Powered By Blogger
http://arif-healthy.blogspot.com/

Wednesday, March 7, 2012

Tutorial Gigi Tiruan Sebagian Lepasan


PERTEMUAN I
PENGERTIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Didalam bidang kedokteran gigi istilah gigi tiruan/ dental prothetis meliputi
• Gigi tiruan sebagian lepasan/partial denture
• Gigi tiruan cekat/Fixed denture
• Gigi tiruan lengkap/Full denture
Definisi gigi tiruan sebagian
• Osborne (1925)
gigi tiruan sebagian adalah gigi tiruan yg menggantikan sebagian dari pada gigi asli yang hilang dan dapat dilepas sendiri oleh sang pasien dari mulutnya
• Applegate (1925)
gigi tiruan sebagian adlh suatu alat yg dapat dilepas menggantikan gigi asli yg hilang& memperoleh dukungan utama dr jaringan sadel dng suatu dukungan tambahan dr gigi asli yg masih tertinggal
• Mc.Cracken (1973)
suatu restorasi prostetic yn menggantikan gg asli yg hilang&bagian lain dr rahang yg tak bergg sebagian,mendapat dukungaan terutama dr jaringan dibawahnya & sebagian dr gg asli yg masih tertinggal dipakai sebagai gg pegangan /abutment
• Glossary of prosthodontics (1999)
GTS merupakan bag.prostodonsia yg menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dng gigi tiruan&didukung oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi-mukosa yang dipasang&dilepas oleh pasien
Akibat kehilangan gigi
• Migrasi dan rotasi
Hilangnya kesinambungan lengkung gg dpt menyebabkan pergeseran yaitu miring atau berputarnya gg sehingga tdk kuat menahan beban misalnya beban pengunyahan,hal ini dpt merusak srtuktur periodontal dan gigi mudah karises
• Erupsi berlebih
Pada gigi yg tertinggal akan mengalami erupsi berlebih kearah daerah gigi yg hilang
• Penurunan energi kunyah
Terutama pada kehilangan gigi posterior
• Ganguan pada TMJ
Kehilangan gigi terutama pada posterior dpt menyebabkan berubahnya tomporo mandibul joint
• Terganggunya kebersihan mulut
Pada kehilangan gigi terdapat celah antar gigi sehingga makanan dapat masuk,lama lama menimbulkan plak dan akhirnya karises
• Beban berlebih pada jaringan pendukung
Kehilangan gigi,maka jumlah gigi akan berkurang dan menyebabkan berkurangnya daya tahan terhadap tekanan dan oleh karena itu jaringan pendukung bebannya menjadi bertambah,hal ini menyebabkan kerusakan membran priodontal yang pada akhirnya menyebabkan gigi-gigi tarsebut menjadi goyah
• Kelainan berbicara
Labio dental adlh huruf yg diucapkan antara lidah dng gigi dpn atas.apabila kehilangan gigi depan maka huruf F,V,PH tidak dapat terucap dng baik.demikian juga pd huruf linguo-dental
• Penampilan buruk
• Atrisi/gigi erosi
• Pd pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan dapat menimbulkan efek:
1.Peningkatan akumulasi plak
Kurangnya kebersihan pd pemakai GTSL maka plak mudah menempel dan dpt terjadi inflamasi pada jaringan periodontal kemudian terbentuk poket juga resorbsi tulang alveolar berlebihan
2.Trauma langsung
pada gigi yg digunakan sebagai gigi pendukung / abutment, pembuatan klamer yg terlalu menekan gigi pendukung tersebut dapat merusak email
3.Distribusi gaya kunyah
Gaya fungsional disalurkan oleh GTS ke jaringan yg berkontak&berada dibawahnya.Pada GTS hubungan gigi gaya ini diteruskan ke tulang alveolae melalui ligmen periodontal oleh karna itu disterbusi dapat merata
4.Permukaan okusal
• adanya kontak oklusi yg prematur mengakibatkan:
A.Difungsi otot kunyah&wajah,bila pasien berusaha menghindari kontak dng cara mengubah pola gerak kunyahnya
B.Terjadinya peradangan mukosa&resorbsi tulang bawahnya
C.Kerusakan pada gigi atau jaringan periodontal
• Untuk menetralisir efek akibat pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan maka:
A.Dokter gigi,harus dapat mendesain gigi tiruan tersebut dengan benar dan tepat
B.Tehniker,harus bekerja sesuai intruksi dari perintah dokternya
C.Pasien,harus dapat menjaga pemeliharaan gigi tiruan dengan benar terutama kebersihan
PEMBAGIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
• Berdasarkan bahan yang dipakai untuk membuat
a.vulcanite denture -dibuat dari vulkanit
b.acrylic denture-dibuat dari akrilik
c.frame denture-dibuat dari logam
• Dilepas/tidak dapat dilepas
a.removable partil denture= GTS Lepasan
b.fixed denture/bridge= GTC
• Saat pemasangan
a.convesional-dipasang setelah gigi hilang
b.immediete-dipasang segera setelah gigi hilang / dicabut
• Jaringan pendukung
a.tooth borne-didukung oleh gigi
b.mucosa / tissue borne-didukung mukosa
c.mucosa and tooth-didukung gigi&mukosa
• Letak daerah tak bergigi / sadel
a.anterior tooth suported case
b.all tooth suported case
c.free and supotred case
• Memakai wing bagian bukal/labial atau tidak
A.open face:GTS yg dibuat tanpa gusi tiruan labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila
1.keadaan prosessus aleolaris masih baik
2.biasa pada gigi anterior
3.pasien mempunyai lebar mulut terlalu lebar
B.close face:GTS yg dibuat gusi tiruan bagian labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila
1.prosessus alveolaris telah mengalami absorbsi
2.perbaikan profil
TUJUAN/FUNGSI PEMBUATAN GTS ADALAH:
A.Mengembalikan fungsi estetik
Estetik adlh cab.dari filosofi yg berhubungan dng keindahan dlm alam.dasar2dr estetik adlh keindahan,keaslian,keharmonisan
Kosmetik adlh hny mementingkan keindahan sehingga kadang2berlebihan,tetapi kurang memikirkan keaslian dan keharmonisannya
dalam prosthodonsi yg perlu diperhatikanadlh estetik membuat gigi tiruan secara
1.Hygiene
2.Harmonis dengan gigi asli
3.Tidak boleh kelihatan palsu
B.Mengembalikan fungsi pengunyahan
Secara teori,apabila gigi posterior hilang menyebabkan pengunyahan kurang baik sehingga mengakibatkan pencernaan terganggu dan akhirnya timbul macam2 penyakit pencernaan
C.Mengembalikan fungsi bicara
Ada 2 golongan huruf yaitu:s
1.huruf hidup / vokal: A,I,U,E,O
2.huruf mati / kongsonan: B,C,D,F….dll
Alat bicara mempunyai 2 sifat:
1.sifat statis: gigi palatum
2. sifat dinamis: lidah,bibir,tali suara,mandibula
suara berawal dari laring-palatum-dan dibantu gigi gelligi shg terbentuk suara.Ruang resonansi berada dalam rongga mulut dan sinus maksilaris.
D.
NB: seperti biasa yang di dalam kotak itu tambahan ya teman2....

