Powered By Blogger
http://arif-healthy.blogspot.com/

Wednesday, March 7, 2012

ULCER


ORAL ULCER
Secara umum, ulcer yang telah ada selama kurang dari 3 minggu termasuk akut, sedangkan yang bertahan lebih dari 3 minggu termasuk ulcer kronik. Ulcer akut adalah ulcer yang menunjukkan adanya infeksi akut dan peradangan akut. Daerah terkena menjadi bengkak dan hiperemi, dan dasarnya kotor. Mungkin dijumpai limfadenitis inguinal dan tanda serta gejala infeksi akut seperti demam, leukositosis dsb. Ulcer kronik lebih tenang, sedikit discharge, terdapat hiperkeratotik, dengan jaringan fibrosa yang padat dan dasar ulcer berwarna pucat tertutup jaringan granulasi yang tidak sehat. Ulcer tampak statis tanpa tanda-tanda menyembuh.
Solitary ulcers appearing in a first episode
Acute ulcer
Traumatic ulcers dan chemical/thermal burn
Traumatic ulcers dan perlukaan akibat zat kimia atau thermal biasanya memiliki sejarah yang jelas dan tidak terlalu sakit  dibandingkan aphthous ulcers. Traumatic ulcers terdiri atas dasar ulcer yang berwarna kuning dan dikelilingi oleh eritema dan hyperkeratosis. Selama pemeriksaan wawancara dengan pasien biasanya penyebab untuk mengidentifikasi kasus ini adalah penggigitan yang tidak disengaja (accidental biting) atau pemasangan gigi tiruan yang kurang baik. Ulcer ini sering kali mengenai permukaan lateral lidah, mukosa bukal, lipatan mukobukal dan bibir (lokasi-lokasi yang mudah tergigit ataupun terkena iritasi gigi tiruan). Sebagian besar jenis ulcer ini akan sembuh dalam waktu 3 minggu selama penyebab yang terlihat jelas dihilangkan.
Chronic ulcer
Traumatic ulcerative granuloma
Sewaktu-waktu, traumatic ulcer pada lidah mungkin tidak sembuh dan tetap ada hingga kemudian menjadi traumatic ulcerative granuloma dengan stromal eosinophilia. Ulcer ini merupakan kawah yang dalam dengan tepi yang meninggi dan mengeras yang dengan mudahnya dapat terlihat seperti keganasan. Eksisi yang incomplete dari ulcer ini dapat menuju kepada recurrence.
Differential diagnosis of solitary ulcers appearing in first episode:

Local factor infectious Immune mediated
acute Traumatic ulcer none None
Chemical burn

Thermal burn

chronic Squamous cell carcinoma Tuberculosis ulcer Chronic ulcerative stomatitis
Traumatic ulcerative granuloma Primary syphilis : chancre Wegner’s granulomatosis
Necrotizing sialometaplasia Deep fungal infection
Ulcerated bony sequestrum Cytomegalovirus infection
Differential diagnosis  of multiple ulcers appearing in a first episode:

Local factor infectious Immune mediated
acute none Primary herpetic gingivostomatitis Erythema multiforme

Hand-foot-mouth disease Reiter syndrome

herpangina Sweet’s syndrome

Acute necrotizing ulcerative gingivitis
chronic none none Contact mucositis

Differential diagnosis  of multiple ulcers appearing in a recurrent episode:

Local factor infectious Immune mediated
acute none Recurrent herpetic infection Minor/major aphthous ulcers



Bechet’s syndrome



MAGIC syndrome



PFAPA



TRAPS



Celiac disease



Crohn’s disease



Cyclic neutropenia



Erythema multiforme
chronic none HSV infection in immunocompromised patients Lichen planus



Mucous membrane pemphigoid



Pemphigus vulgaris
MAGIC : mouth and genital ulcers with inflamed cartilage
PFAPA : periodic fever, aphthous stomatitis, pharyngitis, and cervical adenitis
TRAPS : tumor necrosis factor receptor associated periodic syndrome
Multiple ulcers appearing in a first episode
Acute
Pasien dengan oral ulcers yang berhubungan dengan primary herpetic gingivostomatitis, herpangina, dan hand-foot-and-mouth disease memiliki symptom lain berdasarkan viral infection yang bersifat akut seperti fever, malaise, headache, dan sore throat.
Multiple ulcers appearing in a recurrent episode
Acute
Sebagian besar ulcer ini berupa RAS atau recurrent HSV ulcerasi. Ulcer tidak dibedakan dari RAS tejadi sewaktu-waktu sebagai reksi hipersensitif untuk obat-onat tertentu atau sebagai manifestasi dari penyakit sistemik seperti AIDS, BS, celiac disease, inflammatory bowel disease, dan PFAPA syndrome. Untuk masalah komplikasi, beberapa penyakit immunologi dan alergi menghasilkan oral ulcer yang seringkali sulit dibedakan dengan RAS. Untungnya, RAS mudah dibedakan dengan penyakit-penyakit ini dengan evaluasi riwayat dan klinis dengan cermat.
Kronik
Kelompok penyakit ini sering didiagnosa secara keliru selama berminggu-minggu smapai berbulan-bulan. Dalam penyakit rekuren, seperti misalnya lesi yang dijumpai pada pasien dengan stomatitis aftosa, pasien dapat mengalami ulserasi yang berkesinambungan dari mukosa mulutnya, akan tetapi masing-masing lesi akan sembuh dan akan terbentuk yang baru. Dalam kategori dari penyakit ini, lesi yang sama bisa terdapat selama berminggu-minggusampai berbulan-bulan. Penyakit yang utama dalam kelompok ini adalah pemhigus vulgaris, pemphigus vegetans, bullous pemphigoid, dan erosive liken planus.
Dapus :
Ball, Gene ; Bridges, S.Louis . 2008. Vasculitis. USA :Oxford University Press
Lynch, Malcolm, et all. 1992. Ilmu penyakit Mulut : Diagnosis dan Terapi. Jakarta: Binarupa Aksara


