Powered By Blogger
http://arif-healthy.blogspot.com/

Thursday, January 26, 2012

Inilah Cara Ajarkan Sikat Gigi yang Benar untuk Anak


Mengajarkan sikat gigi yang benar memang bukan pekerjaan mudah. Namun, tentu saja, tidak berarti bapak dan ibu harus menyerah begitu saja. Sebaiknya, sejak dini ajarkan anak cara menggosok gigi yang benar agar terhindar dari gangguan gigi dan mulut.

Menurut Prof Dr drg Melanie Sadono Djamil dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, memang sebaiknya anak diajarkan sedini mungkin menyikat gigi yang baik dan benar. Anak diajarkan menyikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur malam.

Untuk siang hari setelah makan atau sehabis ngemil, anak dibiasakan berkumur dengan air putih. Berkumur akan menghilangkan sisa makanan di sela gigi. Juga untuk menetralkan tingkat keasaman rongga mulut.

Anak juga harus diajarkan teknik sikat gigi yang baik dan benar. “Sebaiknya sikat gigi satu jam setelah makan. Kalau kurang dari satu jam dikhawatirkan justru terjadi abrasi pada gigi. Teknik sikat gigi utama adalah seperti mencungkil arah gusi ke gigi dan memutar. Padahal kebanyakan orang sikat gigi arah maju mundur, teknik ini jelas salah. Salah teknik bisa menyebabkan pengikisan email. Terutama di daerah leher gigi yang memiliki email paling tipis,” kata Melanie.

Dia juga sering menerapkan metode “merah putih” untuk mengajarkan sikat gigi pada anak. Merah untuk gusi dan putih gigi. Arah menyikat gigi adalah dari gusi ke gigi.

Teknik lain adalah memutar yang bertujuan untuk membersihkan bagian dalam mulut. Melanie tidak menampik bagian ini paling sulit dilakukan.

Pada satu kali sikat gigi terdapat 30 sampai 40 kali gerakan memutar untuk seluruh bagian rongga mulut bagian ini mencakup luar dan dalam untuk kanan, kiri, depan, dan belakang gigi. Sedangkan untuk gerakan mencungkil diulang dua sampai tiga kali pada setiap bagian. Dengan asumsi satu gerakan satu detik maka dibutuhkan dua sampai tiga menit untuk sikat gigi.

Bukan hal yang mudah mengajarkan sikat gigi. Karena itu Melanie menyarankan pendampingan total ibu dan ayah kepada anak. Bagi orang tua yang bekerja, Melanie menyarankan, selalu mengingatkan pengasuh atau orang-orang terdekat anaknya untuk menjaga kebersihan gigi. “Anak akan mencontoh orang dewasa. Jika orang dewasa tidak mnyikat gigi, maka anak akan melakukan hal yang sama. Jadi ingatkan diri dan orang-orang sekitar anak Anda untuk rajin sikat gigi,” ujarnya.


Sukrosa, Penyebab Obesitas pada Anak

Rekomendasi dan regulasi pediatrik terbaru tidak mengizinkan penambahan sukrosa ke dalam susu formula bayi karena sukrosa berlebih terbukti menimbulkan masalah pada anak seperti obesitas dan karies pada gigi, kata pakar kesehatan.

Obesitas pada anak mengalami peningkatan pesat seperti dalam penelitian yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di mana pada 1990 jumlah anak yang mengalami obesitas sebanyak 26,9 juta dan meningkat menjadi 42,8 juta anak pada 2010.

Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, jumlah anak yang mengalami obesitas sebanyak 12 persen pada kelompok usia 0-5 tahun, 10 persen pada kelompok anak laki-laki umur 6-14 tahun, 6 persen pada anak perempuan 6-14 tahun dan 19 persen pada anak berusia diatas 15 tahun.

Risiko karies gigi pada anak juga meningkat jika diberikan konsumsi sukrosa lebih awal pada bayi untuk jangka waktu yang lama, seperti yang dimuat dalam jurnal yang dipublikasi oleh Institute of Medicine pada 2005 dan The American Academy of Pediatric Dentistry pada 2008.

"Karies dapat dicegah dengan menghindari pemberian sukrosa pada makanan bayi, termasuk pada susu formula bayi dan menjaga kebersihan gigi dan mulut setiap kali anak usai makan dan minum susu," kata Suryawan.

