Powered By Blogger
http://arif-healthy.blogspot.com/

Monday, November 7, 2011

Lingkar Perut dan Risiko Diabetes

Lingkar Perut dan Risiko Diabetes: Lingkar perut besar mesti diwaspadai. Kondisi itu merupakan peringatan adanya risiko diabetes melitus alias gangguan fungsi insulin terhadap metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Ketua Perhimpunan Edukator Diabetes Indonesia Aris Wibudi mengatakan, lingkar perut yang besar merupakan peringatan adanya peningkatan risiko diabetes melitus atau yang didefinisikan sebagai kumpulan gejala terkait metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak akibat gangguan fungsi insulin.

Seperti halnya pada Penyebab Gejala dan Pengobatan Diabetes "Perempuan dengan lingkar perut lebih dari 88 sentimeter dan laki-laki dengan lingkar perut lebih dari 90 sentimeter harus hati-hati karena sudah berisiko tinggi terkena diabetes melitus," kata Aris Wibudi dalam lokakarya media tentang diabetes melitus di Jakarta. Aris menjelaskan, kumpulan lemak pada perut pada orang yang mengalami obesitas sentral menyebabkan resistensi insulin yakni kondisi ketika kemampuan hormon insulin untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan menekan produksi glukosa hepatik dan menstimulasi pemanfaatan glukosa di dalam otot skelet dan jaringan adiposa menurun.

"Ini membuat pankreas terus-menerus memproduksi insulin sehingga kemudian mengakibatkan cedera insulin, tubuh tidak mampu mengeluarkan insulin sesuai kebutuhan," kata dokter yang sehari-hari bekerja di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto itu. Kondisi yang demikian, ia menjelaskan, membuat produksi gula pada hati tidak terkendali sehingga kadar gula dalam darah naik. Bila tak dikendalikan hal itu bisa berkembang menjadi diabetes melitus yang oleh masyarakat awam disebut kencing manis.

Penyakit diabetes yang disebabkan oleh resistensi tubuh terhadap efek insulin--hormon yang diproduksi oleh sel beta pankreas-- disebut diabetes melitus tipe dua. Keadaan ini akan mengakibatkan kadar gula dalam darah menjadi naik tidak terkendali dan menimbulkan komplikasi pada sejumlah organ seperti jantung, otak, tungkai bawah, mata, ginjal dan jaringan syaraf. Menurut Aris, penyakit ini biasanya ditandai dengan banyak kencing (polyuria), banyak minum (polydipsia), banyak makan (polyphagia) dan cepat lelah.

"Kalau tanda-tanda ini sudah muncul berarti paling tidak kita sudah telat enam tahun. Seharusnya ini bisa dicegah dengan mengenali dan menyadari faktor risikonya sejak dini," katanya.

Ada pula diabetes melitus tipe dua. Yakni, penyakit diabetes yang disebabkan oleh resistensi tubuh terhadap efek insulin, hormon yang diproduksi oleh sel beta pankreas. Diabetes melitus tipe dua, lanjut Aris, akan mengakibatkan kadar gula dalam darah naik tidak terkendali. Bisa juga menimbulkan komplikasi organ jantung, otak, tungkai bawah, mata, ginjal, dan jaringan syaraf.

Menurut Aris, penyakit ini biasanya ditandai dengan banyak kencing (polyuria), banyak minum (polydipsia), banyak makan (polyphagia) dan cepat lelah. "Kalau tanda-tanda ini sudah muncul berarti paling tidak kita sudah telat enam tahun. Seharusnya ini bisa dicegah dengan mengenali dan menyadari faktor risikonya sejak dini," beber Aris

Ia menyarankan orang-orang dengan risiko terkena diabetes melitus, yakni mereka yang antara lain punya keturunan diabetes melitus, kegemukan, lingkar perutnya besar dan pola makannya tidak baik, untuk memeriksa kadar gula darahnya secara berkala.

Mari kita budayakan healthy lifestyle, agar Anda selalu Sehat. Sukses juga buwat Anda.

No comments:

Post a Comment