Tutorial Gigi Tiruan Sebagian Lepasan


PERTEMUAN I
PENGERTIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Didalam bidang kedokteran gigi istilah gigi tiruan/ dental prothetis meliputi
• Gigi tiruan sebagian lepasan/partial denture
• Gigi tiruan cekat/Fixed denture
• Gigi tiruan lengkap/Full denture
Definisi gigi tiruan sebagian
• Osborne (1925)
gigi tiruan sebagian adalah gigi tiruan yg menggantikan sebagian dari pada gigi asli yang hilang dan dapat dilepas sendiri oleh sang pasien dari mulutnya
• Applegate (1925)
gigi tiruan sebagian adlh suatu alat yg dapat dilepas menggantikan gigi asli yg hilang& memperoleh dukungan utama dr jaringan sadel dng suatu dukungan tambahan dr gigi asli yg masih tertinggal
• Mc.Cracken (1973)
suatu restorasi prostetic yn menggantikan gg asli yg hilang&bagian lain dr rahang yg tak bergg sebagian,mendapat dukungaan terutama dr jaringan dibawahnya & sebagian dr gg asli yg masih tertinggal dipakai sebagai gg pegangan /abutment
• Glossary of prosthodontics (1999)
GTS merupakan bag.prostodonsia yg menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dng gigi tiruan&didukung oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi-mukosa yang dipasang&dilepas oleh pasien
Akibat kehilangan gigi
• Migrasi dan rotasi
Hilangnya kesinambungan lengkung gg dpt menyebabkan pergeseran yaitu miring atau berputarnya gg sehingga tdk kuat menahan beban misalnya beban pengunyahan,hal ini dpt merusak srtuktur periodontal dan gigi mudah karises
• Erupsi berlebih
Pada gigi yg tertinggal akan mengalami erupsi berlebih kearah daerah gigi yg hilang
• Penurunan energi kunyah
Terutama pada kehilangan gigi posterior
• Ganguan pada TMJ
Kehilangan gigi terutama pada posterior dpt menyebabkan berubahnya tomporo mandibul joint
• Terganggunya kebersihan mulut
Pada kehilangan gigi terdapat celah antar gigi sehingga makanan dapat masuk,lama lama menimbulkan plak dan akhirnya karises
• Beban berlebih pada jaringan pendukung
Kehilangan gigi,maka jumlah gigi akan berkurang dan menyebabkan berkurangnya daya tahan terhadap tekanan dan oleh karena itu jaringan pendukung bebannya menjadi bertambah,hal ini menyebabkan kerusakan membran priodontal yang pada akhirnya menyebabkan gigi-gigi tarsebut menjadi goyah
• Kelainan berbicara
Labio dental adlh huruf yg diucapkan antara lidah dng gigi dpn atas.apabila kehilangan gigi depan maka huruf F,V,PH tidak dapat terucap dng baik.demikian juga pd huruf linguo-dental
• Penampilan buruk
• Atrisi/gigi erosi
• Pd pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan dapat menimbulkan efek:
1.Peningkatan akumulasi plak
Kurangnya kebersihan pd pemakai GTSL maka plak mudah menempel dan dpt terjadi inflamasi pada jaringan periodontal kemudian terbentuk poket juga resorbsi tulang alveolar berlebihan
2.Trauma langsung
pada gigi yg digunakan sebagai gigi pendukung / abutment, pembuatan klamer yg terlalu menekan gigi pendukung tersebut dapat merusak email
3.Distribusi gaya kunyah
Gaya fungsional disalurkan oleh GTS ke jaringan yg berkontak&berada dibawahnya.Pada GTS hubungan gigi gaya ini diteruskan ke tulang alveolae melalui ligmen periodontal oleh karna itu disterbusi dapat merata
4.Permukaan okusal
• adanya kontak oklusi yg prematur mengakibatkan:
A.Difungsi otot kunyah&wajah,bila pasien berusaha menghindari kontak dng cara mengubah pola gerak kunyahnya
B.Terjadinya peradangan mukosa&resorbsi tulang bawahnya
C.Kerusakan pada gigi atau jaringan periodontal
• Untuk menetralisir efek akibat pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan maka:
A.Dokter gigi,harus dapat mendesain gigi tiruan tersebut dengan benar dan tepat
B.Tehniker,harus bekerja sesuai intruksi dari perintah dokternya
C.Pasien,harus dapat menjaga pemeliharaan gigi tiruan dengan benar terutama kebersihan
PEMBAGIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
• Berdasarkan bahan yang dipakai untuk membuat
a.vulcanite denture -dibuat dari vulkanit
b.acrylic denture-dibuat dari akrilik
c.frame denture-dibuat dari logam
• Dilepas/tidak dapat dilepas
a.removable partil denture= GTS Lepasan
b.fixed denture/bridge= GTC
• Saat pemasangan
a.convesional-dipasang setelah gigi hilang
b.immediete-dipasang segera setelah gigi hilang / dicabut
• Jaringan pendukung
a.tooth borne-didukung oleh gigi
b.mucosa / tissue borne-didukung mukosa
c.mucosa and tooth-didukung gigi&mukosa
• Letak daerah tak bergigi / sadel
a.anterior tooth suported case
b.all tooth suported case
c.free and supotred case
• Memakai wing bagian bukal/labial atau tidak
A.open face:GTS yg dibuat tanpa gusi tiruan labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila
1.keadaan prosessus aleolaris masih baik
2.biasa pada gigi anterior
3.pasien mempunyai lebar mulut terlalu lebar
B.close face:GTS yg dibuat gusi tiruan bagian labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila
1.prosessus alveolaris telah mengalami absorbsi
2.perbaikan profil
TUJUAN/FUNGSI PEMBUATAN GTS ADALAH:
A.Mengembalikan fungsi estetik
Estetik adlh cab.dari filosofi yg berhubungan dng keindahan dlm alam.dasar2dr estetik adlh keindahan,keaslian,keharmonisan
Kosmetik adlh hny mementingkan keindahan sehingga kadang2berlebihan,tetapi kurang memikirkan keaslian dan keharmonisannya
dalam prosthodonsi yg perlu diperhatikanadlh estetik membuat gigi tiruan secara
1.Hygiene
2.Harmonis dengan gigi asli
3.Tidak boleh kelihatan palsu
B.Mengembalikan fungsi pengunyahan
Secara teori,apabila gigi posterior hilang menyebabkan pengunyahan kurang baik sehingga mengakibatkan pencernaan terganggu dan akhirnya timbul macam2 penyakit pencernaan
C.Mengembalikan fungsi bicara
Ada 2 golongan huruf yaitu:s
1.huruf hidup / vokal: A,I,U,E,O
2.huruf mati / kongsonan: B,C,D,F….dll
Alat bicara mempunyai 2 sifat:
1.sifat statis: gigi palatum
2. sifat dinamis: lidah,bibir,tali suara,mandibula
suara berawal dari laring-palatum-dan dibantu gigi gelligi shg terbentuk suara.Ruang resonansi berada dalam rongga mulut dan sinus maksilaris.
D.
NB: seperti biasa yang di dalam kotak itu tambahan ya teman2....

PERTEMUAN II
DIAGNOSIS BIDANG PROSTODONSI
Diagnosis
 adalah proses yg dilakukan untuk mengenali / mengetahui terdapatnya keadaan yg tidak wajar / alamiah dan meneliti adanya abnormalitas serta menetapkan penyebabnya
 diterapkan untuk membuat rencana perawatan
 Tujuan diagnosis :Untuk mengetahui keadaan à
1.Untuk dapat mempertahankan gigi-gigi yg ada
2.Memelihara jaringan pendukungnya
3.Menciptakan estetis yang harmonis dan memuaskan
 Cara diagnosis : evakuasi thd penderita (diskusi) à anamnesis à data diagnostik
ANAMNESIS :
 Yaitu riwayat yg lalu dari suatu penyakit atau kelainan berdasarkan ingatan penderita pd waktu dilakukan wawancara dan pemeriksaan medik/dental
 Macam anamnesis :
1. Ditinjau dari cara penyampaian à ada 2 macam
- Auto anamnesis : cerita mengenai keadaan penyakit disampaikan sendiri oleh pasien
- Allo anamnesis : cerita yang tidak disampaikan sendiri oleh pasien yg bersangkutan melainkan melalui bantuan orang lain ( pasien bisu, kesulitan bahasa,anak )
2. Ditinjau dari segi inisiatif penyampaian cerita :
- Anamnesis Pasif : pasien sendiri yang bercerita kepada si pemeriksa
- Anamnesis Aktif : pasien perlu dibantu pertanyaan dalam penyampaian ceritanya
HAL-HAL YG DITANYAKAN PADA PENDERITA :
1. Nama penderita ; perlu diketahui untuk :
- membedakan seorang penderita dg yg lainnya
- mengetahui asal suku atau rasnya, karena ras
berhubungan dg penyusunan gigi depan ( profil orang Eropa
lurus, sedang pada Asia cembung )
2. Alamat, untuk :
- menghubungi pasien bila terjadi sesuatu
- mengetahui latar belakang lingkungan hidup seorang pasien shg
dapat pula diketahui status sosialnya
3. Pekerjaan, untuk :
- keadaan sosial ekonomi pasien ( biasanya lebih tinggi lebih besar tuntutannta )
- melakukan modifikasi jenis perawatan yg mungkin diperlukan sehubungan dg
faktor jenis pekerjaan misal guru, artis
4. Jenis kelamin :
wanita : - lebih cenderung memperhatikan estetis
- bentuk gigi relatif lebih banyak lengkungan / membulat
Pria : - lebih cenderung membutuhkan protesa yg lebih kuat, sebab pria membutuhkan kekuatan mastikasi yg lebih besar
- bentuk gigi lebih besar menunujukan kejantanan
5. Usia , untuk menentukan bentuk, warna, ukuran gigi
usia muda : - lebih mudah dan cepat beradaptasi thd gigi tiruan
usia tua : - toleransi jaringan
- kesehatan mulut
- adaptasi lebih sulit
6. Waktu dan letak gigi yg terakhir dicabut/hilang à gts immediate