Untuk menghindari risiko-risiko itu, Koordinator Pelayanan Masyarakat Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran UI Dr Inge Permadhi, MS,SpGK sekali lagi mengingatkan para orang tua untuk memberikan ASI ekslusif pada bayi di bawah usia enam bulan.

Komposisi ASI tidak mengandung sukrosa atau gula meja namun mengandung laktosa (gula susu) yang tidak hanya menyediakan 40 persen energi namun juga mendukung pertumbuhan flora usus yang sehat dan meningkatkan imunitas bayi melawan bakteri patogen.
Namun jika bayi membutuhkan susu formula karena ada hambatan dari pemberian ASI eksklusif, Inge mengatakan, orang tua harus cerdas dalam memilih makanan bagi bayi.

"Seorang ibu harus mengerti cara memilih susu formula dengan memahami cara membaca komposisi bahan baku yang tercantum dalam label kemasan," ujar Inge.


Ia mengatakan, asupan sukrosa dan kesukaan akan rasa manis tidak hanya meningkatkan risiko obesitas tapi juga akan mempengaruhi kecukupan asupan mikronutrien yang akan mengganggu pertumbuhan anak.

Apa Itu Hepatitis dan Bagaimana Penanganannya?


- Hepatitis. Tentunya Anda pernahmendengar nama penyakit tersebut, bukan? Tapi tahukah Anda, apa sebenarnyapenyakit Hepatitis tersebut? Hepatitis merupakan penyakit yang menyerang organhati manusia.
Di sini hati atau liver mengalami peradangan sehingga membuatfungsi hati, yang sebagai tempat penyaring racun-racun dalam darah, menjaditerganggu. Dengan terganggunya fungsi hati tersebut, maka terganggu pula fungsiorgan yang lain, sehingga membuat kesehatan seseorang akan hancur secarakeseluruhan. Akibat lainnya adalah hati menolak darah yang mengalir sehinggatekanan darah menjadi tinggi dan pecahnya pembuluh darah.

Penyebab kerusakan fungsi hati atauliver ini bisa karena seseorang mengkonsumsi alkohol secara berlebihan ataukarena termakan racun yang membebani kerja liver dan mengakibatkan fungsi hatimenjadi rusak. Tetapi, pada kebanyakan kasus, hepatitis disebabkan oleh virusyang ditularkan penderita hepatitis.

Ada 5 macam virus hepatitis yang dinamaisesuai abjad. Kelima virus itu adalah virus hepatitis A (VHA), virus hepatitis B (VHB), virus hepatitis C (VHC), virus hepatitis D (VHD) danvirus hepatitis E(VHE). Virus-virus ini terus berkembang dan bahkan diperkirakan sedikitnyamasih ada 3 virus lagi yang dapat menyebabkan hepatitis.

Gejala Hepatitis

Gejala-gejala umum dari hepatitisini adalah rasa nyeri atau sakit pada perut bagian kanan, badan lemas, mual,demam dan diare. Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala seperti akan flu dansakit kuning yang ditandai kulit dan mata yang terlihat kuning. Namun, gejalapenyakit hepatitis tidak selalu tampak, khususnya pada kebanyakan kasus yangmenimpa anak-anak.

Virus dapat berpindah dari seorangpenderita ke orang yang sehat. Jika kekebalan tubuh seseorang sedang lemah,virus akan menjangkiti tubuh orang yang sehat. Walau sebenarnya, virus dapatdibersihkan oleh antibodi manusia itu sendiri jika sistem kekebalan tubuhnyabaik.


Hepatitis A

Virus hepatitis A biasanya terdapatpada kotoran si penderita, dan virus ini dapat hidup pada air atau es batu.Virus ini menyebar karena seseorang meminum air yang tercemar VHA ataumengkonsumsi makanan yang tidak dimasak dengan benar sehingga virus tetap hiduppada makanan atau bisa juga karena orang yang mempersiapkan makanan tidakmencuci tangan dengan benar terlebih dahulu, padahal mungkin saja padatangannya terdapat virus hepatitis A. Tidak mencuci tangan sehabis menggunakantoilet juga menyebabkan virus ada pada kotoran manusia ini akhirnya berpindah.

