenangkan bagi kehidupan seksual anda dan pasangan, namun play safe lebih baik dibanding pengobatan bukan?
Penanganan
Deteksi lebih dini terhadap kanker mulut dapat memperbesar tingkat keberhasilan pengobatan. Waspada jika terjadi luka disekitar membran mulut yang tak kunjung sembuh setelah tiga minggu, atau munculnya benjolan-benjolan kecil disekitar mulut berwarna merah dan putih. Segera hubungi dokter anda secepatnya jika anda mengalami indikasi terjangkitnya kanker pada mulut anda.

Wednesday, March 7, 2012

ULCER


ORAL ULCER
Secara umum, ulcer yang telah ada selama kurang dari 3 minggu termasuk akut, sedangkan yang bertahan lebih dari 3 minggu termasuk ulcer kronik. Ulcer akut adalah ulcer yang menunjukkan adanya infeksi akut dan peradangan akut. Daerah terkena menjadi bengkak dan hiperemi, dan dasarnya kotor. Mungkin dijumpai limfadenitis inguinal dan tanda serta gejala infeksi akut seperti demam, leukositosis dsb. Ulcer kronik lebih tenang, sedikit discharge, terdapat hiperkeratotik, dengan jaringan fibrosa yang padat dan dasar ulcer berwarna pucat tertutup jaringan granulasi yang tidak sehat. Ulcer tampak statis tanpa tanda-tanda menyembuh.
Solitary ulcers appearing in a first episode
Acute ulcer
Traumatic ulcers dan chemical/thermal burn
Traumatic ulcers dan perlukaan akibat zat kimia atau thermal biasanya memiliki sejarah yang jelas dan tidak terlalu sakit  dibandingkan aphthous ulcers. Traumatic ulcers terdiri atas dasar ulcer yang berwarna kuning dan dikelilingi oleh eritema dan hyperkeratosis. Selama pemeriksaan wawancara dengan pasien biasanya penyebab untuk mengidentifikasi kasus ini adalah penggigitan yang tidak disengaja (accidental biting) atau pemasangan gigi tiruan yang kurang baik. Ulcer ini sering kali mengenai permukaan lateral lidah, mukosa bukal, lipatan mukobukal dan bibir (lokasi-lokasi yang mudah tergigit ataupun terkena iritasi gigi tiruan). Sebagian besar jenis ulcer ini akan sembuh dalam waktu 3 minggu selama penyebab yang terlihat jelas dihilangkan.
Chronic ulcer
Traumatic ulcerative granuloma
Sewaktu-waktu, traumatic ulcer pada lidah mungkin tidak sembuh dan tetap ada hingga kemudian menjadi traumatic ulcerative granuloma dengan stromal eosinophilia. Ulcer ini merupakan kawah yang dalam dengan tepi yang meninggi dan mengeras yang dengan mudahnya dapat terlihat seperti keganasan. Eksisi yang incomplete dari ulcer ini dapat menuju kepada recurrence.
Differential diagnosis of solitary ulcers appearing in first episode:

Local factor infectious Immune mediated
acute Traumatic ulcer none None
Chemical burn

Thermal burn

chronic Squamous cell carcinoma Tuberculosis ulcer Chronic ulcerative stomatitis
Traumatic ulcerative granuloma Primary syphilis : chancre Wegner’s granulomatosis
Necrotizing sialometaplasia Deep fungal infection
Ulcerated bony sequestrum Cytomegalovirus infection
Differential diagnosis  of multiple ulcers appearing in a first episode:

Local factor infectious Immune mediated
acute none Primary herpetic gingivostomatitis Erythema multiforme

Hand-foot-mouth disease Reiter syndrome

herpangina Sweet’s syndrome

Acute necrotizing ulcerative gingivitis
chronic none none Contact mucositis

Differential diagnosis  of multiple ulcers appearing in a recurrent episode:

Local factor infectious Immune mediated
acute none Recurrent herpetic infection Minor/major aphthous ulcers



Bechet’s syndrome



MAGIC syndrome



PFAPA



TRAPS



Celiac disease



Crohn’s disease



Cyclic neutropenia



Erythema multiforme
chronic none HSV infection in immunocompromised patients Lichen planus



Mucous membrane pemphigoid



Pemphigus vulgaris
MAGIC : mouth and genital ulcers with inflamed cartilage
PFAPA : periodic fever, aphthous stomatitis, pharyngitis, and cervical adenitis
TRAPS : tumor necrosis factor receptor associated periodic syndrome
Multiple ulcers appearing in a first episode
Acute
Pasien dengan oral ulcers yang berhubungan dengan primary herpetic gingivostomatitis, herpangina, dan hand-foot-and-mouth disease memiliki symptom lain berdasarkan viral infection yang bersifat akut seperti fever, malaise, headache, dan sore throat.
Multiple ulcers appearing in a recurrent episode
Acute
Sebagian besar ulcer ini berupa RAS atau recurrent HSV ulcerasi. Ulcer tidak dibedakan dari RAS tejadi sewaktu-waktu sebagai reksi hipersensitif untuk obat-onat tertentu atau sebagai manifestasi dari penyakit sistemik seperti AIDS, BS, celiac disease, inflammatory bowel disease, dan PFAPA syndrome. Untuk masalah komplikasi, beberapa penyakit immunologi dan alergi menghasilkan oral ulcer yang seringkali sulit dibedakan dengan RAS. Untungnya, RAS mudah dibedakan dengan penyakit-penyakit ini dengan evaluasi riwayat dan klinis dengan cermat.
Kronik
Kelompok penyakit ini sering didiagnosa secara keliru selama berminggu-minggu smapai berbulan-bulan. Dalam penyakit rekuren, seperti misalnya lesi yang dijumpai pada pasien dengan stomatitis aftosa, pasien dapat mengalami ulserasi yang berkesinambungan dari mukosa mulutnya, akan tetapi masing-masing lesi akan sembuh dan akan terbentuk yang baru. Dalam kategori dari penyakit ini, lesi yang sama bisa terdapat selama berminggu-minggusampai berbulan-bulan. Penyakit yang utama dalam kelompok ini adalah pemhigus vulgaris, pemphigus vegetans, bullous pemphigoid, dan erosive liken planus.
Dapus :
Ball, Gene ; Bridges, S.Louis . 2008. Vasculitis. USA :Oxford University Press
Lynch, Malcolm, et all. 1992. Ilmu penyakit Mulut : Diagnosis dan Terapi. Jakarta: Binarupa Aksara