7. Pengalaman memakai gigi tiruan, adaptasi thd gigi tiruan baru:
a. Penderita yg pernah memakai gigi tiruan :
- adaptasi mudah
- sering membanding-bandingkan gts barunya dg yang pernah dipakai sebelumnya
b. Penderita yg belum pernah memakai gigi tiruan :
- belum mengetahui prosedur pembutan dan pemakaian gigi tiruan à perlu penjelasan [ pencetakan, penentuan gigitan, awal pemakaian yang sering menimbulkan rasa sakit itulah sebabnya penerangan yang diberikan menjadi penting sekali ]
8. Tujuan pembuatan gigi tiruan à lebih mementingkan pemenuhan faktor estetik atau fungsional ?
9. Kebiasaan / bad habid : - bruksisma à dianjurkan memakai gigi tiruan dimalam hari

10. Pemeriksaan status umum : DM, alergi, depresi mental, penyakit pendarahan
11. Pemeriksaan status lokal :
 Extra oral
- pembengkakan wajah
- Asimetri wajah
- jumlah gigi yg terlihat ketika pasien berbicara
- Besar kedua rahang sesuai / tidak ?
- Susunan gigi teratur / tidak ?
- bentuk muka
- profil
- mata
- hidung

- telinga
- bibir

 Intra oral
- keadaan umum :
1. OH [ plak, kalkulus, stain = baik, sedang, buruk]
2. Mukosa mulut
3. Frekwensi karies
4. Status gigi [ goyah, migrasi, malposisi]
5. Ro foto :
- Melihat/ memeriksa struktur tulang yg akan menjadi pendukung
- melihat bentuk , panjang, jumlah akar
- melihat kelainan bentuk pd residual ridge
- sisa akar
- keadaan vitalitas gigi
- keadaan kelainan periapikal
- berhubungan dg penentuan gigi pegangan
6. Oklusi
7. Artikulasi [ untuk mengetahua adanya hambatan oklusi]
8. Vestibulum
9. Frenulum
10. Kelainan gigi [ jumlah, warna, bentuk]
11.Macam gigi [ sulung, permanen]
12. Proc alveolaris
13. Bentuk palatum [ huruf U = menguntungkan karena stabilitas ,,, huruf V]
14. Torus palatinus [ dibebaskan ]
15. Lidah
Pertemuan III
KLASIFIKASI GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Endang Wahyuningtyas
1. KLASIFIKASI DAERAH YANG TIDAK BERGIGI :
Maksud utama pembuatan klasifikasi untuk rahang yang sebagian giginya sudah hilang adalah: agar dokter gigi dapat berkomunikasi sejelas mungkin tentang keadaan rongga mulut yang akan dibuatkan gigi tiruan
Dasar klasifikasi :
1.Berdasarkan sadel/daerah yang tidak bergigi, klasifikasi menurut:
a. Kennedy
b. Swenson
c. Austin Lidge
d. Applegate Kennedy
2.Berdasarkan Retainer, klasifikasi menurut: a. Miller
b. Cummer
• Sadel :
Bagian dari prosessus alveolaris yang telah kehilangan gigi
• Tipe sadel :
1. Sadel ujung bebas/Free end Sadel
2. Sadel tertutup / Bounded sadel
Klasifikasi Kennedy
Syarat:
1. Klasifikasi hendaknya dibuat setelah semua pencabutan gigi selesai dilaksanakan atau gigi yang diindikasikan untuk dicabut selesai dicabut
2. Bila gigi M3 hilang dan tidak akan diganti, gigi ini tidak termasuk dalam klasifikasi.
3. Bila gigi M3 masih ada dan akan digunakan sebagai pengganti, gigi ini dimasukkan klasifikasi
4. M2 hilang tidak akan diganti jika antagonisnya sudah hilang.
5. Bagian tidak bergigi paling posterior menentukan Klas utama dalam klasifikasi.
6 Daerah tidak bergigi lain daripada yang sudah ditetapkan dalam klasifikasi masuk dalam modifikasi dan disebut sesuai dengan jumlah daerah atau ruangannya.
7. Banyaknya modifikasi ditentukan oleh banyaknya ruangan yang tidak bergigi.
8. Tidak ada modifikasi pada klasifikasi Kennedy Klas IV.
Klasifikasi Kennedy ada 4 Klas :
Kelas I
Daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada dan berada pada kedua sisi rahang / Bilateral Free End
Kelas II
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian posterior gigi yg ada, pd 1 sisi rahang/unilateral free end.
Kelas III
Daerah yang tidak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada dibagian posterior.
Kelas IV
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian anterior dan melewati garis tengah rahang/median line. Untuk kelas ini tidak ada modifikasi

KLASIFIKASI APPLEGATE - KENNEDY
Kelas I
a. Daerah yang tidak bergigi sama dengan klasifikasi Kennedy.
b. Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun kehilangan gigi.
c. Secara klinis dijumpai:
1. Derajat resorbsi residual ridge bervariasi.
2. Tenggang waktu pasien tidak bergigi akan mempengaruhi stabilitas gigi tiruan yang akan dipasang.
3. Jarak antar lengkung rahang bagian posterior biasanya sudah mengecil.
4. Gigi asli yang masih tinggal sudah migrasi ke dalam berbagai posisi.
5. Gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat
6. Jumlah gigi yang masih tertinggal bagian anterior umumnya sekitar 6 10 gigi.
7. Ada kemungkinan dijumpai kelainan sendi temporomandibula.
Indikasi pelayanan prostodonsia: Gigi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan perluasan basis distal

Kelas II
Daerah tidak bergigi sama dengan kelas II
Secara klinis dijumpai keadaan :
1.Resorbsi tulang alveolar terlibat lebih banyak
2.Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur.
3.Ekstrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi antagonis.
4.Pada kasus ekstrim karena tertundanya pembuatan gigi tiruan untuk jangka waktu tertntu karena perlu pencabutan satu atau lebih gigi antagonis.
5.Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan sendi
temporomandibula.
Indikasi pelayanan prostodonsia: Gigi tiruan sebagian lepasan disain bilateral perluasan basis distal.

Kelas III
Keadaan tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga, tidak lagi mampu memberi dukungan kepada gigi tiruan secara keseluruhan.
Secara klinis dijumpai keadaan:
1. Daerah tidak bergigi sudah panjang.
2. Bentuk dan panjang akar gigi kurang memadai
3. Tulang pendukung mengalami resorbsi cervikal dan atau disertai goyangnya gigi secara berlebihan.
4. Beban oklusal berlebihan
Indikasi pelayanan prostodonsi; Gigi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dengan desain bilateral.