PERTEMUAN II
DIAGNOSIS BIDANG PROSTODONSI
Diagnosis
 adalah proses yg dilakukan untuk mengenali / mengetahui terdapatnya keadaan yg tidak wajar / alamiah dan meneliti adanya abnormalitas serta menetapkan penyebabnya
 diterapkan untuk membuat rencana perawatan
 Tujuan diagnosis :Untuk mengetahui keadaan à
1.Untuk dapat mempertahankan gigi-gigi yg ada
2.Memelihara jaringan pendukungnya
3.Menciptakan estetis yang harmonis dan memuaskan
 Cara diagnosis : evakuasi thd penderita (diskusi) à anamnesis à data diagnostik
ANAMNESIS :
 Yaitu riwayat yg lalu dari suatu penyakit atau kelainan berdasarkan ingatan penderita pd waktu dilakukan wawancara dan pemeriksaan medik/dental
 Macam anamnesis :
1. Ditinjau dari cara penyampaian à ada 2 macam
- Auto anamnesis : cerita mengenai keadaan penyakit disampaikan sendiri oleh pasien
- Allo anamnesis : cerita yang tidak disampaikan sendiri oleh pasien yg bersangkutan melainkan melalui bantuan orang lain ( pasien bisu, kesulitan bahasa,anak )
2. Ditinjau dari segi inisiatif penyampaian cerita :
- Anamnesis Pasif : pasien sendiri yang bercerita kepada si pemeriksa
- Anamnesis Aktif : pasien perlu dibantu pertanyaan dalam penyampaian ceritanya
HAL-HAL YG DITANYAKAN PADA PENDERITA :
1. Nama penderita ; perlu diketahui untuk :
- membedakan seorang penderita dg yg lainnya
- mengetahui asal suku atau rasnya, karena ras
berhubungan dg penyusunan gigi depan ( profil orang Eropa
lurus, sedang pada Asia cembung )
2. Alamat, untuk :
- menghubungi pasien bila terjadi sesuatu
- mengetahui latar belakang lingkungan hidup seorang pasien shg
dapat pula diketahui status sosialnya
3. Pekerjaan, untuk :
- keadaan sosial ekonomi pasien ( biasanya lebih tinggi lebih besar tuntutannta )
- melakukan modifikasi jenis perawatan yg mungkin diperlukan sehubungan dg
faktor jenis pekerjaan misal guru, artis
4. Jenis kelamin :
wanita : - lebih cenderung memperhatikan estetis
- bentuk gigi relatif lebih banyak lengkungan / membulat
Pria : - lebih cenderung membutuhkan protesa yg lebih kuat, sebab pria membutuhkan kekuatan mastikasi yg lebih besar
- bentuk gigi lebih besar menunujukan kejantanan
5. Usia , untuk menentukan bentuk, warna, ukuran gigi
usia muda : - lebih mudah dan cepat beradaptasi thd gigi tiruan
usia tua : - toleransi jaringan
- kesehatan mulut
- adaptasi lebih sulit
6. Waktu dan letak gigi yg terakhir dicabut/hilang à gts immediate

