Powered By Blogger
http://arif-healthy.blogspot.com/

Friday, October 28, 2011

Kanker Paru

Kanker Paru: Kanker paru merupakan penyakit kanker yang menyebabkan kematian terbanyak di Amerika, baik itu pada laki-laki ataupun perempuan. Kanker paru juga merupakan penyakit kanker yang paling memungkinkan untuk dicegah.
Kanker paru juga merupakan kanker pembunuh nomor 1 di Negara-negara. Kanker paru telah menyebabkan kematian akibat kanker dikalangan laki-laki sejak tahun 1950. Di tahun 2006, kanker paru telah menyebabkan rasio kematian 51.5 per 100.000 populasi penduduk di amerika serikat serta terhitung 31 dan 26 persen dari semua pria dan wanita penderita kanker mati secara berturut-turut.
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru (metastasis tumor di paru). Dalam pedoman penatalaksanaan ini yang dimaksud dengan kanker paru ialah kanker paru primer, yakni tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus (bronchogenic carcinoma).21
Di seluruh dunia, kanker paru-paru membunuh lebih dari satu juta orang setiap tahun. Data epidemiologi yang luas jelas menetapkan rokok sebagai penyebab utama kanker paru-paru. Diperkirakan bahwa sekitar 90% dari kematian akibat kanker paru-paru pria dan 75% -80% dari kematian akibat kanker paru-paru wanita di Amerika Serikat setiap tahun disebabkan oleh merokok. Risiko kanker paru-paru berkurang setelah berhenti merokok, tetapi tidak selama 5 tahun pertama, dan risiko relatif tidak pernah kembali dengan seorang bukan perokok .
Buruknya prognosis penyakit ini mungkin berkaitan erat dengan jarangnya penderita datang ke dokter ketika penyakitnya masih berada dalam stadium awal penyakit. Hasil penelitian pada penderita kanker paru pascabedah menunjukkan bahwa, rata-rata angka tahan hidup 5 tahunan stage I sangat jauh berbeda dengan mereka yang dibedah setelah stage II, apalagi jika dibandingkan dengan staging lanjut yang diobati adalah 9 bulan.
Sekitar 87% kanker paru merupakan hasil dari merokok. Semakin lama merokok, maka semakin besar pula resiko berkembangnya kanker paru.
Namun demikian tidak hanya perokok saja yang berisiko mendapatkan penyakit. Penyakit tersebut, tetapi masyarakat banyak yang terpapar oleh asap rokok yang kita kenal dengan passive smoking. Telah terbukti bahwa passive smokerspun berisiko untuk terkena penyakit kardiovaskuler, kanker paru, asthma, dan penyakit paru lainnya.
Tembakau memang telah digunakan selama berabad-abad sebelum ditemukannya bukti secara epidemiologi penyebab kanker paru. Namun, dengan berkembangnya mesin-mesin pengolah tembakau menjadi rokok di akhir abad ke 19, tembakau menjadi lebih intensif dan luas penggunaanya. Tembakau mengandung sekitar 4000 bahan kimia, termasuk diantaranya adalah 400 carcinogen7. Asap dari rokok tembakau diduga sebagai penyebab kanker paru pada awal 1920-an, ketika dokter di amerika mulai melihat peningkatan jumlah pasien penyakit kanker paru jarang dan tercatat bahwa hamper semuanya adalah perokok. Sejumlah penelitian juga telah menunjukkan bahwa risiko untuk kanker paru menurun dengan berhenti merokok.
Sekitar lima ratus miliar rokok yang dijual di Amerika Serikat pada tahun 1995 dan satu milyar perokok di seluruh dunia, sepertiga dari mereka hidup di Cina, di mana epidemi utama kanker paru diperkirakan6. Adiksi akibat penggunaan tembakau sulit sekali untuk ditanggulangi, Oleh sebab itu, banyak perusahaan rokok berlomba-lomba melakukan penelitian-penelitian untuk mendapatkan produk yang lebih aman. Penelitian yang dilakukan bersifat jangka pendek, tidak memikirkan dampak tembakau untuk jangka panjang. Beberapa cara yang dilakukan adalah pengembangan penggunaan filter dan “Light” and “ultralight” cigarettes. Namun ke-dua cara ini belum menjamin keamanan dari komsumsi tembakau.
Di Amerika, sekitar 45 juta merokok tembakau. 70% dari perokok tersebut mengatakan bahwa mereka akan berhenti merokok dan setia tahunnya, 40% berhenti paling tidak selama 1 hari. Terlebih daripada itu, 80% orang yang menyatakan untuk berhenti merokok ternyata kembali merokok dalam kurun waktu satu bulan, dan setiap tahun, hanya 3% perokok yang sukses menghentikan kebiasaan merokoknya.


Namun demikian, kesadaran untuk berhenti mengkomsumsi tembakau sangat sulit dilakukan, karena banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain gencarnya industri tembakau untuk mengiklankan produknya tanpa memberikan keterangan yang jelas tentang bahaya tembakau. Juga banyaknya petani tembakau yang harus dialihkan profesinya untuk tidak menanam tembakau.

No comments:

Post a Comment