• Kelas IV
• Daerah tidak bergigi sama dengan klas IV Kennedy.
• Pada umumnya untuk klas ini dapat dibuat gigi tiruan sebagian lepasan bila:
1. Tulang alveolar sudah banyak hilang, seperti pada kasus akibat trauma
2. Gigi harus disusun dengan "overjet" besar, sehingga dibutuhkan banyak gigi pendukung.
3. Dibutuhkan distribusi merata melalui lebih banyak gigi penahan, pada pasien dengan daya kunyah besar.
4.Diperlukan dukungan danretensi tambahan dari gigi penahan
5.Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk memenuhi faktor estetik
• Indikasi pelayanan Prosthodontic Klas IV :
a) Geligi tiruan cekat, bila gigi gigi tetangga masih kuat
b) Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan dukungan gigi atau jaringan atau kombinasi.
c) Pada kasus meragukan sebaiknya dibuat GTSL
• Kelas V
• Daerah tak bergigi paradental, dimana gigi asli anterior tidak dapat dipakai sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunyah
• Kasus seperti ini banyak dijumpai pada rahang atas karena gigi caninus yang dicabut karena malposisi atau terjadinya kecelakaan
• Gigi bagian anterior kurang disukai sebagai gigi penahan, biasanya karena salah satu alasan berikut ini :
1. daerah tak bergigi sangat panjang
2. daya kunyah pasien berlebihan
3 bentuk atau panjang akar gigi penahan kurang memadai
4 tulang pendukung lemah
penguatan dengan splin tidak diharapkan, dan sekalipun dilakukan tetap tidak memberikan dukungan yang memadai, tetapi tetap dirasakan perlunya mempertahankan geligi yang masih tinggal ini
• Indikasi pelayanan Prosthodontik kelas V:
Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan prinsip basis berujung bebas tetapi di bagian anterior.
• Kelas VI
• Daerah tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangga gigi asli dapat dipakai sebagai gigi penahan. Kasus seperti ini sering kali merupakan daerah tak bergigi yang terjadi pertama kalinya dalam mulut
• Biasanya dijumpai keadaan klinis :
1. daerah tak bergigi yang pendek
2. bentuk atau panjang akar gigitetangga memadai sebagai pendukung penuh
3. sisa processus alveolaris memadai
4. daya kunyah pasien tidak besar
• Indikasi pelayanan prosthodontik kelas VI
• a) geligi tiruan cekat
• b) geligi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dan desain unilateral (protesa sadel)
• Pemilihan geligi tiruan lepasan dalam hal ini didasarkan pada:
1. usia pasien masih muda
2. mencegah ekstrusi gigi antagonis
3. pulpa gigi masih lebar
4. kesehatan pasien tak memungkinkan dilakukannya preparasi segera
5. kendala waktu untuk pembuatan gigi tiruan cekat
6. pasien menolak pembuatan geligi tiruan cekat
7. keadaan sosial ekonomi pasien tak menunjang
• Selain ke enam kelas tersebut di atas, klasifikasi Aplegate Kennedy mengenai juga modifikasi untuk daerah tak bergigi tambahan.
• Bila tambahan ini terletak di anterior, maka disebut kelas.... modifikasi A
• Pada penambahan yang terletak di posterior, sebutan menjadi kelas ... modifikasi P.
• Untuk penambahan ruangan yang lebih dari satu, dimuka huruf petunjuk modifikasi. Diberi tambahan angka arab sesuai jumlahnya.
Contoh : Kelas II Modifikasi 2A (atau 1P atau 2A dan 3P dan seterusnya).

KLASIFIKASI SWENSON
• Pada dasarnya sama dengan klasifikasi Kennedy
Kelas I : Unilateral free end
Kelas II : Ujung bebas bilateral/ Bilateral free end
Kelas III : Bounded sadle
Kelas IV : Anterior tooth supported
KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV
KLASIFIKASI AUSTIN DAN LIDGE
Lebih sederhana karena pengklasifikasiannya berdasarkan wilayah daerah gigi yang hilang.
a) Daerah gigi yang hilang anterior A
b) Daerah gigi yang hilang posterior: P
• Pada masing masing derah tersebut dibagi 2 lagi, dengan batas median line.

KLASIFIKASI BERDASARKAN LETAK KLAMER
• Klasifikasi ini didasarkan pada letak klamer.
Kelas I Miller :
Menggunakan 2 klamer, dengan letak klamer harus berhadapan dan tegak lurus dengan median line
Kelas II Miller
• Memakai 2 klamer, diagonal dimana garis fulkrum melewati median line.
• Median line dengan lokasi fulkrum tegak
lurus.
Kelas II Miller
• Memakai 2 klamer, diagonal dimana garis fulkrum melewati median line.
• Median line dengan lokasi fulkrum tegak
lurus.
Kelas III Miller
• Menggunakan 3 klamer, letak klamer sedemikian rupa sehingga bila ditarik akan berbentuk segitiga yang letaknya kira kira ditengah protesa.
Kelas IV Miller
 Memakai 4 klamer, bila dihubungkan dengan garis membentuk segiempat dan terletak ditengah tengah protesa.

Klasifikasi Cummer
1 Kelas I
protesa dengan 2 retensi (klamer) direct, letaknya diagonal, berorientasi pada frame protesa
2 Kelas II
protesa dengan 2 retensi direct, letak berhadapan, bila dihubungkan membentuk garis tegak lurus pada median line.
3 Kelas III
protesa dengan 2 atau lebih retensi direct, letak pada 1 sisi/bidang.
4 Kelas IV
protesa dengan 3 4 klamer, bila dihubungkan dengan gads membentuk segi empat dan berada di tengah protesa.


