Powered By Blogger
http://arif-healthy.blogspot.com/

Sunday, October 23, 2011

INSOMNIA



insomnia
Sebuah survei oleh American Cancer Society (2010) terhadap 1,1 juta penduduk Amerika, dilaporkan mereka yang tidur ±7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah, sedangkan mereka yang tidur < 6 jam atau > 8 jam, lebih tinggi tingkat kematiannya.Berdasar American Academy Sleep Medicine, sebanyak 30 % orang dewasa mengalami insomnia, 10 % dari mereka memiliki tingkat insomnia yang sudah akut, dengan tiga kali dalam seminggu tidak bisa tidur, dan berlangsung selama sebulan bahkan bertahun-tahun.Fenomena kehidupan modern saat ini memang berpengaruh pada pola kehidupan termasuk pola tidur. Respon abnormal tubuh thd pola tidur bisa berupa gampang sekali tertidur ataupun susah tidur.
Insomnia (in = tidak; sommus = tidur), berarti gangguan pola tidur yang ditandai dengan gejala merasa letih dan lelah sepanjang hari, secara terus-menerus (lebih dari 10 hari) mengalami kesulitan tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur.
JENIS-JENIS INSOMNIA
1. Transient Insomnia
Terjadi beberapa malam saja. Bisa terjadi saat seseorang baru mengalami even-even traumatis minor (melakukan perjalanan jauh atau perubahan cuaca). Pada sebagian besar, tidak memerlukan perawatan khusus, biasanya akan menghilang dengan sendirinya setelah penderitanya sudah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
2. Short-term Insomnia
Berlangsung singkat selama <3 minggu, sering ditemukan pada orang yang pekerjaannya banyak menggunakan komputer.
3. Chronic Insomnia
Ketika seseorang tidak dapat tidur, sering terbangun waktu tidur, atau masih tetap merasa kelelahan setelah bangun tidur, dan keadaan ini berlangsung lebih dari 2 malam setiap minggunya, yang terus berlangsung selama >1bulan.

PENYEBAB INSOMNIA
Penyebab insomnia secara umum, a.l:
1. Faktor psikologi: stres berkepanjangan, berita-berita buruk, rencana yang gagal.
2. Problem psikiatri: depresi, cemas , tegang.
3. penyakit fisik: asma, rematik, penyakit lambung, pola buang air, flu. Perubahan hormon wanita juga dapat menyebabkan gangguan tidur. Pada saat menstruasi, dimana saat jumlah hormon progesteron berkurang, seorang wanita dapat mengalami insomnia
4. Faktor lingkungan: lingkungan bising (lingkungan lintasan pesawat jet, kereta api, pabrik atau televisi tetangga) cuaca terlalu panas atau terlalu dingin, keadaan cahaya ruangan yang terlalu terang ataupun terlalu sedikit menjadi faktor penyebab sulit tidur.
5. Gaya hidup: alkohol , rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja yang tidak teratur.

GEJALA-GEJALA INSOMNIA
Gejala yang dialami waktu siang hari adl: Resah, Mengantuk, Sulit berkonsentrasi, sulit mengingat, Gampang tersinggung, tidak bias mengontrol emosi.
Gejala yang dialami waktu malam hari adl: Menurut, Dr. dr. Nurmiati Amir SpKJ, 2010 Insomnia ditandai oleh gejala berikut yaitu kesulitan untuk tidur, terjaga dari tidur berulang kali dan kesulitan untuk kembali tidur, terjaga dari tidur terlalu cepat (dini hari) serta tidur yang tidak memulihkan atau menyegarkan, yang berlangsung paling sedikit satu bulan.
DIAGNOSA
Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian secara lengkap. Pemeriksaan fisik (rematoid artritis gangguan hormonal, hipertensi, dll) Pemeriksaan lab. (gula darah, kolesterol, ginjal, dll), gangguan fisik dapat menyebabkan insomnia. Penilaian thd Pola tidur, Pemakaian obat-obatan, dan Tingkatan stres psikis.
Apakah Anda insomnia????!!!
Jika sebagian besar pertanyaan2 berikut Anda jawab “Ya”, kemungkinan Anda mengalami gejala insomnia.
· Apakah Anda sering merasa lelah dan tertekan pada waktu pagi atau malam hari?
· Apakah Anda punya lingkaran gelap di sekitar mata? (tidak berkaitan denga n kelainan fisik/bawaan lahir)
· Apakah Anda sering tidak dapat tidur, tidur tidak nyenyak atau bangun terlalu dini?
· Apakah Anda takut menghadapi malam hari karena susah tidur ?
· Apakah Anda sering merokok, alkohol, atau obat-obatan untuk menenangkan diri?
· Apakah Anda mudah tersinggung utk hal2 tdk penting?
· Apakah Anda merasa spt kehilangan fokus perhatian, sehingga Anda tidak dapat merespon rangsangan dari luar dan membuat Anda sensitif terhadap hal lainnya?
· Apakah Anda mengonsumsi obat-obat tidur dalam beberapa bulan terakhir?
· Apakah Anda mengonsumsi makanan atau minuman berkafein seperti kopi, soft drink, dan sebagainya

