"Yang terbaik untuk bayi tetaplah ASI, tapi ada alasan medis yang membuat ibu tidak bisa memberikan ASI seperti minum obat jangka panjang seperti obat TBC (tuberkulosis). Nah, karena bayi hanya bisa menghisap dan menelan maka diberilah susu pengganti. Dan semakin proteinnya mendekati dengan protein manusia, dipilihlah susu sapi," jelas DR Dr Luciana B Sutanto, MS, SpGK, Dosen Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM, dalam acara temu media di Hong Kong Cafe, Jakarta, Selasa (21/2/2012).
Tapi karena protein susu sapi lebih tinggi dibandingkan ASI (protein manusia), maka susu sapi sering menyebabkan alergi pada bayi.
"Kalau bayi di bawah 6 bulan alergi susu sapi, jangan langsung diberi susu kedelai. Susu kedelai hanya boleh diberikan untuk bayi di atas usia 6 bulan, karena proteinnya nabati dan tidak selengkap pada protein hewani. Susu kedelai juga tidak mengandung kolesterol yang dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan organ-organnya. Tapi memang yang ideal tetap ASI," lanjut DR Luciana.
DR Dr Zakiudin Munasir, SpA (K) menyatakan rekomendasi dari berbagai organisasi dunia seperti US NIAID, EAACI, French society of pediatrics, American Academy of Pediatric (AAP) menekankan, bayi yang berisiko tinggi alergi (dengan orangtua atau saudara kandung memiliki alergi) risiko alerginya dapat dicegah dengan susu formula terhidrolisa (proteinnya sudah dipecah) yang sudah terbukti manfaatnya.
Salah satu susu formula terhidrolisa yang telah diteliti manfaatnya adalah susu dengan protein whey yang terhidrolisa secara parsial. Ini berarti susu formula tersebut memiliki protein whey yang dipecah menjadi partikel yang lebih kecil sehingga mengurangi sifat alergenik dari susu sapi.
"Untuk pencegahan bisa mengonsumsi susu sapi yang terhidrolisa sebagian (parsial). Untuk anak yang sudah alergi pilih susu sapi yang terhidrolisa banyak (ekstensif)," tutur DR Dr Zakiudin Munasir, SpA (K), Ketua Divisi Alergi-Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.
DR Zaki menyatakan susu kedelai hanya sebagai alternatif bila orangtua tidak bisa memberikan susu sapi terhidrolisa ekstensif, karena mungkin harganya lebih mahal dan rasanya tidak enak, tapi hanya boleh diberikan untuk bayi di atas usia 6 bulan dan bukan untuk pencegahan.