Sifat Keibuan Picu Otak Lebih Cerdas:
LONDON - Hasil penelitian terbaru menyebutkan, seseorang yang memiliki sifat keibuan memiliki otak lebih cerdas. Pasalnya sifat keibuan memicu otak menghasilkan sel-sel baru yang bisa meningkatkan kecerdasan.
Hasil studi yang dilakukan oleh para ilmuwan Tufts University’s Cummings School of Veterinary Medicine, London pada tikus membuktikan bahwa otak mengalami pertumbuhan sel-sel baru ketika melakukan aktivitas yang bersifat keibuan, bahkan meski mereka belum mempunyai anak.
Dalam penelitian ini, tikus yang belum pernah melahirkan diberi seekor hewan peliharaan untuk membangkitkan rasa keibuannya. Mereka dirangsang agar bisa berperilaku seperti seorang ibu. Selama penelitian berlangsung, hasil pemindaian otak tikus memperlihatkan adanya peningkatan jumlah sel-sel saraf di otak tikus. Demikian keterangan yang dikutip dari LiveScience, Senin (28/12/2009).
Peneliti fokus menganalisa bagian otak bernama subventricular. Bagian ini memproduksi sel-sel yang berhubungan dengan pengenalan bau dan sifat-sifat keibuan.
"Tikus betina dewasa yang bersikap keibuan lebih banyak memiliki sel-sel saraf pada bagian otak tersebut daripada tikus yang tidak pernah berhubungan dengan anak-anak," kata Robert Bridges yang memimpin studi ini.
Kendati demikian, peneliti masih belum tahu penyebab peningkatan produksi sel-sel otak pada tikus. Mereka menduga, hal itu disebabkan oleh hormon prolaktin yang menstimulasi perilaku keibuan dan pembentukan formasi sel saraf di otak. Semakin sering berhubungan dengan anak-anak maka produksi sel saraf di otak akan semakin meningkat.
"Dengan berperilaku seperti seorang ibu, sel-sel baru akan tumbuh pada otak dan membuat seseorang lebih cerdas. Beruntunglah mereka yang akan dan sudah menjadi seorang ibu," tandas Bridges.
(rah)
LONDON - Hasil penelitian terbaru menyebutkan, seseorang yang memiliki sifat keibuan memiliki otak lebih cerdas. Pasalnya sifat keibuan memicu otak menghasilkan sel-sel baru yang bisa meningkatkan kecerdasan.
Hasil studi yang dilakukan oleh para ilmuwan Tufts University’s Cummings School of Veterinary Medicine, London pada tikus membuktikan bahwa otak mengalami pertumbuhan sel-sel baru ketika melakukan aktivitas yang bersifat keibuan, bahkan meski mereka belum mempunyai anak.
Dalam penelitian ini, tikus yang belum pernah melahirkan diberi seekor hewan peliharaan untuk membangkitkan rasa keibuannya. Mereka dirangsang agar bisa berperilaku seperti seorang ibu. Selama penelitian berlangsung, hasil pemindaian otak tikus memperlihatkan adanya peningkatan jumlah sel-sel saraf di otak tikus. Demikian keterangan yang dikutip dari LiveScience, Senin (28/12/2009).
Peneliti fokus menganalisa bagian otak bernama subventricular. Bagian ini memproduksi sel-sel yang berhubungan dengan pengenalan bau dan sifat-sifat keibuan.
"Tikus betina dewasa yang bersikap keibuan lebih banyak memiliki sel-sel saraf pada bagian otak tersebut daripada tikus yang tidak pernah berhubungan dengan anak-anak," kata Robert Bridges yang memimpin studi ini.
Kendati demikian, peneliti masih belum tahu penyebab peningkatan produksi sel-sel otak pada tikus. Mereka menduga, hal itu disebabkan oleh hormon prolaktin yang menstimulasi perilaku keibuan dan pembentukan formasi sel saraf di otak. Semakin sering berhubungan dengan anak-anak maka produksi sel saraf di otak akan semakin meningkat.
"Dengan berperilaku seperti seorang ibu, sel-sel baru akan tumbuh pada otak dan membuat seseorang lebih cerdas. Beruntunglah mereka yang akan dan sudah menjadi seorang ibu," tandas Bridges.
(rah)
No comments:
Post a Comment