7. Pengalaman memakai gigi tiruan, adaptasi thd gigi tiruan baru:
a. Penderita yg pernah memakai gigi tiruan :
- adaptasi mudah
- sering membanding-bandingkan gts barunya dg yang pernah dipakai sebelumnya
b. Penderita yg belum pernah memakai gigi tiruan :
- belum mengetahui prosedur pembutan dan pemakaian gigi tiruan à perlu penjelasan [ pencetakan, penentuan gigitan, awal pemakaian yang sering menimbulkan rasa sakit itulah sebabnya penerangan yang diberikan menjadi penting sekali ]
8. Tujuan pembuatan gigi tiruan à lebih mementingkan pemenuhan faktor estetik atau fungsional ?
9. Kebiasaan / bad habid : - bruksisma à dianjurkan memakai gigi tiruan dimalam hari

10. Pemeriksaan status umum : DM, alergi, depresi mental, penyakit pendarahan
11. Pemeriksaan status lokal :
 Extra oral
- pembengkakan wajah
- Asimetri wajah
- jumlah gigi yg terlihat ketika pasien berbicara
- Besar kedua rahang sesuai / tidak ?
- Susunan gigi teratur / tidak ?
- bentuk muka
- profil
- mata
- hidung

- telinga
- bibir

 Intra oral
- keadaan umum :
1. OH [ plak, kalkulus, stain = baik, sedang, buruk]
2. Mukosa mulut
3. Frekwensi karies
4. Status gigi [ goyah, migrasi, malposisi]
5. Ro foto :
- Melihat/ memeriksa struktur tulang yg akan menjadi pendukung
- melihat bentuk , panjang, jumlah akar
- melihat kelainan bentuk pd residual ridge
- sisa akar
- keadaan vitalitas gigi
- keadaan kelainan periapikal
- berhubungan dg penentuan gigi pegangan
6. Oklusi
7. Artikulasi [ untuk mengetahua adanya hambatan oklusi]
8. Vestibulum
9. Frenulum
10. Kelainan gigi [ jumlah, warna, bentuk]
11.Macam gigi [ sulung, permanen]
12. Proc alveolaris
13. Bentuk palatum [ huruf U = menguntungkan karena stabilitas ,,, huruf V]
14. Torus palatinus [ dibebaskan ]
15. Lidah
Pertemuan III
KLASIFIKASI GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Endang Wahyuningtyas
1. KLASIFIKASI DAERAH YANG TIDAK BERGIGI :
Maksud utama pembuatan klasifikasi untuk rahang yang sebagian giginya sudah hilang adalah: agar dokter gigi dapat berkomunikasi sejelas mungkin tentang keadaan rongga mulut yang akan dibuatkan gigi tiruan
Dasar klasifikasi :
1.Berdasarkan sadel/daerah yang tidak bergigi, klasifikasi menurut:
a. Kennedy
b. Swenson
c. Austin Lidge
d. Applegate Kennedy
2.Berdasarkan Retainer, klasifikasi menurut: a. Miller
b. Cummer
• Sadel :
Bagian dari prosessus alveolaris yang telah kehilangan gigi
• Tipe sadel :
1. Sadel ujung bebas/Free end Sadel
2. Sadel tertutup / Bounded sadel
Klasifikasi Kennedy
Syarat:
1. Klasifikasi hendaknya dibuat setelah semua pencabutan gigi selesai dilaksanakan atau gigi yang diindikasikan untuk dicabut selesai dicabut
2. Bila gigi M3 hilang dan tidak akan diganti, gigi ini tidak termasuk dalam klasifikasi.
3. Bila gigi M3 masih ada dan akan digunakan sebagai pengganti, gigi ini dimasukkan klasifikasi
4. M2 hilang tidak akan diganti jika antagonisnya sudah hilang.
5. Bagian tidak bergigi paling posterior menentukan Klas utama dalam klasifikasi.
6 Daerah tidak bergigi lain daripada yang sudah ditetapkan dalam klasifikasi masuk dalam modifikasi dan disebut sesuai dengan jumlah daerah atau ruangannya.
7. Banyaknya modifikasi ditentukan oleh banyaknya ruangan yang tidak bergigi.
8. Tidak ada modifikasi pada klasifikasi Kennedy Klas IV.
Klasifikasi Kennedy ada 4 Klas :
Kelas I
Daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada dan berada pada kedua sisi rahang / Bilateral Free End
Kelas II
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian posterior gigi yg ada, pd 1 sisi rahang/unilateral free end.
Kelas III
Daerah yang tidak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada dibagian posterior.
Kelas IV
Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian anterior dan melewati garis tengah rahang/median line. Untuk kelas ini tidak ada modifikasi