Permalink

GTSL PROSTO


Gigi Tiruan Sebagian Lepasan I. PENDAHULUAN
Gigi tiruan sebagian adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengembalikan beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama adalah jaringan lunak di bawah plat dasar dan dukungan tambahan dari gigi asli yang masih tertinggal dan terpilih sebagai gigi pilar. Restorasi prostetik ini sering disebut juga Removable Partial Denture (Applegate, 1960).
Kehilangan atau tidak adanya gigi baik sebagian atau seluruhnya akan menimbulkan berbagai gangguan pada orang tersebut. Oleh sebab itu sebaiknya segera dibuatkan gigi tiruan pengganti.
Akibat-akibat yang timbul karena hilangnya gigi dalam jangka waktu yang lama dan tidak segera dibuatkan gigi tiruan pengganti adalah :
1.Pada gigi asli yang hilang dapat terjadi penurunan efisiensi kunyah, gangguan fungsi bicara, memperburuk penampilan.
2.Pada gigi asli yang masih tertinggal dapat terjadi drifting yaitu bergeraknya gigi tetangga ke daerah yang tak bergigi, erupsi gigi antagonis yang berlebihan.
3.Gangguan pada sendi temporomandibular
4.Terbentuknya poket gingiva pada gigi miring dan berlanjut menjadi poket periodontal.
5.Resesi gingiva akibat kurang stimulasi
6.Beban berlebihan pada jaringan pendukung
7.Terjadi ketidaksesuaian oklusi dan terbentuk ruang yang memudahkan terjadinya impaksi makanan
8.Kebersihan mulut terganggu
9.Trauma periodontal akibat gigi yang miring
10.Efek terhadap jaringan lunak di dalam mulut
11.Bila gigi yang hilang cukup banyak dapat mengakibatkan perubahan TMJ
12.Pada kasus kehilangan gigi anterior dapat menimbulkan rasa malu dan rendah diri karena estetis menjadi berkurang serta kurang sempurnanya pengucapan beberapa huruf.
Tujuan Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian adalah :
1.Mengembalikan fungsi pengunyahan
2.Mengembalikan fungsi estetis
3.Mengembalikan fungsi bicara
4.Membantu mempertahankan gigi yang masih tertinggal
5.Memperbaiki oklusi
6.Meningkatkan distribusi beban kunyah
7.Mempertahankan jaringan lunak mulut yang masih ada agar tetap sehat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan GTS adalah :
1.Gigi tiruan tersebut harus tahan lama
2.Gigi tiruan tersebut harus dapat mempertahankan dan melindungi gigi yang masih ada serta jaringan yang sekitarnya.
3.Gigi tiruan tersebut tidak boleh merugikan pasien dalam bentuk apapun
4.Gigi tiruan tersebut harus mempunyai konstruksi dan desain yang harmonis.
Keberhasilan pembuatan GTS sangat tergantung pada peran serta pasien untuk mau dan dapat beradaptasi dalam pemakaiannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Indikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Indikasi pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan adalah sebagai berikut :
1.Hilangnya satu gigi atau lebih.
2.Gigi yang masih tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai gigi abutment.
3.Keadaan processus alveolaris masih baik.
4.Oral hygiene pasien baik.
5.Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan.
B.Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
GTSL dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan beberapa hal, yaitu :
1.Berdasarkan jaringan pendukungnya
a.GT dukungan mukosa, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari jaringan mukosa.
b.GT dukungan gigi, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari gigi asli.
c.GT dukungan mukosa dan gigi, yaitu gigi tiruan yang mendapat dukungan dari mukosa dari gigi asli.
2.Berdasarkan saat pemasangannya :
a.Immediate prothesa, dipasang segera setelah pencabutan
b.Conventional prothesa, dibuat setelah gigi lama dicabut
3.Berdasarkan ada tidaknya wing
a.Open face denture, tanpa wing pada bagian bukal dan labial, biasanya untuk anterior.
b.Close face denture, memakai wing pada bagian bukal, biasanya untuk posterior.
4.Pembagian gigi tiruan sebagian berdasarkan bahan yang digunakan menurut Soelarko dan Wachijati (1980) adalah :
a.Frame denture
Frame denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri dari kerangka logam tuang dan bagian sadel terdiri dari akrilik serta elemen gigi tiruan.
b.Acrylic denture
Acrylic denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang basisnya terdiri dari akrilik serta elemen gigi tiruan.
c.Vulkanite denture
Vulkanite denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri dari karet yang dikeraskan sebagai basis gigi tiruan serta elemen gigi tiruan.
Kennedy (1923) mengklasifikasikan GTSL, berdasarkan letak sadel dan free end:
Klas I Adanya ujung bebas pada dua sisi (bilateral free end), mempunyai daerah tanpa gigi di belakang gigi yang tertinggal pada sebuah sisi rahang.
Klas II Adanya ujung bebas pada satu sisi (unilateral free end), mempunyai daerah tanpa gigi di belakang gigi yang tertinggal pada satu sisi rahang saja.
Klas III Bila tidak ada ujung bebas (free end), mempunyai gigi yang tertinggal di bagian belakang kedua sisi.
Klas IV Adanya letak sadel pada gigi anterior dan melewati median line. Bila terdapat daerah tidak bergigi tambahan oleh Kennedy disebut sebagai modifikasi, kecuali klas IV tidak ada modifikasi.
Miller Mengklasifikasikan Berdasarkan Letak Cangkolan
Klas I Ada dua cangkolan yang lurus berhadapan dan tegak lurus median line
Klas II Ada dua cangkolan yang letaknya diagonal
Klas III Ada tiga cangkolan yang membentuk segitiga di tengah prothesa bila dihubungan dengan garis.
Klas IV Ada empat cangkolan yang membentuk segi empat di tengah prothesa bila dihubungan dengan garis.
Cummer Mengklasifikasikan berdasarkan letak cangkolan
Klas I Diagonal, yang menggunakan 2 buah cangkolan berhadapan diagonal
Klas II Diametric, yang menggunakan 2 cangkolan yang berhadapan tegak lurus
Klas III Unilateral, cangkolan terletak pada satu sisi rahang
Klas IV Multilateral, cangkolan dapat berupa segitiga maupun segiempat
C.Bagian-Bagian Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Menurut Austin dan Lidge (1957), gigi tiruan kerangka akrilik terdiri atas beberapa komponen, yaitu :
1.Konektor Utama
Merupakan bagian dari GTSL yang menghubungkan komponen-komponen yang terdapat pada satu sisi rahang dengan sisi yang lain atau bagian yang menghubungkan basis dengan retainer.
Fungsi konektor utama adalah menyalurkan daya kunyah yang diterima dari satu sisi kepada sisi yang lain.
Syarat konektor utama adalah rigid, tidak mengganggu gerak jaringan, tidak menyebabkan tergeseknya mukosa dan gingiva, tepi konektor utama cukup jauh dari margin gingiva, tepi dibentuk membulat dan tidak tajam supaya tidak menganggu lidah dan pipi.
Konektor utama dapat berupa bar atau plate tergantung lokasi, jumlah gigi yang hilang, dan rahang mana yang dibuatkan. Pada rahang atas dapat berupa single palatal bar, U-shaped palatal connector, antero-posterior palatal bar dan palatal palate. Pada rahang bawah dapat berupa lingual bar dan lingual plate.
2.Konektor minor
Konektor minor merupakan bagian GTSL yang menghubungkan konektor utama dengan bagian lain, misalnya sandaran oklusal. Biasanya diletakkan pada daerah embrasur gigi dan harus berbentuk melancip ke arah gigi penyangganya.
Fungsi konektor minor adalah meneruskan tekanan oklusal / beban oklusi ke gigi peganggan, membantu stabilisasi dengan menahan gaya pelepasan, menghubungkan bagian-bagian GTS dengan konektor utama, menyalurkan efek penahan, sandaran dan bagian pengimbangan kepada sandaran serta mentransfer efek retainer/klamer serta komponen gigi lain ke gigi tiruan.
3.Sandaran / rest
Merupakan bagian GTSL yang bersandar pada permukaan gigi penyangga dan dibuat dengan tujuan memberikan dukungan vertikal pada prothesa. Sandaran dapat ditempatkan pada permukaan oklusal gigi posterior (sandaran oklusal) atau pada permukaan lingual gigi anterior (sandaran incisal). Preparasi tempat sandaran ini disebut rest seat.
Fungsi sandaran / rest :
a.Menyalurkan tekanan oklusal dari gigi tiruan ke gigi pegangan
b.Menahan lengan cengkeram tetap pada tempatnya
c.Mencegahnya lengan cengkeram mekar/terbuka akibat tekanan oklusal.
d.Mencegah ekstrusi gigi pegangan
e.Mencegah terselipnya sisa makanan
f.Menyalurkan sebagian gaya lateral ke gigi pegangan
g.Memperbaiki oklusi
h.Sebagai retensi tidak langsung
i.Dapat sebagai splint dan mencegah kerusakan jaringan periodontal
4.Direct Retainer
Merupakan bagian dari cangkolan GTS yang berguna untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara langsung. Direct retainer ini dapat berupa klamer/cengkeram dan presisi yang berkontak langsung dengan permukaan gigi pegangan. Ciri khas cangkolan tuang oklusal adalah lengan-lengannya berasal dari permukaan oklusal gigi dan merupakan cangkolan yang paling sesuai untuk kasus-kasus gigi tiruan dukungan gigi karena konstruksinya sederhana dan efektif.
Fungsi direct retainer adalah untuk mencegah terlepasnya gigi tiruan ke arah oklusal. Prinsip desain cangkolan yaitu pemelukan, pengimbangan, retensi, stabilisasi, dukungan, dan pasifitas.
Macam-macam cangkolan menurut Ney, yaitu : Akers clasp, Roach clasp, kombinasi Akers-Roach, Back Action clasp, Reverse back Action clasp, Ring clasp, T clasp, I clasp, dan Compound clasp / Embrasure clasp.
5.Inderect Retainer
Inderect Retainer adalah bagian dari GTS yang berguna untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara tidak langsung. Retensi tak langsung diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan dari garis fulkrum tempat gaya tadi bekerja. Retensi itu dapat berupa lingual bar atau lingual plate bar.
6.Basis landasan
Basis adalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bagian untuk mengganti jaringan alveolaris yang hilang dan tempat melekatnya anasir gigi tiruan.
Fungsi basis :
a.Sebagai pondasi utama gigi tiruan
b.Melanjutkan tekanan oklusal ke jaringan pendukung
c.Menunjang kebersihan dan perbaikan estetis
d.Memberikan stimulasi jaringan dibawahnya terutama kasus tooth borne.
e.Memberikan retensi dan stimulasi.
Keuntungan basis gigi tiruan kerangka akrilik: penghantar termis, ketepatan dimensional, kebersihan terjamin, kekuatan maksimal, dengan ketebalan minimal.
7.Gigi tiruan pengganti
Merupakan bagian GTS yang berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan gigi yaitu : ukuran, bentuk, warna, dan bahan.
Faktor- faktor yang juga perlu diperhatikan dalam mendesain GTS :
1.Retensi
Merupakan kemampuan GTS dalam melawan gaya pemindah yang cenderung melepaskan GTS ke arah oklusal.
2.Stabilisasi
Merupakan kemampuan GTS untuk menahan gaya yang cenderung menggerakkan gigi tiruan dalam arah horizontal. Stabilisasi ini sangat tergantung pada garis retensi yang dibuat pada gigi pegangan, dan dapat berupa aktivitas otot saat berbicara, mastikasi, tertawa, batuk, bersin dan gravitasi untuk rahang atas.
3.Estetika
Penempatan cangkolan harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam posisi apapun. Selain itu gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk tiap pasien. Hal ini meliputi warna gigi, posisi dan inklinasi tiap gigi, gingival contouring harus sesuai dengan keadaan pasien dan perlekatan gigi di atas ridge.
III. LAPORAN KASUS
A.IDENTIFIKASI PASIEN
Nama Pasien : Ismarni
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Parak jambu indah. Tg. Hitam
Tanggal Pemeriksaan : 09 Juni 2009
B.PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Motivasi : Datang untuk membuat gigi tiruan.
CC : Merasa terganggu dan kesulitan untuk mengunyah makanan karena hilang gigi belakang.
PI : Keadaan tersebut dirasakan sejak 1 tahun yang lalu.
PDH : Pernah dicabut giginya dan tanpa komplikasi
PMH : Tidak menderita penyakit sistemik dan tidak alergi obat-obatan
PH : Ayah : Sehat tidak menderita penyakit sistemik
Ibu : Sehat tidak menderita penyakit sistemik
C.PEMERIKSAAN OBJEKTIF
General Jasmani : sehat
Rohani : komunikatif dan kooperatif
Lokal :
EO : Wajah : Simetris IO : Palatum : Normal
Pipi : Simetris Mukosa : Normal
Bibir : Simetris Gingiva : Normal
TMJ : Normal Lidah : Normal
Formula gigi
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Diastema