Hepatitis B

Virus Hepatitis B (VHB) biasanyamenular melalui darah atau cairan tubuh seperti air liur, cairan vagina, atauair mani yang masuk dalam aliran darah orang sehat. Ini karena hepatitis Bterdapat dalam darah dan cairan tubuh tersebut. Tranfusi darah, darah padapisau cukur, perawatan gigi, gunting kuku, jarum suntik atau jarum yangdigunakan untuk membuat tato dapat memindahkan sejumlah kecil darah yangterinfeksi virus hepatitis. Bahkan noda darah yang sudah mengering dapatmenulari orang lain selama 1 minggu sejak menempel pada suatu benda. Cara lainpenyebaran virus ini adalah karena terbawa sejak dari kandungan oleh seorangibu yang terinfeksi (keturunan) dan karena hubungan seks.

Hepatitis C

Cara penularan virus ini hampir samadengan penularan hepatitis B, tetapi pada kebanyakan orang adalah karena jarumsuntik.

Cara Menangani Hepatitis

Sebaiknya lakukan perawatan sejakdini agar penderita dapat disembuhkan, karena semakin lambat ditangani, virusakan semakin merusak hati dan bahkan menjadi kanker. Terkadang karena tidakmenampakkan gejala yang jelas, kebanyakan orang tidak menyadari kalau dalamtubuhnya sudah berdiam virus hepatitisdan terlanjur hati sudah menjadi rusak parah.

Lakukan vaksinasi agar seseorangmendapatkan antibodi dari virus hepatitis A (VHA) dan virus hepatitis B (VHB).Namun, untuk hepatitis C tidak ada vaksinasi untuk mencegahnya. Walau seseorangbelum terindikasi virus ini tetapi pemberian vaksin dapat mencegah virusmerusak hati karena gejala hepatitis bisa saja baru muncul puluhan tahunkemudian. Pemberian vaksin khususnya perlu diberikan pada anak-anak karenakekebalan tubuh mereka lebih lemah untuk membersihkan virus hepatitis dibandingkanorang dewasa.

Lakukan pencangkokkan hati jika hatisudah rusak parah. Tetapi, ini akan sulit karena donor hati yang ada lebihsedikit dibandingkan daftar tunggu dari penderita yang membutuhkan hati.

Penderita hepatitis seharusnyamengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup agar tubuh mampubertahan menghadapi virus ini dan mencegah jumlah virus semakin banyak yangakan menggeroti kesehatan penderitanya.

Penuhi gizi kita dan istirahat yangbaik agar virus tidak menulari dan menyerang hati atau liver. Dengan kekebalan tubuh yang kuat,tubuh akan mampu menangani virus hepatitisyang membahayakan ini.


Bayi Kuning

:
Bayi kuning merupakan kondisi yang sering ditemukan pada bayi baru lahir, warna kulit menjadi kuning, bagian putih dari bola mata juga menjadi kuning. Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah. Secara normal, bilirubin diproduksi dari hasil pemecahan sel darah merah kemudian masuk ke dalam hati dan dieksresikan sebagai zat empedu melalui usus halus.


Bayi kuning terjadi karena kadar bilirubin meningkat lebih cepat daripada kemampuan hati bayi untuk memecahkan dan membuangnya melalui empedu.

Hal ini dapat terjadi karena :
  • Bayi baru lahir menghasilkan bilirubin lebih banyak daripada orang dewasa.
  • Organ hati pada bayi baru lahir masih dalam perkembangan sehingga kemampuannya masih belum memadai untuk membuang bilirubin dari dalam darah.
  • Terlalu besar jumlah bilirubin yang diserap kembali dari usus halus sebelum bayi sempat mengeluarkannya sebagai feses.

Kadar bilirubin yang tinggi, di atas 25mg, dapat menyebabkan ketulian, cerebral palsy atau bentuk lain dari kerusakan otak. Pada kondisi khusus, bayi kuning dapat mengindikasikan adanya kondisi lain seperti infeksi atau masalah tiroid. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar semua bayi baru lahir harus diperiksa kadar bilirubinnya selama beberapa hari setelah dilahirkan.