Tutorial Gigi Tiruan Sebagian Lepasan


PERTEMUAN I
PENGERTIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Didalam bidang kedokteran gigi istilah gigi tiruan/ dental prothetis meliputi
• Gigi tiruan sebagian lepasan/partial denture
• Gigi tiruan cekat/Fixed denture
• Gigi tiruan lengkap/Full denture
Definisi gigi tiruan sebagian
• Osborne (1925)
gigi tiruan sebagian adalah gigi tiruan yg menggantikan sebagian dari pada gigi asli yang hilang dan dapat dilepas sendiri oleh sang pasien dari mulutnya
• Applegate (1925)
gigi tiruan sebagian adlh suatu alat yg dapat dilepas menggantikan gigi asli yg hilang& memperoleh dukungan utama dr jaringan sadel dng suatu dukungan tambahan dr gigi asli yg masih tertinggal
• Mc.Cracken (1973)
suatu restorasi prostetic yn menggantikan gg asli yg hilang&bagian lain dr rahang yg tak bergg sebagian,mendapat dukungaan terutama dr jaringan dibawahnya & sebagian dr gg asli yg masih tertinggal dipakai sebagai gg pegangan /abutment
• Glossary of prosthodontics (1999)
GTS merupakan bag.prostodonsia yg menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dng gigi tiruan&didukung oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi-mukosa yang dipasang&dilepas oleh pasien
Akibat kehilangan gigi
• Migrasi dan rotasi
Hilangnya kesinambungan lengkung gg dpt menyebabkan pergeseran yaitu miring atau berputarnya gg sehingga tdk kuat menahan beban misalnya beban pengunyahan,hal ini dpt merusak srtuktur periodontal dan gigi mudah karises
• Erupsi berlebih
Pada gigi yg tertinggal akan mengalami erupsi berlebih kearah daerah gigi yg hilang
• Penurunan energi kunyah
Terutama pada kehilangan gigi posterior
• Ganguan pada TMJ
Kehilangan gigi terutama pada posterior dpt menyebabkan berubahnya tomporo mandibul joint
• Terganggunya kebersihan mulut
Pada kehilangan gigi terdapat celah antar gigi sehingga makanan dapat masuk,lama lama menimbulkan plak dan akhirnya karises
• Beban berlebih pada jaringan pendukung
Kehilangan gigi,maka jumlah gigi akan berkurang dan menyebabkan berkurangnya daya tahan terhadap tekanan dan oleh karena itu jaringan pendukung bebannya menjadi bertambah,hal ini menyebabkan kerusakan membran priodontal yang pada akhirnya menyebabkan gigi-gigi tarsebut menjadi goyah
• Kelainan berbicara
Labio dental adlh huruf yg diucapkan antara lidah dng gigi dpn atas.apabila kehilangan gigi depan maka huruf F,V,PH tidak dapat terucap dng baik.demikian juga pd huruf linguo-dental
• Penampilan buruk
• Atrisi/gigi erosi
• Pd pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan dapat menimbulkan efek:
1.Peningkatan akumulasi plak
Kurangnya kebersihan pd pemakai GTSL maka plak mudah menempel dan dpt terjadi inflamasi pada jaringan periodontal kemudian terbentuk poket juga resorbsi tulang alveolar berlebihan
2.Trauma langsung
pada gigi yg digunakan sebagai gigi pendukung / abutment, pembuatan klamer yg terlalu menekan gigi pendukung tersebut dapat merusak email
3.Distribusi gaya kunyah
Gaya fungsional disalurkan oleh GTS ke jaringan yg berkontak&berada dibawahnya.Pada GTS hubungan gigi gaya ini diteruskan ke tulang alveolae melalui ligmen periodontal oleh karna itu disterbusi dapat merata
4.Permukaan okusal
• adanya kontak oklusi yg prematur mengakibatkan:
A.Difungsi otot kunyah&wajah,bila pasien berusaha menghindari kontak dng cara mengubah pola gerak kunyahnya
B.Terjadinya peradangan mukosa&resorbsi tulang bawahnya
C.Kerusakan pada gigi atau jaringan periodontal
• Untuk menetralisir efek akibat pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan maka:
A.Dokter gigi,harus dapat mendesain gigi tiruan tersebut dengan benar dan tepat
B.Tehniker,harus bekerja sesuai intruksi dari perintah dokternya
C.Pasien,harus dapat menjaga pemeliharaan gigi tiruan dengan benar terutama kebersihan
PEMBAGIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
• Berdasarkan bahan yang dipakai untuk membuat
a.vulcanite denture -dibuat dari vulkanit
b.acrylic denture-dibuat dari akrilik
c.frame denture-dibuat dari logam
• Dilepas/tidak dapat dilepas
a.removable partil denture= GTS Lepasan
b.fixed denture/bridge= GTC
• Saat pemasangan
a.convesional-dipasang setelah gigi hilang
b.immediete-dipasang segera setelah gigi hilang / dicabut
• Jaringan pendukung
a.tooth borne-didukung oleh gigi
b.mucosa / tissue borne-didukung mukosa
c.mucosa and tooth-didukung gigi&mukosa
• Letak daerah tak bergigi / sadel
a.anterior tooth suported case
b.all tooth suported case
c.free and supotred case
• Memakai wing bagian bukal/labial atau tidak
A.open face:GTS yg dibuat tanpa gusi tiruan labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila
1.keadaan prosessus aleolaris masih baik
2.biasa pada gigi anterior
3.pasien mempunyai lebar mulut terlalu lebar
B.close face:GTS yg dibuat gusi tiruan bagian labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila
1.prosessus alveolaris telah mengalami absorbsi
2.perbaikan profil
TUJUAN/FUNGSI PEMBUATAN GTS ADALAH:
A.Mengembalikan fungsi estetik
Estetik adlh cab.dari filosofi yg berhubungan dng keindahan dlm alam.dasar2dr estetik adlh keindahan,keaslian,keharmonisan
Kosmetik adlh hny mementingkan keindahan sehingga kadang2berlebihan,tetapi kurang memikirkan keaslian dan keharmonisannya
dalam prosthodonsi yg perlu diperhatikanadlh estetik membuat gigi tiruan secara
1.Hygiene
2.Harmonis dengan gigi asli
3.Tidak boleh kelihatan palsu
B.Mengembalikan fungsi pengunyahan
Secara teori,apabila gigi posterior hilang menyebabkan pengunyahan kurang baik sehingga mengakibatkan pencernaan terganggu dan akhirnya timbul macam2 penyakit pencernaan
C.Mengembalikan fungsi bicara
Ada 2 golongan huruf yaitu:s
1.huruf hidup / vokal: A,I,U,E,O
2.huruf mati / kongsonan: B,C,D,F….dll
Alat bicara mempunyai 2 sifat:
1.sifat statis: gigi palatum
2. sifat dinamis: lidah,bibir,tali suara,mandibula
suara berawal dari laring-palatum-dan dibantu gigi gelligi shg terbentuk suara.Ruang resonansi berada dalam rongga mulut dan sinus maksilaris.
D.
NB: seperti biasa yang di dalam kotak itu tambahan ya teman2....