Calc/Stain : -/-
7 6 6 7 : Missing : Pro Prostho

D.KLASIFIKASI : Rahang Bawah : Klas I Kennedy
E.TAHAP-TAHAP PEMBUATAN DESAIN KERANGKA AKRILIK
Tahap I : Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel)
RB : Klas I Kennedy
Tahap II : Menentukan macam-macam dukungan dari setiap sadel :
RB, dukungan mukosa dan gigi
Tahap III : Menentukan macam retainer
Direct retainer
RB : Cangkolan 2 jari pada gigi 5 5
Indirect retainer
Perluasan basis pada daerah anterior ( Cingulum ) dan posterior ( retromolar pad )
Tahap IV : Menentukan macam konektor
RB : Basis akrilik lingual

F.DESAIN GIGI LEPASAN KERANGKA LOGAM
Rahang Bawah
Keterangan RB :
1.Konektor mayor
2.Konektor minor
3.Elemen Gigi Tiruan
4.Gigi asli
5.Basis
6.Mesio Distal Clasp
7.Ring Clasp
8.Half and half clasp
G.TAHAP-TAHAP PEMBUATAN DESAIN KERANGKA LOGAM
Tahap I : Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel)
RB : Klas I Kennedy
Tahap II : Menentukan macam-macam dukungan dari setiap sadel :
RB, dukungan mukosa dan gigi
Tahap III : Menentukan macam retainer
Direct Retainer
RB : Double Akers clasp pada gigi 5 5
Indirect retainer
Lingual bar
Tahap IV : Menentukan macam konektor
RB : Lingual bar
H.SKEMA TAHAP RENCANA PERAWATAN
Tahap Klinis
Tahap Laboratoris
I.Mencetak Anatomis
II.Mencetak fisiologis
III.Try in base plate akrilik
IV.Bite rim RA dan RB try in, chek overbite, overjet,oklusi, estetis, fonetik, retensi, dan stabilisasi.
V.Preminari Insertion, Check
Oklusi
Retensi
Stabilisasi
Remounting/pemasangan gigi tiruan
Instruksi pasien
VI.Kontrol, lakukan
Pemeriksaan subyektif
Pemeriksaan obyektif
Final remounting
1.Pembuatan studi model
2.Sendok cetak individu
3.Pembuatan work model
4.Survey model
5.Membuat cangkolan
6.Pembuatan basis malam
7.Pembuatan basis akrilik
8.Model ditransfer ke articulator
9.Penyusunan gigi anterior atas dan bawah
10.Penyusunan gigi posterior atas dan bawah
11.Proses pembuatan akrilik sampai polis, GTSL siap di pasang
IV. PROSEDUR KERJA DAN RENCANA PERAWATAN
A.Kunjungan Pertama
1.Anamnesa Indikasi
2.Membuat Studi Model
a.Alat : Sendok cetak nomor dua
b.Bahan Cetak : Hyidrokoloid Irreversible (alginat)
c.Metode Mencetak : Mucostatik
Posisi operator : RB : di kanan depan pasien
Posisi pasien : RB : pasien duduk tegak dan bidang oklusal sejajar lantai posisi mulut setinggi siku operator.
d.Cara mencetak
Mula-mula dibuat adonan sesuai dengan perbandingan P/W yaitu 3:1, setelah dicapai konsistensi yang tepat dimasukkan ke dalam sendok cetak dengan merata, kemudian dimasukkan ke dalam mulut pasien dan tekan posisi ke atas atau ke bawah sesuai dengan rahang yang dicetak. Di samping itu dilakukan muscle triming agar bahan cetak mencapai lipatan mukosa. Posisi dipertahankan sampai setting, kemudian sendok dikeluarkan dari mulut dan dibersihkan dari saliva. Hasil cetakan diisi dengan stone gips dan di-boxing.