Tipe-tipe bayi kuning secara umum adalah :

  • Bayi kuning normal : terjadi pada sebagian besar bayi baru lahir, disebabkan organ hati yang belum matang yang mengakibatkan proses pemecahan bilirubin menjadi lebih lambat. Umumnya muncul pada usia bayi 2-4 hari dan kemudian hilang setelah 1-2 minggu.
  • Bayi kuning karena prematur : umumnya terjadi pada bayi yang dilahirkan prematur karena organ hati mereka masih belum matang bahkan bila dibandingkan dengan bayi normal. Perlu perlakuan khusus untuk mencegah komplikasi.
  • Bayi kuning pada bayi ASI : warna kuning muncul karena bayi tidak mendapatkan cukup ASI karena kesulitan pada saat pemberian ASI atau karena ASI belum diproduksi cukup banyak di payudara ibu.
  • Bayi kuning karena ASI : pada 1-2% bayi yang diberikan ASI, warna kuning dapat terjadi karena suatu bahan yang terdapat dalam ASI yang menyebabkan bilirubin bayi meningkat. Gejala ini akan muncul pada saat bayi berusia 3 – 5 hari dan kemudian berkurang secara lambat sampai bayi berusia 3 – 12 minggu.
  • Inkompatibilitas golongan darah (Rh atau masalah ABO) : jika bayi memiliki golongan darah yang berbeda dengan ibunya, tubuh ibu memproduksi antibodi yang menghancurkan sel darah merah bayi. Hal ini mengakibatkan kadar bilirubin yang meningkat pada bayi. Hal ini terjadi pada hari pertama kelahiran. Masalah Rh dapat menyebabkan bayi kuning yang lebih parah tetapi saat ini hal tersebut dapat dicegah dengan menyuntikkan Rh Immune Globulin pada ibu selama 72 jam setelah melahirkan untuk mencegah pembentukan antibodi tersebut.

Gejala dan Diagnosis

Bayi kuning umumnya muncul pada hari ke-2 atau ke-3 setelah kelahiran. Berawal dari kepala dan kemudian menjalar ke kaki. Warna kuning biasanya terlihat pertama pada wajah kemudian dada dan perut, dan akhirnya di kaki.
Segera kontak dokter anda jika terjadi kondisi sebagai berikut :

  • Bayi terlihat kuning pada hari pertama
  • Warna kuning tersebut menyebar dan semakin jelas
  • Bayi demam lebih dari 37.8°C (suhu rectal)
  • Bayi terlihat sakit
  • Bayi tidak mendapatkan asupan makanan dengan baik
  • Bayi cenderung tidur lebih banyak dari biasanya

Terapi/Pengobatan
  • Pada level ringan, setelah 1-2 minggu bayi akan mengatasi masalah ini dengan sendirinya
  • Pada level berat, perlu dilakukan terapi sinar
  • Tingkatkan frekuensi ASI atau tambahkan susu formula jika perlu untuk membantu bayi mengeluarkan bilirubinnya melalui feses
  • Pada kasus khusus, pergantian darah mungkin dibutuhkan untuk memberikan darah segar kepada bayi
  • Jika bayi anda menjadi kuning karena ASI, dokter mungkin meminta anda untuk menghentikan pemberian ASI untuk sementara. Jika ini terjadi, anda dapat memompa ASI anda sehingga anda tetap memproduksi ASI dan dapat mulai memberi ASI kembali ketika kondisi bayi sudah membaik.
  • Jika kadar bilirubin sangat tinggi, bayi anda mungkin harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan terapi lebih lanjut. Ketika kadar bilirubin sudah turun, terapi dihentikan. Jarang sekali terapi untuk bayi kuning perlu diulang.
Sumber : mediasehat.com

Tabel Berat & Tinggi Badan Rata-Rata

- Berapa berat dan tinggi ideal anak Anda? Berikut adalah tabel Berat & Tinggi Badan Rata-Rata untuk anak berumur 0 - 5 tahun, tanpa membedakan jenis kelamin. Sumber Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI BERAT DAN TINGGI BADAN RATA-RATA.


