Powered By Blogger
http://arif-healthy.blogspot.com/

Wednesday, November 2, 2011

Gonadal steroid

Gonadal steroid: Gonadal steroid, yaitu hormon steroid yang berikatan dengan reseptor androgen atau estrogen. Biasanya juga dikenal dengan istilah hormon sks. Hormon gonad adalah salah satu jenis hormon, seperti estrogen dan androgen, yang berpengaruh pada pertumbuhan atau fungsi organ reproduksi, perkembangan karakteristik sekunder dan pola perilaku pada binatang.
Steroid yang alami diproduksi oleh gonad dan kelenjar adrenal, juga pengubahan steroid yang lain dalam jaringan seperti liver atau lemak. Gonad membutuhkan hormon dari bagian yang lebih tinggi untuk menginisiasi dan mengatur aktifitasnya, dan ini dikenal dengan nama gonadotropin.
Reproduksi pada laki-laki maupun perempuan, sepenuhnya diatur oleh hipothalamus (di otak), kelenjar pituitari, dan gonad (testis dan ovarium). Rentetan kejadiannya yaitu, neuron di hipothalamus mensekresikan gonadotrophin-releasing hormone (GnRH), yang dibawa oleh aliran darah kapiler ke lobus anterior kelenjar pituitari. GnRH kemudian menstimulasi sel untuk mensintesis dan melepaskan hormon gonadotropin pituitari, yaitu luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). LH dan FSH disekresikan masuk ke dalam sirkulasi darah kemudian di bawa ke ovarium dan testis, selanjutnya mereka akan menstimulasi produksi hormon steroid yang spesifik untuk tiap jenis kelamin, seperti estrogen dan progesteron, atau testosteron.
Hormon gonadotropin dan hormon steroid gonad sendiri, bekerja sama untuk menjaga fungsi primer dari gonad, yaitu produksi dan pematangan ovum atau sperma. Keseluruhan proses sekresi hormon, dari hipothalamus ke kelenjar pituitari anterior, kemudian ke gonad, dikontrol dengan baik oleh efek feedback dari steroid gonadal, yang akan mengaktifkan hipothalamus dan kelenjer pituitari untuk meregulasi sekresi dari GnRH dan gonadotropin. Pada laki laki, efek feedback ini selalu bersifat negatif. Ini berarti, ketika sekresi hormon laki-laki yaitu testosteron meningkat, maka pelepasan GnRH dan LH akan menurun, terhambat oleh peningkatan level dari testosteron dalam darah. Dan sebaliknya, ketika sekresi testosteron menurun, sekresi hipothalamus dan pituitari meningkat. Efek feedback negatif yang sama juga terlihat pada hormon wanita, estrogen dan progesteron. Bagaimanapun, kontrol yang unik tehadap sekresi hormon tersebut pada wanita terjadi sebelum ovulasi. Di ovarium, produksi estrogen oleh sel-sel melingkupi pematangan sel telur hingga mencapai puncaknya, dan peningkatan jumlah estrogen dalam darah mendesak terjadinya efek feedback positif, yaitu peningkatan pelepasan GnRH dan peningkatan reaksi kelenjar pituitari terhadap GnRH. Hasilnya adalah sekresi LH yang besar dan FSH yang sedikit oleh kelenjar pituitari.

No comments:

Post a Comment