PERTEMUAN II
DIAGNOSIS BIDANG PROSTODONSI
Diagnosis
 adalah proses yg dilakukan untuk mengenali / mengetahui terdapatnya keadaan yg tidak wajar / alamiah dan meneliti adanya abnormalitas serta menetapkan penyebabnya
 diterapkan untuk membuat rencana perawatan
 Tujuan diagnosis :Untuk mengetahui keadaan à
1.Untuk dapat mempertahankan gigi-gigi yg ada
2.Memelihara jaringan pendukungnya
3.Menciptakan estetis yang harmonis dan memuaskan
 Cara diagnosis : evakuasi thd penderita (diskusi) à anamnesis à data diagnostik
ANAMNESIS :
 Yaitu riwayat yg lalu dari suatu penyakit atau kelainan berdasarkan ingatan penderita pd waktu dilakukan wawancara dan pemeriksaan medik/dental
 Macam anamnesis :
1. Ditinjau dari cara penyampaian à ada 2 macam
- Auto anamnesis : cerita mengenai keadaan penyakit disampaikan sendiri oleh pasien
- Allo anamnesis : cerita yang tidak disampaikan sendiri oleh pasien yg bersangkutan melainkan melalui bantuan orang lain ( pasien bisu, kesulitan bahasa,anak )
2. Ditinjau dari segi inisiatif penyampaian cerita :
- Anamnesis Pasif : pasien sendiri yang bercerita kepada si pemeriksa
- Anamnesis Aktif : pasien perlu dibantu pertanyaan dalam penyampaian ceritanya
HAL-HAL YG DITANYAKAN PADA PENDERITA :
1. Nama penderita ; perlu diketahui untuk :
- membedakan seorang penderita dg yg lainnya
- mengetahui asal suku atau rasnya, karena ras
berhubungan dg penyusunan gigi depan ( profil orang Eropa
lurus, sedang pada Asia cembung )
2. Alamat, untuk :
- menghubungi pasien bila terjadi sesuatu
- mengetahui latar belakang lingkungan hidup seorang pasien shg
dapat pula diketahui status sosialnya
3. Pekerjaan, untuk :
- keadaan sosial ekonomi pasien ( biasanya lebih tinggi lebih besar tuntutannta )
- melakukan modifikasi jenis perawatan yg mungkin diperlukan sehubungan dg
faktor jenis pekerjaan misal guru, artis
4. Jenis kelamin :
wanita : - lebih cenderung memperhatikan estetis
- bentuk gigi relatif lebih banyak lengkungan / membulat
Pria : - lebih cenderung membutuhkan protesa yg lebih kuat, sebab pria membutuhkan kekuatan mastikasi yg lebih besar
- bentuk gigi lebih besar menunujukan kejantanan
5. Usia , untuk menentukan bentuk, warna, ukuran gigi
usia muda : - lebih mudah dan cepat beradaptasi thd gigi tiruan
usia tua : - toleransi jaringan
- kesehatan mulut
- adaptasi lebih sulit
6. Waktu dan letak gigi yg terakhir dicabut/hilang à gts immediate

7. Pengalaman memakai gigi tiruan, adaptasi thd gigi tiruan baru:
a. Penderita yg pernah memakai gigi tiruan :
- adaptasi mudah
- sering membanding-bandingkan gts barunya dg yang pernah dipakai sebelumnya
b. Penderita yg belum pernah memakai gigi tiruan :
- belum mengetahui prosedur pembutan dan pemakaian gigi tiruan à perlu penjelasan [ pencetakan, penentuan gigitan, awal pemakaian yang sering menimbulkan rasa sakit itulah sebabnya penerangan yang diberikan menjadi penting sekali ]
8. Tujuan pembuatan gigi tiruan à lebih mementingkan pemenuhan faktor estetik atau fungsional ?
9. Kebiasaan / bad habid : - bruksisma à dianjurkan memakai gigi tiruan dimalam hari

10. Pemeriksaan status umum : DM, alergi, depresi mental, penyakit pendarahan
11. Pemeriksaan status lokal :
 Extra oral
- pembengkakan wajah
- Asimetri wajah
- jumlah gigi yg terlihat ketika pasien berbicara
- Besar kedua rahang sesuai / tidak ?
- Susunan gigi teratur / tidak ?
- bentuk muka
- profil
- mata
- hidung

- telinga
- bibir

 Intra oral
- keadaan umum :
1. OH [ plak, kalkulus, stain = baik, sedang, buruk]
2. Mukosa mulut
3. Frekwensi karies
4. Status gigi [ goyah, migrasi, malposisi]
5. Ro foto :
- Melihat/ memeriksa struktur tulang yg akan menjadi pendukung
- melihat bentuk , panjang, jumlah akar
- melihat kelainan bentuk pd residual ridge
- sisa akar
- keadaan vitalitas gigi
- keadaan kelainan periapikal
- berhubungan dg penentuan gigi pegangan
6. Oklusi
7. Artikulasi [ untuk mengetahua adanya hambatan oklusi]
8. Vestibulum
9. Frenulum
10. Kelainan gigi [ jumlah, warna, bentuk]
11.Macam gigi [ sulung, permanen]
12. Proc alveolaris
13. Bentuk palatum [ huruf U = menguntungkan karena stabilitas ,,, huruf V]
14. Torus palatinus [ dibebaskan ]
15. Lidah
Pertemuan III
KLASIFIKASI GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Endang Wahyuningtyas
1. KLASIFIKASI DAERAH YANG TIDAK BERGIGI :
Maksud utama pembuatan klasifikasi untuk rahang yang sebagian giginya sudah hilang adalah: agar dokter gigi dapat berkomunikasi sejelas mungkin tentang keadaan rongga mulut yang akan dibuatkan gigi tiruan
Dasar klasifikasi :
1.Berdasarkan sadel/daerah yang tidak bergigi, klasifikasi menurut:
a. Kennedy
b. Swenson
c. Austin Lidge
d. Applegate Kennedy
2.Berdasarkan Retainer, klasifikasi menurut: a. Miller
b. Cummer
• Sadel :
Bagian dari prosessus alveolaris yang telah kehilangan gigi
• Tipe sadel :
1. Sadel ujung bebas/Free end Sadel
2. Sadel tertutup / Bounded sadel
Klasifikasi Kennedy
Syarat:
1. Klasifikasi hendaknya dibuat setelah semua pencabutan gigi selesai dilaksanakan atau gigi yang diindikasikan untuk dicabut selesai dicabut
2. Bila gigi M3 hilang dan tidak akan diganti, gigi ini tidak termasuk dalam klasifikasi.
3. Bila gigi M3 masih ada dan akan digunakan sebagai pengganti, gigi ini dimasukkan klasifikasi
4. M2 hilang tidak akan diganti jika antagonisnya sudah hilang.
5. Bagian tidak bergigi paling posterior menentukan Klas utama dalam klasifikasi.
6 Daerah tidak bergigi lain daripada yang sudah ditetapkan dalam klasifikasi masuk dalam modifikasi dan disebut sesuai dengan jumlah daerah atau ruangannya.
7. Banyaknya modifikasi ditentukan oleh banyaknya ruangan yang tidak bergigi.
8. Tidak ada modifikasi pada klasifikasi Kennedy Klas IV.
Klasifikasi Kennedy ada 4 Klas :
Kelas I
Daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada dan berada pada kedua sisi rahang / Bilateral Free End
Kelas II
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian posterior gigi yg ada, pd 1 sisi rahang/unilateral free end.
Kelas III
Daerah yang tidak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada dibagian posterior.
Kelas IV
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian anterior dan melewati garis tengah rahang/median line. Untuk kelas ini tidak ada modifikasi

KLASIFIKASI APPLEGATE - KENNEDY
Kelas I
a. Daerah yang tidak bergigi sama dengan klasifikasi Kennedy.
b. Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun kehilangan gigi.
c. Secara klinis dijumpai:
1. Derajat resorbsi residual ridge bervariasi.
2. Tenggang waktu pasien tidak bergigi akan mempengaruhi stabilitas gigi tiruan yang akan dipasang.
3. Jarak antar lengkung rahang bagian posterior biasanya sudah mengecil.
4. Gigi asli yang masih tinggal sudah migrasi ke dalam berbagai posisi.
5. Gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat
6. Jumlah gigi yang masih tertinggal bagian anterior umumnya sekitar 6 10 gigi.
7. Ada kemungkinan dijumpai kelainan sendi temporomandibula.
Indikasi pelayanan prostodonsia: Gigi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan perluasan basis distal

Kelas II
Daerah tidak bergigi sama dengan kelas II
Secara klinis dijumpai keadaan :
1.Resorbsi tulang alveolar terlibat lebih banyak
2.Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur.
3.Ekstrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi antagonis.
4.Pada kasus ekstrim karena tertundanya pembuatan gigi tiruan untuk jangka waktu tertntu karena perlu pencabutan satu atau lebih gigi antagonis.
5.Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan sendi
temporomandibula.
Indikasi pelayanan prostodonsia: Gigi tiruan sebagian lepasan disain bilateral perluasan basis distal.