B.Kunjungan Kedua
1.Membuat work model
a.Alat : sendok cetak fisiologis
b.Bahan cetak : hyidrokoloid irreversible (alginat)
c.Metode mencetak : mucocompresi
d.Cara mencetak
Rahang Atas :
Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu dimasukkan ke dalam sendok cetak. Posisi operator di samping kanan belakang. Masukkan sendok cetak dan bahan cetak ke dalam mulut, sehingga garis tengah sendok cetak berimpit dengan garis median wajah. Setelah posisinya benar sendok cetak ditekan ke atas. Sebelumnya bibir dan pipi penderita diangkat dengan jari telunjuk kiri, sedang jari manis, tengah dan kelingking turut menekan sendok dari posterior ke anterior. Pasien disuruh mengucapkan huruf U dan dibantu dengan trimming.
Rahang Bawah :
Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu dimasukkan ke dalam sendok cetak. Pasien dianjurkan untuk membuang air ludah. Posisi operator di samping kanan depan. Masukkan sendok cetak dan bahan cetak ke dalam mulut, kemudian sendok ditekan ke processus alveolaris. Pasien diinstruksikan untuk menjulur lidah dan mengucapkan huruf U. dilakukan muscle trimming supaya bahan mencapai lipatan mucobuccal. Posisi dipertahankan sampai setting.
2.Pembuatan cangkolan yang akan digunakan untuk retensi gigi tiruan dengan melakukan survey model terlebih dahulu pada gigi yang akan dipakai sebagai tempat cangkolan berada nantinya.
3.Pembuatan basis gigi tiruan dengan menggunakan malam merah yang dibuat sesuai dengan desain gigi tiruan.
4.Proses flasking, wax elimination, packing, processing deflasking, finishing, polishing.
C.Kunjungan Ketiga
1.Try – in basis gigi tiruan akrilik dengan cangkolannya.
2.Pembuatan gigitan kerja yang digunakan untuk menetapkan hubungan yang tepat dari model RA dan RB sebelum dipasang di artikulator dengan cara : pada basis gigi tiruan yang telah kita buat tadi ditambahkan dua lapis malam merah dimana ukurannya kita sesuaikan dengan lengkung gigi pasien. Malam merah dilunakkan kemudian pasien diminta mengigit malam tersebut.
3.Pemasangan model RA dan RB pada artikulator dengan memperhatikan relasi gigitan kerja yang telah kita dapatkan tadi.
4.Penyusunan gigi tiruan dimana pada kasus ini akan dipasang gigi posterior maka perlu diperhatikan bentuk dan ukuran gigi yang akan dipasang. Posisi gigi ditentukan oleh kebutuhan untuk mendapatkan oklusi yang memuaskan dengan gigi asli atau gigi tiruan antagonis untuk mendapatkan derajat oklusi yang seimbang. Malam dibentuk sesuai dengan kontur alami prosesus alveolar dan tepi gingiva.
5.Proses flasking, wax elimination, packing, processing deflasking, finishing, polishing.
D.Kunjungan Keempat
Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTS lepasan dalam mulut pasien. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1.Part of insertion and part of removement
Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan dapat dihilangkan dengan cara pengasahan permukaan gigi tiruan (hanya pada bagian yang perlu saja).
2.Retensi
Yaitu kemampuan GTS untuk melawan gaya pemindah yang cenderung memindahkan gigi tiruan ke arah oklusal. Retensi gigi tiruan ujung bebas di dapat dengan cara :
a.Retensi fisiologis, diperoleh dari relasi yang erat antara basis gigi tiruan dengan membarana mukosa di bawahnya.
b.Retensi mekanik, diperoleh dari bagian gigi tiruan yang bergesekan dengan struktur anatomi. Retensi mekanik terutama diperoleh dari lengan traumatic yang menempati undercut gigi abutment.
3.Stabilisasi
Yaitu perlawanan atau ketahanan GTS terhadap gaya yang menyebabkan perpindahan tempat/gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan berfungsi, misal pada saat mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dengan cara menekan bagian depan dan belakang gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergeseran pada saat tes ini.
4.Oklusi
Yaitu pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral, dan anteroposterior. caranya dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan di bawah gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi diangkat dan dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal terlihat warna yang tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila terlihat warna yang tidak merata pada oklusal gigi maka dilakukan pengurangan pada gigi yang bersangkutan dengan metode selective grinding. Pengecekan oklusi ini dilakukan sampai tidak terjadi traumatik oklusi.
Selective grinding yaitu pengrindingan gigi-gigi menurut hukum MUDL (pengurangan bagian mesial gigi RA dan distal RB) dan BULL (pengurangan bagian bukal RA dan lingual RB).
Instruksi yang harus disampaikan kepada pasien
1.Mengenai cara pemakaian gigi tiruan tersebut, pasien diminta memakai gigi tiruan tersebut terus menerus selama beberapa waktu agar pasien terbiasa.
2.Kebersihan gigi tiruan dan rongga mulut harus selalu dijaga. Sebelum dipakai sebaiknya gigi tiruan disikat sampai bersih.
3.Pada malam hari atau bila tidak digunakan, protesa dilepas dan direndam dalam air dingin yang bersih agar gigi tiruan tersebut tidak berubah ukurannya.
4.Jangan dipakai untuk makan makanan yang keras dan lengket.
5.Apabila timbul rasa sakit setelah pemasangan pasien harap segera kontrol.
6.Kontrol seminggu berikutnya setelah insersi.
E.Kunjungan Kelima
Kontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi. Tindakan yang perlu dilakukan :
1.Pemeriksaan subjektif
Pasien ditanya apa ada keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat pemakaian gigi tiruan tersebut.
2.Pemeriksaan objektif
a.Melihat keadaan mulut dan jaringan mulut
b.Melihat keadaan GTS lepasan baik pada plat dasar gigi tiruannya maupun pada mukosa di bawahnya.
c.Melihat posisi cangkolan.
d.Melihat keadaan gigi abutment dan jaringan pendukungnya.
e.Memperhatikan oklusi, retensi, dan stabilisasi gigi tiruan.
V.DISKUSI
Pasien berusia 46 tahun kehilangan gigi rahang bawah Klas I Kennedy, dengan kehilangan gigi 7 6 dan gigi 6 7 yang akan dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan. Untuk itu perlu dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan rahang bawah sehingga fungsi pengunyahan dapat normal kembali. Sedangkan untuk gigi 8 8 tidak ada, maka tidak diperhitungkan dalam klasifikasi, sehingga tidak perlu digantikan.
Dalam membuat gigi tiruan sebagian lepasan perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut: retensi, stabilisasi, oklusi, estetis dan kenyamanan pemakaian. Ditinjau dari segi daerah yang tidak bergigi pada rahang penderita, maka GTS ini disebut dengan GTS lepasan dukungan mukosa dan gigi. GTS yang akan dibuat pada Rahang atas dan rahang bawah adalah GTS kerangka akrilik.
Desain pada rahang bawah adalah cangkolan yang digunakan cangkolan dua jari pada gigi 5 5 (dengan diameter klamer 0.7) sehingga didapatkan retensi yang cukup kuat.
VI.PROGNOSA
Hasil perawatan diperkirakan baik dengan alasan
1.Oral hygiene pasien cukup baik
2.Keadaan jaringan pendukung di dalam rongga mulut baik
3.Kesehatan umum pasien baik
4.Pasien kooperatif dan komunikatif
5.Tidak ada kelainan sistemik
6.Retensi dan stabilisasi
VII.KESIMPULAN
1.Untuk mendapatkan GTS yang baik diperlukan perancangan yang tepat dan baik.
2.Pemakaian GTS bertujuan untuk mencegah hal-hal yang timbul akibat hilangnya gigi asli. Selain itu GTS berfungsi dalam pengunyahan, berbicara, estetis pasien akan terpenuhi serta percaya diri.
3.Keberhasilan pemakaian GTS sangat ditentukan kerja sama pasien dalam penggunaan dan perawatan GTS.
4.Jika pasien dapat menjaga dan memelihara kebersihan mulut dan gigi tiruannya maka GTS tersebut dapat bertahan lama.
DAFTAR PUSTAKA

Applegate, 1960, Essentials of Removable Partial Denture Prothesis, 2nd edition, W.B. Saunders Co. Philadelphia
Haryanto, A.G., 1995, Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid II, Cetakan I, Hipokrates, Jakarta
Itjiningsij, 1980, Dental Teknologi, cetakan I, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Jakarta
Soelarko, R.M dan Wachijati, H., 1980, Diktat Prostodonsia Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung
Swenson, M.G., dan Terkla, I.G., 1959. Partical Denture, C.V., Mosby Co., St. Louise

Permalink

Pengobatan Penyakit Diabetes Millitus


Penyakit DiabetesMellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakitgula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadargula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh,dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhantubuh. Selain itu penyakit ini timbul akibat terganggunya proses metabolismegula darah di dalam tubuh, sehingga kadar gula dalam darah menjadi tinggi.Kadar gula dalam darah penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126mg/dl dan saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl. Sedangkan padaorang normal kadar gulanya berkisar 60-120 mg/dl.