(Umur 0-5 Tahun, jenis kelamin tidak dibedakan)




UmurBerat (Gram)Tinggi (Cm)
Standar80% StandarStandar80% Standar
Lahir
0 - 1 Bulan
2 Bulan
3 Bulan
4 Bulan
5 Bulan
6 Bulan
7 Bulan
8 Bulan
9 Bulan
10 Bulan
11 Bulan
12 Bulan
3.400
4.300
5.000
5.700
6.300
6.900
7.400
8.000
8.400
8.900
9.300
9.600
9.900
2.700
3.400
4.000
4.500
5.000
5.500
5.900
6.300
6.000
7.100
7.400
7.700
7.900
50.5
55.0
58.0
60.0
62.5
64.5
66.0
67.5
69.0
70.5
72.0
73.5
74.5
40.5
43.5
46.0
48.0
49.5
51.0
52.5
54.0
55.5
56.5
57.5
58.5
60.0
1 tahun 3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
10.600
11.300
11.900
8.500
9.000
9.600
78.0
81.5
84.5
62.5
65.0
67.5
2 tahun 0 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12.400
12.900
13.500
14.000
9.900
10.500
10.800
11.200
87.0
89.5
92.0
94.0
69.5
71.5
73.5
75.0
3 tahun 0 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
14.500
15.000
13.500
16.000
11.600
12.000
12.400
12.900
96.0
98.0
99.5
101.5
77.0
78.5
79.5
81.5
4 tahun 0 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
16.500
17.000
17.400
17.900
13.200
13.600
14.000
14.400
103.5
105.0
107.0
108.0
82.5

85.5
86.5
5 tahun 0 Bulan18.40014.700109.087.0
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI

Cermat Merawat Pusar bayi

:
Pusar, atau dalam bahasa sehari-hari biasa disebut udel, adalah bagian tubuh berbentuk seperti kancing yang ‘menempel’ di perut kita. Pada masa janin, pusar berbentuk seperti saluran yang menyambungkan bayi dengan plasenta, berfungsi sebagai saluran penyuplai makanan, sekaligus sebagai jalan pembuangan sisa-sisa metabolisme dan juga sistem ekskresi janin.

Pada saat bayi lahir, dokter biasanya menyisakan beberapa sentimeter bagian dari pusar bayi yang nanti akan lepas dengan sendirinya. Masyarakat kita mengenal dengan istilah ‘puput pusar’, yang biasanya terjadi sekitar 10 – 21 hari setelah bayi lahir.

Sebelum tali pusar lepas, bagian tubuh ini perlu mendapatkan perawatan ekstra cermat, karena jika terjadi infeksi pada pusar, infeksi tersebut dapat menyebar ke dalam tubuh bayi dengan cepat. Namun tak perlu takut merawat pusar bayi yang baru lahir. Yang penting hati-hati dan teliti.

Langkah-langkah perawatan pusar bayi adalah :


1. Bersihkan area pusar dengan bola kapas lembut yang telah dicelupkan air matang. Lakukan dengan lembut, tidak perlu menggosok atau mendorong pusar. Kemudian keringkan dengan handuk lembut.
2. Ganti pembalut pusar bayi dengan kain kasa baru. Tidak perlu panik melihat tetesan darah yang kemudian menghitam, terutama di minggu pertamanya. Pada saat ini, pusar bayi yang baru lahir biasanya masih tampak seperti luka.
3. Kenakan popok dengan cara melipat bagian atasnya menjauhi pusar untuk menghindari rembesan urin mengenai pusar.


Beberapa hal yang perlu diingat saat merawat pusar bayi, antara lain :
Jaga kebersihan area pusar dan sekitarnya, serta upayakan selalu dalam keadaan kering.
Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.
Agar tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada bagian pusar yang terus dibalut sehingga mendapat udara cukup.
Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.
Agar praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar.
Lakukan acara bersih-bersih ini 1-2 kali sehari.


Jika kulit di area sekitar pusar si kecil memerah dan panas seperti terbakar, segera kunjungi dokter. Bisa jadi ada infeksi yang disebabkan jamur atau al lain. Kalau penyebabnya memang benar-benar infeksi, biasanya akan diberi sedikit betadine.

Iritasi pada Kulit Bayi, Apa dan Bagaimana Mengatasinya


Iritasi pada kulit bayi sering terjadi, beberapa keadaan dapat menjadi pemicu terjadinya iritasi, seperti:

* Pemakaian popok sintesis atau celana berlapis plastik yang lama tidak diganti, sering menimbulkan iritasi langsung pada kulit akibat tertimbunnya urin atau kotoran yang mengandung amonia.
Tertutupnya daerah popok meningkatkan suhu maupun kelembaban di daerah lipatan bokong makin memudahkan penyerapan bahan-bahan kimia iritan tersebut. Bila berlangsung berulang-ulang pelindung kulit akan rusak, sehingga memudahkan berkembangbiaknya jamur, seperti Candida albicans.