Kelas III
Keadaan tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga, tidak lagi mampu memberi dukungan kepada gigi tiruan secara keseluruhan.
Secara klinis dijumpai keadaan:
1. Daerah tidak bergigi sudah panjang.
2. Bentuk dan panjang akar gigi kurang memadai
3. Tulang pendukung mengalami resorbsi cervikal dan atau disertai goyangnya gigi secara berlebihan.
4. Beban oklusal berlebihan
Indikasi pelayanan prostodonsi; Gigi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dengan desain bilateral.

• Kelas IV
• Daerah tidak bergigi sama dengan klas IV Kennedy.
• Pada umumnya untuk klas ini dapat dibuat gigi tiruan sebagian lepasan bila:
1. Tulang alveolar sudah banyak hilang, seperti pada kasus akibat trauma
2. Gigi harus disusun dengan "overjet" besar, sehingga dibutuhkan banyak gigi pendukung.
3. Dibutuhkan distribusi merata melalui lebih banyak gigi penahan, pada pasien dengan daya kunyah besar.
4.Diperlukan dukungan danretensi tambahan dari gigi penahan
5.Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk memenuhi faktor estetik
• Indikasi pelayanan Prosthodontic Klas IV :
a) Geligi tiruan cekat, bila gigi gigi tetangga masih kuat
b) Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan dukungan gigi atau jaringan atau kombinasi.
c) Pada kasus meragukan sebaiknya dibuat GTSL
• Kelas V
• Daerah tak bergigi paradental, dimana gigi asli anterior tidak dapat dipakai sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunyah
• Kasus seperti ini banyak dijumpai pada rahang atas karena gigi caninus yang dicabut karena malposisi atau terjadinya kecelakaan
• Gigi bagian anterior kurang disukai sebagai gigi penahan, biasanya karena salah satu alasan berikut ini :
1. daerah tak bergigi sangat panjang
2. daya kunyah pasien berlebihan
3 bentuk atau panjang akar gigi penahan kurang memadai
4 tulang pendukung lemah
penguatan dengan splin tidak diharapkan, dan sekalipun dilakukan tetap tidak memberikan dukungan yang memadai, tetapi tetap dirasakan perlunya mempertahankan geligi yang masih tinggal ini
• Indikasi pelayanan Prosthodontik kelas V:
Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan prinsip basis berujung bebas tetapi di bagian anterior.
• Kelas VI
• Daerah tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangga gigi asli dapat dipakai sebagai gigi penahan. Kasus seperti ini sering kali merupakan daerah tak bergigi yang terjadi pertama kalinya dalam mulut
• Biasanya dijumpai keadaan klinis :
1. daerah tak bergigi yang pendek
2. bentuk atau panjang akar gigitetangga memadai sebagai pendukung penuh
3. sisa processus alveolaris memadai
4. daya kunyah pasien tidak besar
• Indikasi pelayanan prosthodontik kelas VI
• a) geligi tiruan cekat
• b) geligi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dan desain unilateral (protesa sadel)
• Pemilihan geligi tiruan lepasan dalam hal ini didasarkan pada:
1. usia pasien masih muda
2. mencegah ekstrusi gigi antagonis
3. pulpa gigi masih lebar
4. kesehatan pasien tak memungkinkan dilakukannya preparasi segera
5. kendala waktu untuk pembuatan gigi tiruan cekat
6. pasien menolak pembuatan geligi tiruan cekat
7. keadaan sosial ekonomi pasien tak menunjang
• Selain ke enam kelas tersebut di atas, klasifikasi Aplegate Kennedy mengenai juga modifikasi untuk daerah tak bergigi tambahan.
• Bila tambahan ini terletak di anterior, maka disebut kelas.... modifikasi A
• Pada penambahan yang terletak di posterior, sebutan menjadi kelas ... modifikasi P.
• Untuk penambahan ruangan yang lebih dari satu, dimuka huruf petunjuk modifikasi. Diberi tambahan angka arab sesuai jumlahnya.
Contoh : Kelas II Modifikasi 2A (atau 1P atau 2A dan 3P dan seterusnya).

KLASIFIKASI SWENSON
• Pada dasarnya sama dengan klasifikasi Kennedy
Kelas I : Unilateral free end
Kelas II : Ujung bebas bilateral/ Bilateral free end
Kelas III : Bounded sadle
Kelas IV : Anterior tooth supported
KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV
KLASIFIKASI AUSTIN DAN LIDGE
Lebih sederhana karena pengklasifikasiannya berdasarkan wilayah daerah gigi yang hilang.
a) Daerah gigi yang hilang anterior A
b) Daerah gigi yang hilang posterior: P
• Pada masing masing derah tersebut dibagi 2 lagi, dengan batas median line.

KLASIFIKASI BERDASARKAN LETAK KLAMER
• Klasifikasi ini didasarkan pada letak klamer.
Kelas I Miller :
Menggunakan 2 klamer, dengan letak klamer harus berhadapan dan tegak lurus dengan median line
Kelas II Miller
• Memakai 2 klamer, diagonal dimana garis fulkrum melewati median line.
• Median line dengan lokasi fulkrum tegak
lurus.
Kelas II Miller
• Memakai 2 klamer, diagonal dimana garis fulkrum melewati median line.
• Median line dengan lokasi fulkrum tegak
lurus.
Kelas III Miller
• Menggunakan 3 klamer, letak klamer sedemikian rupa sehingga bila ditarik akan berbentuk segitiga yang letaknya kira kira ditengah protesa.
Kelas IV Miller
 Memakai 4 klamer, bila dihubungkan dengan garis membentuk segiempat dan terletak ditengah tengah protesa.

Klasifikasi Cummer
1 Kelas I
protesa dengan 2 retensi (klamer) direct, letaknya diagonal, berorientasi pada frame protesa
2 Kelas II
protesa dengan 2 retensi direct, letak berhadapan, bila dihubungkan membentuk garis tegak lurus pada median line.
3 Kelas III
protesa dengan 2 atau lebih retensi direct, letak pada 1 sisi/bidang.
4 Kelas IV
protesa dengan 3 4 klamer, bila dihubungkan dengan gads membentuk segi empat dan berada di tengah protesa.


