Powered By Blogger
http://arif-healthy.blogspot.com/

Monday, November 7, 2011

Patogenesis dan Gambaran Klinis Alopesia Androgenik

Patogenesis dan Gambaran Klinis Alopesia Androgenik: PATOGENESIS

Siklus pertumbuhan rambut yang normal terbagi atas 3 fase, yaitu :

Fase Anagen : sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel yang lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya antara 2-6 tahun.
Fase Katagen : masa peralihan yang di dahului oleh penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian di bawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada (club). Masa peralihan ini berlangsung 2-3 minggu.
Fase Telogen atau masa istirahat dimulai dengan memendeknya sel epitel dan berbentuk tunas kecil yang membuat rambut baru sehingga rambut gada akan terdorong keluar.

Lama masa anagen adalah berkisar 1000 hari, sedang masa telogen sekitar 100 hari sehingga perbandingan rambut anagen dan telogen berkisar antara 12:1. Jumlah folikel rambut pada kepala manusia sekitar 100.000. Jumlah rambut rontok per hari 100 helai. Hormon androgen dapat mempercepat pertumbuhan dan menebalkan rambut di janggut, ketiak, dan suprapubis tetapi pada kulit kepala, hormon androgen menyebabkan rambut vellus nonpigmented. Namun, perbedaan efek tersebut belum jelas.
Penyebab alopesia androgenik adalah percepatan konversi hormon testosteron menjadi hormon turunannya yaitu Dihydrotestosteron (DHT). Konversi ini terjadi sesaat setelah proses pubertas berakhir atau kisaran usia 20 tahun. Hormon DHT menghasilkan enzim tipe II, 5-a reductase. Folikel yang terpapar oleh DHT menjadi lemah dan tidak mampu menumbuhkan batang rambut (graft sehat). Mekanisme kebotakan disebabkan singkatnya durasi anagen akibat terpapar DHT, memanjangnya durasi telogen, dan mengecilnya folikel rambut.
Fase anagen lebih pendek sedangkan fase telogen memanjang, rasio anagen dengan telogen dari 12:1 menjadi 5:1. Akibatnya lebih banyak rambut berada fase telogen, sehingga penderita mengalami peningkatan kerontokan rambut. Daerah ini bervariasi pada individu, namun biasanya ditandai kebotakan pada vertex. Wanita dengan alopesia androgenik umumnya dimulai perluasan dari bagian pusat dan kemudian kehilangan rambut atas mahkota. Hal ini bertahap sehingga akhirnya mengalami kebotakan. Rambut laki-laki secara bertahap mulai menipis di daerah temporal. Sebagian besar evolusi kebotakan berkembang sesuai dengan klasifikasi Norwood/Hamilton bagian depan dan vertex menipis. Rambut wanita biasanya mulai menipis di puncak. Secara umum, perempuan mempertahankan garis rambut bagian depan. Laki-laki dan perempuan dengan kelainan alopesia androgenik, rambut terminal pigmennya lebih tipis, lebih pendek, tak jelas dan akhirnya menjadi rambut vellus nonpigmented secara bertahap.
GAMBARAN KLINIS

Alopesia androgenik timbul pada akhir umur dua puluh atau awal umur tiga puluhan. Rambut rontok secara bertahap dimulai dari bagian verteks dan frontal. Garis rambut anterior menjadi mundur dan dahi menjadi terlihat lebar. Puncak kepala menjadi botak. Beberapa varian bentuk kerontokan rambut dapat terjadi, tetapi yang tersering adalah bagian frontoparietal dan verteks menjadi botak.
Folikel membentuk rambut yang lebih halus dan berwarna lebih muda sampai akhirnya sama sekali tidak terbentuk rambut terminal. Rambut velus tetap terbentuk menggantikan rambut terminal. Bagian parietal dan oksipital menipis.

Adapun gejala klinis alopesia androgenik menurut Hamilton:
Tipe I : Rambut masih penuh
Tipe II : Tampak pengurangan rambut pada kedua bagian temporal; pada tipe I dan II belum terlihat alopesia
Tipe III : Border line
Tipe IV : Pengurangan rambut daerah frontotemporal, disertai pengurangan rambut bagian midfrontal
Tipe V : Tipe IV yang menjadi lebih berat
Tipe VI : Seluruh kelainan menjadi satu
Tipe VII : Alopesia luas dibatasi pita rambut jarang
Tipe VIII : Alopesia frontotemporal menjadi satu dengan bagian vertex
Pada wanita tidak dijumpai tipe VI sampai dengan VIII, kebotakan pada wanita tampak tipis dan disebut female pattern baldness. Kerontokan terjadi secara difus mulai dari puncak kepala. Rambutnya menjadi tipis dan suram. Sering disertai rasa terbakar dan gatal.2

No comments:

Post a Comment