* Pada daerah-daerah lipatan terutama pada bayi gemuk seperti daerah leher, lipat paha, lipat siku, bila terjadi penumpukan keringat yang terlalu lama maka akan mengiritasi kulit bayi. Peradangan berulang yang terjadi juga akan diperburuk dengan berkembangbiaknya jamur seperti Candida albicans.

* Bayi dengan riwayat keluarga alergi akan lebih sering dijumpai keluhan iritasi, seperti sisik halus di daerah kulit kepala akibat pemakaian produk kosmetika sampo ber-pH tinggi atau hair-lotion yang terlalu wangi. Dapat pula dijumpai hal serupa di daerah dada, punggung, perut akibat pemakaian minyak penghangat seperti minyak telon atau kayu putih yang digunakan terus-menerus di iklim panas.

* Kekeringan kulit bayi akibat pemakaian berulang sabun mandi yang mengandung antiseptik. Peradangan kronis akibat kontak bahan iritan lemah akan mempengaruhi keseimbangan flora normal kulit, dengan akibat berkurangnya daya pertahanan alamiah kulit.

* Bayi baru lahir yang mengkonsumsi susu sapi formula dengan kadar pH tinggi terkadang dijumpai kemerahan di daerah sekitar dubur.

Bagaimana mengobatinya ?

1. Terpenting adalah pencegahannya, karena bila dicermati semua faktor penyebab iritasi pada kulit bayi dapat dicegah. Umumnya kelainan kulit baru timbul bila telah terjadi paparan yang berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama.

2. Hindari sementara pemakaian popok sekali pakai atau celana berlapis plastik selama peradangan. Pakailah popok kain tipis lembut yang bahannya menyerap keringat. Cuci daerah bokong dan sekitarnya setiap bayi buang air kecil atau buang air besar dengan sabun lembut untuk bayi, keringkan dengan handuk lembut ditepuk-tepuk pelan dan jangan digosok kasar. Hindari bedak saat kulit meradang.

3. Daerah lipatan yang meradang sering dikompres dengan waslap handuk yang dibasahi air, hindari pemakaian bedak untuk sementara waktu. Daerah lipatan sering dibuka dan diangin-anginkan. Bila berkeringat segera seka perlahan dengan waslap handuk yang dibasahi air, jangan digosok lalu dikeringkan dengan handuk. Pakailah baju longgar dari bahan katun yang tipis dan mudah menyerap keringat.

4. Bila dijumpai kulit bersisik dapat diberi krim pelembab khusus bayi setelah mandi. Jangan mandi dengan air terlalu panas berlama-lama. Pakailah sabun dan sampo khusus bayi. Untuk sementara waktu hindari penggunaan bedak atau berbagai produk kosmetik untuk bayi.

5. Jangan oleskan obat salep, krim atau minyak apapun di daerah yang meradang tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

6. Yang perlu diperhatikan dalah pencegahan. Iritasi pada kulit bayi lebih sering disebabkan oleh bahan iritan yang lemah seperti keringat, urin, feses, produk perawatan kulit yang salah penggunaannya, deterjen, atau cairan anriseptik dan mungkin kitapun punya andil untuk memaparkannya. Kadang-kadang timbulnya iritasi ditunjang oleh kondisi yang cocok untuk timbulnya peradangan seperti faktor kelembaban, panas, tertutup ataupun gesekan.


Cara Gampang Merawat Kulit Bayi dan Balita

Berbagai gangguan kulit pada bayi dan balita seperti biang keringat, eksim popok, dan eksim susu sebenarnya bisa diatasi bila orang tua rajin menjaga kesehatan kulit. Caranya dengan rajin mengganti popok, memilih bahan pakaian yang lembut, serta menjaga udara kamar agar tetap sejuk dan nyaman.