Permalink

GTSL PROSTO


Gigi Tiruan Sebagian Lepasan I. PENDAHULUAN
Gigi tiruan sebagian adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengembalikan beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama adalah jaringan lunak di bawah plat dasar dan dukungan tambahan dari gigi asli yang masih tertinggal dan terpilih sebagai gigi pilar. Restorasi prostetik ini sering disebut juga Removable Partial Denture (Applegate, 1960).
Kehilangan atau tidak adanya gigi baik sebagian atau seluruhnya akan menimbulkan berbagai gangguan pada orang tersebut. Oleh sebab itu sebaiknya segera dibuatkan gigi tiruan pengganti.
Akibat-akibat yang timbul karena hilangnya gigi dalam jangka waktu yang lama dan tidak segera dibuatkan gigi tiruan pengganti adalah :
1.Pada gigi asli yang hilang dapat terjadi penurunan efisiensi kunyah, gangguan fungsi bicara, memperburuk penampilan.
2.Pada gigi asli yang masih tertinggal dapat terjadi drifting yaitu bergeraknya gigi tetangga ke daerah yang tak bergigi, erupsi gigi antagonis yang berlebihan.
3.Gangguan pada sendi temporomandibular
4.Terbentuknya poket gingiva pada gigi miring dan berlanjut menjadi poket periodontal.
5.Resesi gingiva akibat kurang stimulasi
6.Beban berlebihan pada jaringan pendukung
7.Terjadi ketidaksesuaian oklusi dan terbentuk ruang yang memudahkan terjadinya impaksi makanan
8.Kebersihan mulut terganggu
9.Trauma periodontal akibat gigi yang miring
10.Efek terhadap jaringan lunak di dalam mulut
11.Bila gigi yang hilang cukup banyak dapat mengakibatkan perubahan TMJ
12.Pada kasus kehilangan gigi anterior dapat menimbulkan rasa malu dan rendah diri karena estetis menjadi berkurang serta kurang sempurnanya pengucapan beberapa huruf.
Tujuan Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian adalah :
1.Mengembalikan fungsi pengunyahan
2.Mengembalikan fungsi estetis
3.Mengembalikan fungsi bicara
4.Membantu mempertahankan gigi yang masih tertinggal
5.Memperbaiki oklusi
6.Meningkatkan distribusi beban kunyah
7.Mempertahankan jaringan lunak mulut yang masih ada agar tetap sehat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan GTS adalah :
1.Gigi tiruan tersebut harus tahan lama
2.Gigi tiruan tersebut harus dapat mempertahankan dan melindungi gigi yang masih ada serta jaringan yang sekitarnya.
3.Gigi tiruan tersebut tidak boleh merugikan pasien dalam bentuk apapun
4.Gigi tiruan tersebut harus mempunyai konstruksi dan desain yang harmonis.
Keberhasilan pembuatan GTS sangat tergantung pada peran serta pasien untuk mau dan dapat beradaptasi dalam pemakaiannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Indikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Indikasi pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan adalah sebagai berikut :
1.Hilangnya satu gigi atau lebih.
2.Gigi yang masih tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai gigi abutment.
3.Keadaan processus alveolaris masih baik.
4.Oral hygiene pasien baik.
5.Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan.
B.Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
GTSL dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan beberapa hal, yaitu :
1.Berdasarkan jaringan pendukungnya
a.GT dukungan mukosa, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari jaringan mukosa.
b.GT dukungan gigi, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari gigi asli.
c.GT dukungan mukosa dan gigi, yaitu gigi tiruan yang mendapat dukungan dari mukosa dari gigi asli.
2.Berdasarkan saat pemasangannya :
a.Immediate prothesa, dipasang segera setelah pencabutan
b.Conventional prothesa, dibuat setelah gigi lama dicabut
3.Berdasarkan ada tidaknya wing
a.Open face denture, tanpa wing pada bagian bukal dan labial, biasanya untuk anterior.
b.Close face denture, memakai wing pada bagian bukal, biasanya untuk posterior.
4.Pembagian gigi tiruan sebagian berdasarkan bahan yang digunakan menurut Soelarko dan Wachijati (1980) adalah :
a.Frame denture
Frame denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri dari kerangka logam tuang dan bagian sadel terdiri dari akrilik serta elemen gigi tiruan.
b.Acrylic denture
Acrylic denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang basisnya terdiri dari akrilik serta elemen gigi tiruan.
c.Vulkanite denture
Vulkanite denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri dari karet yang dikeraskan sebagai basis gigi tiruan serta elemen gigi tiruan.
Kennedy (1923) mengklasifikasikan GTSL, berdasarkan letak sadel dan free end:
Klas I Adanya ujung bebas pada dua sisi (bilateral free end), mempunyai daerah tanpa gigi di belakang gigi yang tertinggal pada sebuah sisi rahang.
Klas II Adanya ujung bebas pada satu sisi (unilateral free end), mempunyai daerah tanpa gigi di belakang gigi yang tertinggal pada satu sisi rahang saja.
Klas III Bila tidak ada ujung bebas (free end), mempunyai gigi yang tertinggal di bagian belakang kedua sisi.
Klas IV Adanya letak sadel pada gigi anterior dan melewati median line. Bila terdapat daerah tidak bergigi tambahan oleh Kennedy disebut sebagai modifikasi, kecuali klas IV tidak ada modifikasi.
Miller Mengklasifikasikan Berdasarkan Letak Cangkolan
Klas I Ada dua cangkolan yang lurus berhadapan dan tegak lurus median line
Klas II Ada dua cangkolan yang letaknya diagonal
Klas III Ada tiga cangkolan yang membentuk segitiga di tengah prothesa bila dihubungan dengan garis.
Klas IV Ada empat cangkolan yang membentuk segi empat di tengah prothesa bila dihubungan dengan garis.
Cummer Mengklasifikasikan berdasarkan letak cangkolan
Klas I Diagonal, yang menggunakan 2 buah cangkolan berhadapan diagonal
Klas II Diametric, yang menggunakan 2 cangkolan yang berhadapan tegak lurus
Klas III Unilateral, cangkolan terletak pada satu sisi rahang
Klas IV Multilateral, cangkolan dapat berupa segitiga maupun segiempat
C.Bagian-Bagian Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Menurut Austin dan Lidge (1957), gigi tiruan kerangka akrilik terdiri atas beberapa komponen, yaitu :