Secara normalkarbohidrat dalam makanan yang kita makan akan diubah menjadi glukosa yangselanjutnya akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energidengan bantuan insulin. Namun pada orang yang menderita kencing manis ataudiabetes mellitus, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena insulin dalam tubuhkurang atau tidak ada. Sehingga mengakibatkan kandungan glukosa dalam darahmeningkat, dan pada gilirannya dapat menyebabkan akibat yang merugikan. Orangyang menderita Diabetes Mellitus kadar gula dalam darah menjadi sangat tinggisetelah makan dan anjlok bila sedang puasa.
Insulin adalahsalah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untukmengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses)karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia.Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
Tanda dan GejalaDiabetes Mellitus
Tanda awal yangdapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihatlangsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar guladalam darah mencapai nilai 160 – 180 mg/dL dan air seni (urine) penderitakencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung ataudikerubuti semut.
Penderita kencingmanis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semuadialami oleh penderita :
1. Jumlah urineyang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
Kondisi kadar gulayang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diribahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengancepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seoranganak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1.Lain halnya padapenderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami berbagaigejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencingmanis.
Tipe PenyakitDiabetes Mellitus
1. Diabetesmellitus tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekuranganhormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus(IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin padapulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita,anak-anak dan remaja.
Sampai saat ini,Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian therapi insulinyang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, dietdan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1.Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitorkadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama padaanak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, seringmuntah dan mudah terserang berbagai penyakit.
2. Diabetesmellitus tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsidengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent DiabetesMellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatandalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnyasensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandaidengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.
Ada beberapa teoriyang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap insulin, diantaranyafaktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadargula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunanberat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian tabletbelum maksimal respon penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulaidipertimbangkan untuk diberikan.
Kadar Gula DalamDarah
Normalnya kadargula dalam darah berkisar antara 70 – 150 mg/dL {millimoles/liter (satuan unitUnited Kingdom)} atau 4 – 8 mmol/l {milligrams/deciliter (satuan unit UnitedState)}, Dimana 1 mmol/l = 18 mg/dl.Namun demikian,kadar gula tentu saja terjadi peningkatan setelah makan dan mengalami penurunandiwaktu pagi hari bangun tidur. Seseorang dikatakan mengalami hyperglycemiaapabila kadar gula dalam darah jauh diatas nilai normal, sedangkan hypoglycemiaadalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami penurunan nilai gula dalamdarah dibawah normal.
Diagnosa Diabetesdapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa(minimal 8 jam) mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yangdilakukan secara random (sewaktu) dapat membantu diagnosa diabetes jika nilaikadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagibila dia atas 200 mg/dl.
Banyak alat testgula darah yang diperdagangkan saat ini dan dapat dibeli dibanyak tempatpenjualan alat kesehatan atau apotik seperti Accu-Chek, BCJ Group, Accurate,OneTouch UltraEasy machine. Bagi penderita yang terdiagnosa Diabetes Mellitus,ada baiknya bagi mereka jika mampu untuk membelinya.Pengobatan danPenanganan Penyakit Diabetes.
Penderita diabetestipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog,Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah denganberolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).
Pada penderitadiabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskanpada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darahadalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan,diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, makapemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turutdiperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.

Pemicu Kerusakan pada Saraf Penciuman


Beberapa kondisi bisa menyebabkan daya penciuman berkurang, salah satunya saat pilek. Bukan itu saja, masih banyak sebab lain yang bisa membuat hidung susah mencium mulai dari produk-produk pembersih hingga infeksi gigi dan mulut.
Ada beberapa hal yang memicu kerusakan pada saraf penciuman:
Diabetes

Bukan hal yang mengejutkan jika dikatakan bahwa salah satu komplikasi dari penyakit diabetes adalah kerusakan saraf atau neuropati. Penelitian di University Hospital Henri Mondor membuktikan, 68 pasien diabetes memiliki kemampuan mencium yang rendah akibat kerusakan saraf tersebut.
Obat-obat tekanan darah tinggi

Meski jarang, beberapa obat antihipertensi seperti Enalapril bisa memicu efek samping berkurangnya kemampuan mencium bau. Tidak diketahui pasti mengapa bisa demikian, namun sebaiknya segera menghubungi dokter jika mengalaminya.
Penuaan

Lebih dari 25 persen dari lansia di atas usia 60 tahun mengalami penurunan kemampuan mencium bau. Tingkat penurunannya bisa naik lagi menjadi 62,5 peresn pada usia 80-97 tahun sehingga gangguan ini seringkali memang tidak terhindarkan sebagai bagian dari proses penuaan.
Kehamilan

Diperkirakan 30 persen ibu hamil mengalami masa-masa hilangnya kemampuan mencium bau, terutama di trimester kedua dan ketiga. Pemicunya diduga adalah peningkatan hormon esterogen, sehingga aliran darah meningkat lalu pembuluh darah di hidung membengkak.
Produk-produk pembersih

Terlalu sering melakukan mencuci dan bersih-bersih juga bisa memicu hilangnya sensitivitas hidung dalam mencium bebauan. Produk-produk pembersih seperti bleach atau pemutih diketahui bisa merusak sel-sel penerima rangsang bau di hidung jika terlalu sering digunakan.
Infeksi gigi

Sakit gigi yang disebabkan oleh infeksi bakteri seringkali menyebar sampai ke sinus, yakni daerah sekitar hidung yang juga dekat dengan saraf-saraf pemerima rangsang bau. Apabila tidak diobati, maka infeksi yang semula hanya memicu nyeri di gigi lama-lama juga bisa mengurangi kemampuan mencium bau.
Cedera kepala

Menurut penelitian di Montreal University, cedera kepala dengan intensitas sedang hingga berat bisa memicu kerusakan pada saraf-saraf penciuman. Tidak selalu di hidung, kerusakan itu juga bisa terjadi di otak yang merupakan pusat dari seluruh sistem saraf.
Kurang vitamin

Salah satu fungsi vitamin B12 adalah melindungi saraf-saraf dari kerusakan, termasuk saraf untuk menerima rangsang bau. Sumber vitamin B12 yang mudah ditemukan antara lain adalah daging, telur dan produk-produk berbahan susu.

Air Minum Haruslah Memenuhi Syarat


Banyak orang yang mengira bahwa saat minum segelas air, maka air tersebut akan segera dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urine hari itu juga. Ternyata salah, karena air yang diminum hari ini akan bePerjalanan air dalam tubuh terdiri dari 3 proses, yaitu diserap, disalurkan dan diperbaharui. Saat air masuk dalam saluran pencernaan, air akan melewati pembuluh kapiler dan darah serta akan masuk ke dalam sel-sel darah.ada di tubuh 10-50 hari dan akan dikeluarkan 50 hari kemudian. Air menjangkau sel dalam waktu 5 menit setelah masuk ke dalam tubuh.


Setelah itu air akan mengalir dan tersebar di dalam dan di sekitar organ sel. Saat air telah masuk ke plasma, maka air akan disalurkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Air merupakan zat gizi makro yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, seperti halnya karbohidrat, lemak dan protein. Bahkan jumlahnya paling banyak yaitu 2 L, kalau nasi kan tidak mungkin sebanyak itu. Berdasarkan penelitian TRIP yang dilakukan oleh Profesor Francois Peronnet dari Universitas Montreal, Kanada, menemukan bahwa air yang diminum akan masuk ke dalam sel dalam waktu 5 menit. Orang-orang yang biasa minum air putih 2 liter sehari, ternyata air berada di dalam tubuh selama 10 hingga 50 hari.


Air yang dikonsumsi setiap hari akan bertahan di dalam tubuh selama 10 hari yang kemudian akan dikeluarkan melalui urine, keringat, uap pernapasan dan tinja. Sedangkan tetes terakhir air yang kita minum hari ini akan keluar 50 hari kemudian. Jadi tidak betul kalau kita minum air hari ini terus langsung keluar hari ini juga, yang keluar hari ini adalah air yang diminum 50 hari sebelumnya. Melihat perjalanan air dalam tubuh dan waktu yang cukup lama berada di dalam tubuh, maka harus benar-benar diperhatikan air yang diminum memiliki kualitas yang baik.