Berbeda dengan kulit dewasa yang tebal dan mantap, kulit bayi dan balita relatif tipis dengan ikatan antarsel yang longgar. Karena itu kulit anak lebih rentan terhadap infeksi, iritasi, dan alergi. Secara struktural kulit bayi dan balita belum berkembang dan berfungsi optimal sehingga diperlukan perawatan khusus.

Perawatan yang lebih menekankan pada pemeliharaan kulit ketimbang dekorasi ini diharapkan bisa meningkatkan fungsi utama kulit sebagai pelindung dari pengaruh luar tubuh.

Perawatan kulit bayi dan balita bisa dimulai dari kegiatan sehari-hari. Misalnya dengan memandikan secara teratur, membersihkan rambut, dan mengganti popok atau baju pada saat tepat. Mandi misalnya, diwajibkan dua kali sehari, pagi dan sore. Dalam memandikan, perhatikan hal-hal berikut: suhu air disesuaikan dengan umur anak, gunakan sabun bayi yang lunak, gunakan sampo bayi untuk membersihkan rambut, keringkan badan dengan handuk sendiri sampai lipatan kulit, dan berikan bedak dengan sapuan tipis.

Soal pakaian bayi sebaiknya dari bahan lembut dan selalu bersih. Dengan memperhatikan pakaian yang digunakan berarti kita telah berupaya menghindari timbulnya gangguan. Pada sebagian anak penggunaan pakaian berbahan nilon atau wol bisa menimbulkan gatal-gatal di seluruh tubuh. Bahan katun yang gampang menyerap keringat haruslah menjadi pilihan pertama bagi anak berkulit peka.

Pemeliharaan kulit itu bisa dilakukan dengan menggunakan bermacam kosmetika bayi yang beredar saat ini. Sebagian berfungsi untuk membersihkan kulit misalnya sabun dan sampo; melembapkan dan pelindung terhadap sinar matahari seperti losion, krim, dan minyak khusus.

Penggunaan kosmetika berupa sabun, sampo, losion, minyak khusus untuk bayi perlu dipilih yang tepat dan disesuaikan dengan kondisi kulit bayi. Misalnya dengan mencermati zat warna dan bahan-bahan pengawet yang mungkin saja tidak sesuai dengan kulit bayi. Juga apakah pH-nya sesuai dengan kulit bayi.

Memilih dan menggunakan kosmetika pada bayi dan balita secara benar dan tidak berlebihan merupakan langkah utama menjaga kesehatan kulit. Oleh karena itu, banyaknya informasi tentang produk kosmetika bayi dan balita dewasa ini harus lebih dicermati oleh orang tua.

Eksim popok
Selain perawatan kulit rutin, para orang tua perlu memperhatikan perawatan kulit yang berhubungan dengan beberapa penyakit kulit tertentu. Misalnya saja eksim popok, yaitu kelainan kulit yang timbul akibat radang di daerah tertutup popok. Penyakit kulit pada bayi dan balita ini banyak dikeluhkan orang tua.

Penyakit ini umumnya timbul pada lipatan-lipatan kulit paha, di antara kedua pantat, dan dapat menimpa di bagian kulit lain. Bagian tertutup popok mudah mengalami peradangan karena kulitnya hangat dan lembap serta peka terhadap bakteri serta senyawa yang dapat mengiritasinya.

Eksim popok dapat dicegah dengan cara mengganti popok sesering mungkin setiap kali popok basah. Sebaiknya kain popok terbuat dari bahan lembut dan cara pemakaiannya tidak terlalu ketat agar kulit tidak tergesek. Penggunaan celana plastik sedapat mungkin dihindari.

Eksim popok juga bisa muncul karena adanya zat-zat tajam, yang biasa ada dalam faeces bayi, yang menimbulkan peradangan di sekitar anus. Bercak begini umumnya terjadi bila si bayi diare. Penanggulangannya bisa dilakukan dengan mengganti popok setiap kali terasa basah. Usap semua bekas faeces dari badannya, balur dengan krim pelindung. Periksakan ke dokter bila bercaknya belum hilang dalam 10 hari.

Popok yang basah bisa pula menimbulkan bercak yang tidak berpusat di sekitar anus. Ini terjadi karena reaksi antara zat di dalam ompol dengan zat di faeces dan menghasilkan amonia yang merangsang kulit bayi. Penanggulangannya bisa dengan mengganti popok sesering mungkin. Sebelum pemakaian popok usapkan krim pelindung kulit. Bila dalam 10 hari belum ada kemajuan, atau malah makin memburuk, ada kemungkinan kulitnya sudah terinfeksi candida - jamur yang biasa muncul di usus. Dalam hal itu periksakan ke dokter, yang mungkin memberi krim khusus dan juga obat khusus untuk melawan infeksinya.