1.Konektor Utama
Merupakan bagian dari GTSL yang menghubungkan komponen-komponen yang terdapat pada satu sisi rahang dengan sisi yang lain atau bagian yang menghubungkan basis dengan retainer.
Fungsi konektor utama adalah menyalurkan daya kunyah yang diterima dari satu sisi kepada sisi yang lain.
Syarat konektor utama adalah rigid, tidak mengganggu gerak jaringan, tidak menyebabkan tergeseknya mukosa dan gingiva, tepi konektor utama cukup jauh dari margin gingiva, tepi dibentuk membulat dan tidak tajam supaya tidak menganggu lidah dan pipi.
Konektor utama dapat berupa bar atau plate tergantung lokasi, jumlah gigi yang hilang, dan rahang mana yang dibuatkan. Pada rahang atas dapat berupa single palatal bar, U-shaped palatal connector, antero-posterior palatal bar dan palatal palate. Pada rahang bawah dapat berupa lingual bar dan lingual plate.
2.Konektor minor
Konektor minor merupakan bagian GTSL yang menghubungkan konektor utama dengan bagian lain, misalnya sandaran oklusal. Biasanya diletakkan pada daerah embrasur gigi dan harus berbentuk melancip ke arah gigi penyangganya.
Fungsi konektor minor adalah meneruskan tekanan oklusal / beban oklusi ke gigi peganggan, membantu stabilisasi dengan menahan gaya pelepasan, menghubungkan bagian-bagian GTS dengan konektor utama, menyalurkan efek penahan, sandaran dan bagian pengimbangan kepada sandaran serta mentransfer efek retainer/klamer serta komponen gigi lain ke gigi tiruan.
3.Sandaran / rest
Merupakan bagian GTSL yang bersandar pada permukaan gigi penyangga dan dibuat dengan tujuan memberikan dukungan vertikal pada prothesa. Sandaran dapat ditempatkan pada permukaan oklusal gigi posterior (sandaran oklusal) atau pada permukaan lingual gigi anterior (sandaran incisal). Preparasi tempat sandaran ini disebut rest seat.
Fungsi sandaran / rest :
a.Menyalurkan tekanan oklusal dari gigi tiruan ke gigi pegangan
b.Menahan lengan cengkeram tetap pada tempatnya
c.Mencegahnya lengan cengkeram mekar/terbuka akibat tekanan oklusal.
d.Mencegah ekstrusi gigi pegangan
e.Mencegah terselipnya sisa makanan
f.Menyalurkan sebagian gaya lateral ke gigi pegangan
g.Memperbaiki oklusi
h.Sebagai retensi tidak langsung
i.Dapat sebagai splint dan mencegah kerusakan jaringan periodontal
4.Direct Retainer
Merupakan bagian dari cangkolan GTS yang berguna untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara langsung. Direct retainer ini dapat berupa klamer/cengkeram dan presisi yang berkontak langsung dengan permukaan gigi pegangan. Ciri khas cangkolan tuang oklusal adalah lengan-lengannya berasal dari permukaan oklusal gigi dan merupakan cangkolan yang paling sesuai untuk kasus-kasus gigi tiruan dukungan gigi karena konstruksinya sederhana dan efektif.
Fungsi direct retainer adalah untuk mencegah terlepasnya gigi tiruan ke arah oklusal. Prinsip desain cangkolan yaitu pemelukan, pengimbangan, retensi, stabilisasi, dukungan, dan pasifitas.
Macam-macam cangkolan menurut Ney, yaitu : Akers clasp, Roach clasp, kombinasi Akers-Roach, Back Action clasp, Reverse back Action clasp, Ring clasp, T clasp, I clasp, dan Compound clasp / Embrasure clasp.
5.Inderect Retainer
Inderect Retainer adalah bagian dari GTS yang berguna untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara tidak langsung. Retensi tak langsung diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan dari garis fulkrum tempat gaya tadi bekerja. Retensi itu dapat berupa lingual bar atau lingual plate bar.
6.Basis landasan
Basis adalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bagian untuk mengganti jaringan alveolaris yang hilang dan tempat melekatnya anasir gigi tiruan.
Fungsi basis :
a.Sebagai pondasi utama gigi tiruan
b.Melanjutkan tekanan oklusal ke jaringan pendukung
c.Menunjang kebersihan dan perbaikan estetis
d.Memberikan stimulasi jaringan dibawahnya terutama kasus tooth borne.
e.Memberikan retensi dan stimulasi.
Keuntungan basis gigi tiruan kerangka akrilik: penghantar termis, ketepatan dimensional, kebersihan terjamin, kekuatan maksimal, dengan ketebalan minimal.
7.Gigi tiruan pengganti
Merupakan bagian GTS yang berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan gigi yaitu : ukuran, bentuk, warna, dan bahan.
Faktor- faktor yang juga perlu diperhatikan dalam mendesain GTS :
1.Retensi
Merupakan kemampuan GTS dalam melawan gaya pemindah yang cenderung melepaskan GTS ke arah oklusal.
2.Stabilisasi
Merupakan kemampuan GTS untuk menahan gaya yang cenderung menggerakkan gigi tiruan dalam arah horizontal. Stabilisasi ini sangat tergantung pada garis retensi yang dibuat pada gigi pegangan, dan dapat berupa aktivitas otot saat berbicara, mastikasi, tertawa, batuk, bersin dan gravitasi untuk rahang atas.
3.Estetika
Penempatan cangkolan harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam posisi apapun. Selain itu gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk tiap pasien. Hal ini meliputi warna gigi, posisi dan inklinasi tiap gigi, gingival contouring harus sesuai dengan keadaan pasien dan perlekatan gigi di atas ridge.
III. LAPORAN KASUS
A.IDENTIFIKASI PASIEN
Nama Pasien : Ismarni
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Parak jambu indah. Tg. Hitam
Tanggal Pemeriksaan : 09 Juni 2009
B.PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Motivasi : Datang untuk membuat gigi tiruan.
CC : Merasa terganggu dan kesulitan untuk mengunyah makanan karena hilang gigi belakang.
PI : Keadaan tersebut dirasakan sejak 1 tahun yang lalu.
PDH : Pernah dicabut giginya dan tanpa komplikasi
PMH : Tidak menderita penyakit sistemik dan tidak alergi obat-obatan
PH : Ayah : Sehat tidak menderita penyakit sistemik
Ibu : Sehat tidak menderita penyakit sistemik
C.PEMERIKSAAN OBJEKTIF
General Jasmani : sehat
Rohani : komunikatif dan kooperatif
Lokal :
EO : Wajah : Simetris IO : Palatum : Normal
Pipi : Simetris Mukosa : Normal
Bibir : Simetris Gingiva : Normal
TMJ : Normal Lidah : Normal
Formula gigi
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Diastema