KLASIFIKASI APPLEGATE - KENNEDY
Kelas I
a. Daerah yang tidak bergigi sama dengan klasifikasi Kennedy.
b. Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun kehilangan gigi.
c. Secara klinis dijumpai:
1. Derajat resorbsi residual ridge bervariasi.
2. Tenggang waktu pasien tidak bergigi akan mempengaruhi stabilitas gigi tiruan yang akan dipasang.
3. Jarak antar lengkung rahang bagian posterior biasanya sudah mengecil.
4. Gigi asli yang masih tinggal sudah migrasi ke dalam berbagai posisi.
5. Gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat
6. Jumlah gigi yang masih tertinggal bagian anterior umumnya sekitar 6 10 gigi.
7. Ada kemungkinan dijumpai kelainan sendi temporomandibula.
Indikasi pelayanan prostodonsia: Gigi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan perluasan basis distal

Kelas II
Daerah tidak bergigi sama dengan kelas II
Secara klinis dijumpai keadaan :
1.Resorbsi tulang alveolar terlibat lebih banyak
2.Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur.
3.Ekstrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi antagonis.
4.Pada kasus ekstrim karena tertundanya pembuatan gigi tiruan untuk jangka waktu tertntu karena perlu pencabutan satu atau lebih gigi antagonis.
5.Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan sendi
temporomandibula.
Indikasi pelayanan prostodonsia: Gigi tiruan sebagian lepasan disain bilateral perluasan basis distal.

Kelas III
Keadaan tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga, tidak lagi mampu memberi dukungan kepada gigi tiruan secara keseluruhan.
Secara klinis dijumpai keadaan:
1. Daerah tidak bergigi sudah panjang.
2. Bentuk dan panjang akar gigi kurang memadai
3. Tulang pendukung mengalami resorbsi cervikal dan atau disertai goyangnya gigi secara berlebihan.
4. Beban oklusal berlebihan
Indikasi pelayanan prostodonsi; Gigi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dengan desain bilateral.