SOLUSI
Terapi Non Farmakologi (tanpa pengobatan)
Beberapa kiat yang bisa dilakukan untuk masuk tidur yang nyaman menurut c. Molloy dlm singer media .a.l.:
Kamar tidur untuk tidur saja, tidak difungsikan sebagai ruang kerja, nyaman (cahaya yang redup, suhu ruang sesuai kehendak dan tidak berisik)
jadwal tidur dan bangun yang teratur.
Jangan menonton film tegang atau menyedihkan menjelang tidur.
Olahraga berupa senam bisa membantu mengurangi tekanan mental dan ketegangan otot.
Jauhkan minuman mengandung alkohol maupun kafein seperti kopi, teh, coklat, paling tidak 4 jam sebelum tidur.
Relaksasi otot progresif menjelang tidur.
Hindari terlalu lama tidur siang/ sore hari.
Jangan memikirkan masalah sehari-hari sebelum tidur ( terlalu larut dalam masalah)
Jika masih tidak bisa tidur, jangan hanya berbaring dan cemas. Bangun untuk minum susu hangat membaca buku, mendengarkan musik lembut, dan kemudian coba tidur lagi.
Menerapkan pola makan yang sehat,a.l:
1. Hindari konsumsi makanan berlebih, khususnya makanan tinggi protein; minuman berkafein (kopi, teh, kola); dan makanan dengan pengawet, pewarna, atau penyedap yang berlebihan khususnya makanan atau minuman kaleng.
2. Makanan seperti daging asap, ham, sosis, keju, cokelat, dan saus tomat umumnya mengandung tyramine yang dapat merangsang susunan saraf pusat. Jadi hindarilah makan bahan tersebut di malam hari. Tentunya juga hindarilah rokok, alkohol, dan obat-obat atau minuman perangsang / stimulan.
3. Makanlah makanan yang cukup mengandung B kompleks dan kalsium, seperti pisang, tuna, kurma, atau minuman yoghurt.

Jika berlangsung setiap malam dan mengganggu aktifitas sehari-hari, segera hubungi dokter.




Terapi Farmakologi (dengan obat)
Insomnia bukanlah penyakit, tetapi suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab. Untuk mengatasi insomnia, sebaiknya diatasi terlebih dahulu penyebabnya.
Jika insomnia disebabkan penyakit fisik, maka penyakit tersebut yang harus diatasi (misalnya: hidung tersumbat diberikan dekongestan hidung, asma diberikan bronkodilator, rematik diberikan analgesik dan jika insomnia disebabkan pemakaian obat-obatan, maka sebaiknya pemakaian obat dihentikan /dikonsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan obat pengganti.
Jika masalah insomnia masih tidak bias diatasi setelah penyebabnya diatasi, maka dapat dibantu dengan pemberian obat yang bersifat hipnotik-sedativ (memudahkan tidur).
Beberapa pilihan obat untuk memudahkan tidur yang bisa dibeli di apotek tanpa resep dokter:
Golongan obat tradisional yang mengandung: Myristicaceae (pala), Foeniculi (adas), Valerian.
Golongan obat yang mengandung antihistamin: loratadine, cetirizine, dexchlorpheniramine maleate, diphenhydramine HCL, hydroxyzine diHCL.
Indikasi: reaksi alergi
Efek samping: stimulasi SSP (sedasi/mengantuk), impotensia dan mulut kering, Hipotensi, Dermatitis.
Beberapa pilihan obat untuk memudahkan tidur yang bisa diperoleh Hanya dengan resep dokter:
Biasanya untuk kecemasan dokter meresepkan obat golongan benzodiazepines dalam dosis rendah. Jenis obat-obat ini adalah Diazepam, Klordiazepoksid, Lorazepam, Klobazam Klorazepat, Bromazepam, Oksazolam, Alprazolam/ Prazepam.
Indikasi: ansietas (kecemasan), depressi, ketegangan.
Efek samping: Sedative (mengantuk, kewaspadaan, kognitif dan psikomotorik menurun,), lemas, cepat lelah, ketergantungan, Penghentian obat mendadak memberikan gejala rebound phenomenon seperti bingung, kegelisahan, keringat dingin, dan insomnia.

Dari hasil penelitian Dr. Charles Morin (psikolog dari Pusat Gangguan Tidur pada Medical College of California), pengukuran di lab. tidur menunjukkan: pasien yang diberi obat tidur justru banyak yang mengalami penurunan masa tidur yang lelap. Mereka mungkin bisa tidur lebih lama, namun kualitas tidur mereka buruk.
Menurut Frisca Yan, MD, Direktur Sleep Disorders Center, Santa Monica–University California, LA, AS, jangan mengonsumsi pil tidur sebelum menemui dokter.

Alternatif pengobatan secara alami
Di indonesia, penggunaan pala, seledri dan kangkung sebagai herbal untuk mengatasi insomnia, secara turun temurun sudah berlangsung selama ratusan tahun.
Gabungan kangkung, pala, dan seledri, terbukti efektif menstabilkan tekanan darah tinggi dan mengatasi masalah sulit tidur. Kangkung berfungsi sebagai pemicu kantuk. Pala sebenarnya tidak terlalu menyebabkan kantuk seperti kangkung, tetapi membuat enak tidur. Sementara itu, seledri berperan menstabilkan tekanan darah.
Cara pengolahan:
Rebusan
cuci bersih dua genggam kangkung yang telah dibersihkan bagian batang bawahnya, dua genggam seledri, dan pala secukupnya. Panaskan tiga gelas air sampai mendidih. Selanjutnya masukkan ketiga bahan tersebut dan tunggu sampai airnya tinggal satu gelas. Bisa ditambahkan satu sendok teh madu bila suka. Minum ramuan ini setelah makan malam atau sebelum tidur.
Jus
cuci bersih satu genggam kangkung segar yang telah dibersihkan batang bawahnya, satu genggam seledri, dan pala secukupnya. Ketiga bahan tersebut dimasukkan ke dalam blender yang telah diisi satu setengah gelas air. Setelah dijus, disaring dan ditambahkan satu sendok teh madu atau susu secukupnya agar lebih manis. Jika ingin lebih segar, tambahkan es batu. Minum sesudah makan malam atau sesaat sebelum tidur.



No comments:

Post a Comment