Calc/Stain : -/-
7 6 6 7 : Missing : Pro Prostho

D.KLASIFIKASI : Rahang Bawah : Klas I Kennedy
E.TAHAP-TAHAP PEMBUATAN DESAIN KERANGKA AKRILIK
Tahap I : Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel)
RB : Klas I Kennedy
Tahap II : Menentukan macam-macam dukungan dari setiap sadel :
RB, dukungan mukosa dan gigi
Tahap III : Menentukan macam retainer
Direct retainer
RB : Cangkolan 2 jari pada gigi 5 5
Indirect retainer
Perluasan basis pada daerah anterior ( Cingulum ) dan posterior ( retromolar pad )
Tahap IV : Menentukan macam konektor
RB : Basis akrilik lingual

F.DESAIN GIGI LEPASAN KERANGKA LOGAM
Rahang Bawah
Keterangan RB :
1.Konektor mayor
2.Konektor minor
3.Elemen Gigi Tiruan
4.Gigi asli
5.Basis
6.Mesio Distal Clasp
7.Ring Clasp
8.Half and half clasp
G.TAHAP-TAHAP PEMBUATAN DESAIN KERANGKA LOGAM
Tahap I : Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel)
RB : Klas I Kennedy
Tahap II : Menentukan macam-macam dukungan dari setiap sadel :
RB, dukungan mukosa dan gigi
Tahap III : Menentukan macam retainer
Direct Retainer
RB : Double Akers clasp pada gigi 5 5
Indirect retainer
Lingual bar
Tahap IV : Menentukan macam konektor
RB : Lingual bar
H.SKEMA TAHAP RENCANA PERAWATAN
Tahap Klinis
Tahap Laboratoris
I.Mencetak Anatomis
II.Mencetak fisiologis
III.Try in base plate akrilik
IV.Bite rim RA dan RB try in, chek overbite, overjet,oklusi, estetis, fonetik, retensi, dan stabilisasi.
V.Preminari Insertion, Check
Oklusi
Retensi
Stabilisasi
Remounting/pemasangan gigi tiruan
Instruksi pasien
VI.Kontrol, lakukan
Pemeriksaan subyektif
Pemeriksaan obyektif
Final remounting
1.Pembuatan studi model
2.Sendok cetak individu
3.Pembuatan work model
4.Survey model
5.Membuat cangkolan
6.Pembuatan basis malam
7.Pembuatan basis akrilik
8.Model ditransfer ke articulator
9.Penyusunan gigi anterior atas dan bawah
10.Penyusunan gigi posterior atas dan bawah
11.Proses pembuatan akrilik sampai polis, GTSL siap di pasang
IV. PROSEDUR KERJA DAN RENCANA PERAWATAN
A.Kunjungan Pertama
1.Anamnesa Indikasi
2.Membuat Studi Model
a.Alat : Sendok cetak nomor dua
b.Bahan Cetak : Hyidrokoloid Irreversible (alginat)
c.Metode Mencetak : Mucostatik
Posisi operator : RB : di kanan depan pasien
Posisi pasien : RB : pasien duduk tegak dan bidang oklusal sejajar lantai posisi mulut setinggi siku operator.
d.Cara mencetak
Mula-mula dibuat adonan sesuai dengan perbandingan P/W yaitu 3:1, setelah dicapai konsistensi yang tepat dimasukkan ke dalam sendok cetak dengan merata, kemudian dimasukkan ke dalam mulut pasien dan tekan posisi ke atas atau ke bawah sesuai dengan rahang yang dicetak. Di samping itu dilakukan muscle triming agar bahan cetak mencapai lipatan mukosa. Posisi dipertahankan sampai setting, kemudian sendok dikeluarkan dari mulut dan dibersihkan dari saliva. Hasil cetakan diisi dengan stone gips dan di-boxing.

B.Kunjungan Kedua
1.Membuat work model
a.Alat : sendok cetak fisiologis
b.Bahan cetak : hyidrokoloid irreversible (alginat)
c.Metode mencetak : mucocompresi
d.Cara mencetak
Rahang Atas :
Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu dimasukkan ke dalam sendok cetak. Posisi operator di samping kanan belakang. Masukkan sendok cetak dan bahan cetak ke dalam mulut, sehingga garis tengah sendok cetak berimpit dengan garis median wajah. Setelah posisinya benar sendok cetak ditekan ke atas. Sebelumnya bibir dan pipi penderita diangkat dengan jari telunjuk kiri, sedang jari manis, tengah dan kelingking turut menekan sendok dari posterior ke anterior. Pasien disuruh mengucapkan huruf U dan dibantu dengan trimming.
Rahang Bawah :
Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu dimasukkan ke dalam sendok cetak. Pasien dianjurkan untuk membuang air ludah. Posisi operator di samping kanan depan. Masukkan sendok cetak dan bahan cetak ke dalam mulut, kemudian sendok ditekan ke processus alveolaris. Pasien diinstruksikan untuk menjulur lidah dan mengucapkan huruf U. dilakukan muscle trimming supaya bahan mencapai lipatan mucobuccal. Posisi dipertahankan sampai setting.
2.Pembuatan cangkolan yang akan digunakan untuk retensi gigi tiruan dengan melakukan survey model terlebih dahulu pada gigi yang akan dipakai sebagai tempat cangkolan berada nantinya.
3.Pembuatan basis gigi tiruan dengan menggunakan malam merah yang dibuat sesuai dengan desain gigi tiruan.
4.Proses flasking, wax elimination, packing, processing deflasking, finishing, polishing.
C.Kunjungan Ketiga
1.Try – in basis gigi tiruan akrilik dengan cangkolannya.
2.Pembuatan gigitan kerja yang digunakan untuk menetapkan hubungan yang tepat dari model RA dan RB sebelum dipasang di artikulator dengan cara : pada basis gigi tiruan yang telah kita buat tadi ditambahkan dua lapis malam merah dimana ukurannya kita sesuaikan dengan lengkung gigi pasien. Malam merah dilunakkan kemudian pasien diminta mengigit malam tersebut.
3.Pemasangan model RA dan RB pada artikulator dengan memperhatikan relasi gigitan kerja yang telah kita dapatkan tadi.
4.Penyusunan gigi tiruan dimana pada kasus ini akan dipasang gigi posterior maka perlu diperhatikan bentuk dan ukuran gigi yang akan dipasang. Posisi gigi ditentukan oleh kebutuhan untuk mendapatkan oklusi yang memuaskan dengan gigi asli atau gigi tiruan antagonis untuk mendapatkan derajat oklusi yang seimbang. Malam dibentuk sesuai dengan kontur alami prosesus alveolar dan tepi gingiva.
5.Proses flasking, wax elimination, packing, processing deflasking, finishing, polishing.
D.Kunjungan Keempat
Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTS lepasan dalam mulut pasien. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1.Part of insertion and part of removement
Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan dapat dihilangkan dengan cara pengasahan permukaan gigi tiruan (hanya pada bagian yang perlu saja).
2.Retensi
Yaitu kemampuan GTS untuk melawan gaya pemindah yang cenderung memindahkan gigi tiruan ke arah oklusal. Retensi gigi tiruan ujung bebas di dapat dengan cara :
a.Retensi fisiologis, diperoleh dari relasi yang erat antara basis gigi tiruan dengan membarana mukosa di bawahnya.
b.Retensi mekanik, diperoleh dari bagian gigi tiruan yang bergesekan dengan struktur anatomi. Retensi mekanik terutama diperoleh dari lengan traumatic yang menempati undercut gigi abutment.
3.Stabilisasi
Yaitu perlawanan atau ketahanan GTS terhadap gaya yang menyebabkan perpindahan tempat/gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan berfungsi, misal pada saat mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dengan cara menekan bagian depan dan belakang gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergeseran pada saat tes ini.
4.Oklusi
Yaitu pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral, dan anteroposterior. caranya dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan di bawah gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi diangkat dan dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal terlihat warna yang tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila terlihat warna yang tidak merata pada oklusal gigi maka dilakukan pengurangan pada gigi yang bersangkutan dengan metode selective grinding. Pengecekan oklusi ini dilakukan sampai tidak terjadi traumatik oklusi.
Selective grinding yaitu pengrindingan gigi-gigi menurut hukum MUDL (pengurangan bagian mesial gigi RA dan distal RB) dan BULL (pengurangan bagian bukal RA dan lingual RB).
Instruksi yang harus disampaikan kepada pasien
1.Mengenai cara pemakaian gigi tiruan tersebut, pasien diminta memakai gigi tiruan tersebut terus menerus selama beberapa waktu agar pasien terbiasa.
2.Kebersihan gigi tiruan dan rongga mulut harus selalu dijaga. Sebelum dipakai sebaiknya gigi tiruan disikat sampai bersih.
3.Pada malam hari atau bila tidak digunakan, protesa dilepas dan direndam dalam air dingin yang bersih agar gigi tiruan tersebut tidak berubah ukurannya.
4.Jangan dipakai untuk makan makanan yang keras dan lengket.
5.Apabila timbul rasa sakit setelah pemasangan pasien harap segera kontrol.
6.Kontrol seminggu berikutnya setelah insersi.
E.Kunjungan Kelima
Kontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi. Tindakan yang perlu dilakukan :
1.Pemeriksaan subjektif
Pasien ditanya apa ada keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat pemakaian gigi tiruan tersebut.
2.Pemeriksaan objektif
a.Melihat keadaan mulut dan jaringan mulut
b.Melihat keadaan GTS lepasan baik pada plat dasar gigi tiruannya maupun pada mukosa di bawahnya.
c.Melihat posisi cangkolan.
d.Melihat keadaan gigi abutment dan jaringan pendukungnya.
e.Memperhatikan oklusi, retensi, dan stabilisasi gigi tiruan.
V.DISKUSI
Pasien berusia 46 tahun kehilangan gigi rahang bawah Klas I Kennedy, dengan kehilangan gigi 7 6 dan gigi 6 7 yang akan dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan. Untuk itu perlu dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan rahang bawah sehingga fungsi pengunyahan dapat normal kembali. Sedangkan untuk gigi 8 8 tidak ada, maka tidak diperhitungkan dalam klasifikasi, sehingga tidak perlu digantikan.
Dalam membuat gigi tiruan sebagian lepasan perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut: retensi, stabilisasi, oklusi, estetis dan kenyamanan pemakaian. Ditinjau dari segi daerah yang tidak bergigi pada rahang penderita, maka GTS ini disebut dengan GTS lepasan dukungan mukosa dan gigi. GTS yang akan dibuat pada Rahang atas dan rahang bawah adalah GTS kerangka akrilik.
Desain pada rahang bawah adalah cangkolan yang digunakan cangkolan dua jari pada gigi 5 5 (dengan diameter klamer 0.7) sehingga didapatkan retensi yang cukup kuat.
VI.PROGNOSA
Hasil perawatan diperkirakan baik dengan alasan
1.Oral hygiene pasien cukup baik
2.Keadaan jaringan pendukung di dalam rongga mulut baik
3.Kesehatan umum pasien baik
4.Pasien kooperatif dan komunikatif
5.Tidak ada kelainan sistemik
6.Retensi dan stabilisasi
VII.KESIMPULAN
1.Untuk mendapatkan GTS yang baik diperlukan perancangan yang tepat dan baik.
2.Pemakaian GTS bertujuan untuk mencegah hal-hal yang timbul akibat hilangnya gigi asli. Selain itu GTS berfungsi dalam pengunyahan, berbicara, estetis pasien akan terpenuhi serta percaya diri.
3.Keberhasilan pemakaian GTS sangat ditentukan kerja sama pasien dalam penggunaan dan perawatan GTS.
4.Jika pasien dapat menjaga dan memelihara kebersihan mulut dan gigi tiruannya maka GTS tersebut dapat bertahan lama.
DAFTAR PUSTAKA