• Kelas IV
• Daerah tidak bergigi sama dengan klas IV Kennedy.
• Pada umumnya untuk klas ini dapat dibuat gigi tiruan sebagian lepasan bila:
1. Tulang alveolar sudah banyak hilang, seperti pada kasus akibat trauma
2. Gigi harus disusun dengan "overjet" besar, sehingga dibutuhkan banyak gigi pendukung.
3. Dibutuhkan distribusi merata melalui lebih banyak gigi penahan, pada pasien dengan daya kunyah besar.
4.Diperlukan dukungan danretensi tambahan dari gigi penahan
5.Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk memenuhi faktor estetik
• Indikasi pelayanan Prosthodontic Klas IV :
a) Geligi tiruan cekat, bila gigi gigi tetangga masih kuat
b) Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan dukungan gigi atau jaringan atau kombinasi.
c) Pada kasus meragukan sebaiknya dibuat GTSL
• Kelas V
• Daerah tak bergigi paradental, dimana gigi asli anterior tidak dapat dipakai sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunyah
• Kasus seperti ini banyak dijumpai pada rahang atas karena gigi caninus yang dicabut karena malposisi atau terjadinya kecelakaan
• Gigi bagian anterior kurang disukai sebagai gigi penahan, biasanya karena salah satu alasan berikut ini :
1. daerah tak bergigi sangat panjang
2. daya kunyah pasien berlebihan
3 bentuk atau panjang akar gigi penahan kurang memadai
4 tulang pendukung lemah
penguatan dengan splin tidak diharapkan, dan sekalipun dilakukan tetap tidak memberikan dukungan yang memadai, tetapi tetap dirasakan perlunya mempertahankan geligi yang masih tinggal ini
• Indikasi pelayanan Prosthodontik kelas V:
Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan prinsip basis berujung bebas tetapi di bagian anterior.
• Kelas VI
• Daerah tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangga gigi asli dapat dipakai sebagai gigi penahan. Kasus seperti ini sering kali merupakan daerah tak bergigi yang terjadi pertama kalinya dalam mulut
• Biasanya dijumpai keadaan klinis :
1. daerah tak bergigi yang pendek
2. bentuk atau panjang akar gigitetangga memadai sebagai pendukung penuh
3. sisa processus alveolaris memadai
4. daya kunyah pasien tidak besar
• Indikasi pelayanan prosthodontik kelas VI
• a) geligi tiruan cekat
• b) geligi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dan desain unilateral (protesa sadel)
• Pemilihan geligi tiruan lepasan dalam hal ini didasarkan pada:
1. usia pasien masih muda
2. mencegah ekstrusi gigi antagonis
3. pulpa gigi masih lebar
4. kesehatan pasien tak memungkinkan dilakukannya preparasi segera
5. kendala waktu untuk pembuatan gigi tiruan cekat
6. pasien menolak pembuatan geligi tiruan cekat
7. keadaan sosial ekonomi pasien tak menunjang
• Selain ke enam kelas tersebut di atas, klasifikasi Aplegate Kennedy mengenai juga modifikasi untuk daerah tak bergigi tambahan.
• Bila tambahan ini terletak di anterior, maka disebut kelas.... modifikasi A
• Pada penambahan yang terletak di posterior, sebutan menjadi kelas ... modifikasi P.
• Untuk penambahan ruangan yang lebih dari satu, dimuka huruf petunjuk modifikasi. Diberi tambahan angka arab sesuai jumlahnya.
Contoh : Kelas II Modifikasi 2A (atau 1P atau 2A dan 3P dan seterusnya).

KLASIFIKASI SWENSON
• Pada dasarnya sama dengan klasifikasi Kennedy
Kelas I : Unilateral free end
Kelas II : Ujung bebas bilateral/ Bilateral free end
Kelas III : Bounded sadle
Kelas IV : Anterior tooth supported
KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV
KLASIFIKASI AUSTIN DAN LIDGE
Lebih sederhana karena pengklasifikasiannya berdasarkan wilayah daerah gigi yang hilang.
a) Daerah gigi yang hilang anterior A
b) Daerah gigi yang hilang posterior: P
• Pada masing masing derah tersebut dibagi 2 lagi, dengan batas median line.

KLASIFIKASI BERDASARKAN LETAK KLAMER
• Klasifikasi ini didasarkan pada letak klamer.
Kelas I Miller :
Menggunakan 2 klamer, dengan letak klamer harus berhadapan dan tegak lurus dengan median line
Kelas II Miller
• Memakai 2 klamer, diagonal dimana garis fulkrum melewati median line.
• Median line dengan lokasi fulkrum tegak
lurus.
Kelas II Miller
• Memakai 2 klamer, diagonal dimana garis fulkrum melewati median line.
• Median line dengan lokasi fulkrum tegak
lurus.
Kelas III Miller
• Menggunakan 3 klamer, letak klamer sedemikian rupa sehingga bila ditarik akan berbentuk segitiga yang letaknya kira kira ditengah protesa.
Kelas IV Miller
 Memakai 4 klamer, bila dihubungkan dengan garis membentuk segiempat dan terletak ditengah tengah protesa.

Klasifikasi Cummer
1 Kelas I
protesa dengan 2 retensi (klamer) direct, letaknya diagonal, berorientasi pada frame protesa
2 Kelas II
protesa dengan 2 retensi direct, letak berhadapan, bila dihubungkan membentuk garis tegak lurus pada median line.
3 Kelas III
protesa dengan 2 atau lebih retensi direct, letak pada 1 sisi/bidang.
4 Kelas IV
protesa dengan 3 4 klamer, bila dihubungkan dengan gads membentuk segi empat dan berada di tengah protesa.


Permalink

No comments:

Post a Comment