Applegate, 1960, Essentials of Removable Partial Denture Prothesis, 2nd edition, W.B. Saunders Co. Philadelphia
Haryanto, A.G., 1995, Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid II, Cetakan I, Hipokrates, Jakarta
Itjiningsij, 1980, Dental Teknologi, cetakan I, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Jakarta
Soelarko, R.M dan Wachijati, H., 1980, Diktat Prostodonsia Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung
Swenson, M.G., dan Terkla, I.G., 1959. Partical Denture, C.V., Mosby Co., St. Louise

Permalink

Pengobatan Penyakit Diabetes Millitus


Penyakit DiabetesMellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakitgula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadargula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh,dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhantubuh. Selain itu penyakit ini timbul akibat terganggunya proses metabolismegula darah di dalam tubuh, sehingga kadar gula dalam darah menjadi tinggi.Kadar gula dalam darah penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126mg/dl dan saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl. Sedangkan padaorang normal kadar gulanya berkisar 60-120 mg/dl.

Secara normalkarbohidrat dalam makanan yang kita makan akan diubah menjadi glukosa yangselanjutnya akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energidengan bantuan insulin. Namun pada orang yang menderita kencing manis ataudiabetes mellitus, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena insulin dalam tubuhkurang atau tidak ada. Sehingga mengakibatkan kandungan glukosa dalam darahmeningkat, dan pada gilirannya dapat menyebabkan akibat yang merugikan. Orangyang menderita Diabetes Mellitus kadar gula dalam darah menjadi sangat tinggisetelah makan dan anjlok bila sedang puasa.
Insulin adalahsalah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untukmengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses)karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia.Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
Tanda dan GejalaDiabetes Mellitus
Tanda awal yangdapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihatlangsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar guladalam darah mencapai nilai 160 – 180 mg/dL dan air seni (urine) penderitakencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung ataudikerubuti semut.
Penderita kencingmanis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semuadialami oleh penderita :
1. Jumlah urineyang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
Kondisi kadar gulayang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diribahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengancepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seoranganak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1.Lain halnya padapenderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami berbagaigejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencingmanis.
Tipe PenyakitDiabetes Mellitus
1. Diabetesmellitus tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekuranganhormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus(IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin padapulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita,anak-anak dan remaja.
Sampai saat ini,Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian therapi insulinyang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, dietdan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1.Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitorkadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama padaanak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, seringmuntah dan mudah terserang berbagai penyakit.
2. Diabetesmellitus tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsidengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent DiabetesMellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatandalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnyasensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandaidengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.
Ada beberapa teoriyang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap insulin, diantaranyafaktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadargula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunanberat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian tabletbelum maksimal respon penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulaidipertimbangkan untuk diberikan.
Kadar Gula DalamDarah
Normalnya kadargula dalam darah berkisar antara 70 – 150 mg/dL {millimoles/liter (satuan unitUnited Kingdom)} atau 4 – 8 mmol/l {milligrams/deciliter (satuan unit UnitedState)}, Dimana 1 mmol/l = 18 mg/dl.Namun demikian,kadar gula tentu saja terjadi peningkatan setelah makan dan mengalami penurunandiwaktu pagi hari bangun tidur. Seseorang dikatakan mengalami hyperglycemiaapabila kadar gula dalam darah jauh diatas nilai normal, sedangkan hypoglycemiaadalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami penurunan nilai gula dalamdarah dibawah normal.
Diagnosa Diabetesdapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa(minimal 8 jam) mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yangdilakukan secara random (sewaktu) dapat membantu diagnosa diabetes jika nilaikadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagibila dia atas 200 mg/dl.
Banyak alat testgula darah yang diperdagangkan saat ini dan dapat dibeli dibanyak tempatpenjualan alat kesehatan atau apotik seperti Accu-Chek, BCJ Group, Accurate,OneTouch UltraEasy machine. Bagi penderita yang terdiagnosa Diabetes Mellitus,ada baiknya bagi mereka jika mampu untuk membelinya.Pengobatan danPenanganan Penyakit Diabetes.
Penderita diabetestipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog,Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah denganberolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).
Pada penderitadiabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskanpada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darahadalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan,diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, makapemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turutdiperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.