Soal pilihan penggunaan popok kain atau popok sekali pakai tak jadi soal. Dari segi kesehatan keduanya sama-sama sehat. Yang penting jangan sampai terlambat mengganti. Untuk popok kain tentu harus segera diganti bila terlihat basah. Tetapi untuk popok sekali pakai frekuensi penggantiannya didasarkan atas daya tampungnya. Misalnya dengan melihat apakah popok sekali pakai itu sudah tampak menggelembung atau menggantung. Jika sudah, maka harus segera diganti. Setiap kali akan mengganti popok, bagian pantat bayi dan sekitarnya harus dibasahi. Kemudian bagian tadi dikeringkan, baru diberi bedak.

Sering dianjurkan pemakaian baby oil pada bagian ini, untuk menjaga air seni tidak mudah meresap ke dalam kulit. Tentu saja baby oil ini harus diteteskan lebih dulu pada segumpal kapas.

Pada bayi perempuan, membersihkannya harus dari bagian atas ke arah anus, dengan menggunakan kapas basah. Sedangkan pada bayi laki-laki, dengan menarik kulup perlahan-lahan sehingga lubang kencingnya tampak, baru kemudian dibersihkan dengan kapas basah.

Keluhan gangguan kulit lain pada anak yang banyak ditemui adalah dermatitis atopik (eksim susu). Penting dicatat pula, bahwa dari berbagai penelitian terbukti bukan air susu ibu (ASI) penyebabnya. Bahkan, ASI sendiri mengandung zat pelindung tubuh terhadap alergi dan infeksi. Namun, nama eksim susu telah telanjur melekat sehingga tetap dipertahankan. Sementara istilah kedokterannya adalah dermatitis atopik (eksim di tempat yang tidak biasanya).

Penyakit eksim susu biasanya sangat gatal. Tampak dari seringnya bayi menggaruk, gelisah, serta rewel. Kulit terlihat kemerahan dan terdapat gelembung-gelembung kecil berisi cairan jernih. Bila pecah akan tampak basah kemudian mengering dan menjadi koreng kekuningan atau kehitaman. Eksim ini terdapat pada kulit daerah tertentu sesuai dengan usia anak. Misalnya pada bayi banyak ditemukan di daerah pipi, sedangkan pada anak di daerah lekukan lengan dan kedua lekukan lutut. Di luar daerah tersebut kulitnya kering dan bersisik.

Penyebab penyakit ini sangat kompleks, dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam tubuh, yaitu faktor keturunan, maupun lingkungan, misalnya debu, udara panas, dan kelembapan. Karena itu perawatan kulit yang paling penting adalah mencegah kulit agar jangan kering.

Biang keringat
Biang keringat juga merupakan keluhan umum yang sering ditemukan pada bayi dan balita. Biang keringat atau sering disebut juga keringat buntet timbul di daerah dahi, leher, dan bagian tubuh yang tertutup pakaian. Gejala utama adalah gatal, dapat disertai kulit kemerahan dan gelembung berair kecil-kecil. Penyakit ini biasa kambuh berulang, terutama bila udara panas dan berkeringat, sehingga menimbulkan masalah pada bayi, balita, maupun orang tua. Penyakit ini dapat dicegah dengan perawatan rutin, misalnya mandi dengan teratur dan membasuh anak yang berkeringat dengan lap basah sebelum dikeringkan dan diberi bedak.

Seringkali terjadi bintik-bintik merah (ruam) pada leher dan ketiak bayi. Keadaan ini disebabkan oleh peradangan kulit pada bagian tersebut. Bisa disebabkan karena bagian ini tidak kering betul ketika dilap dengan handuk sehabis memandikannya. Apalagi jika si bayi gemuk, sehingga leher dan ketiaknya berlipat-lipat.

Ruangan dengan ventilasi udara cukup sangat dianjurkan, terutama di kota-kota besar yang panas dan pengap. Usahakan kamar balita diberi jendela lebar sehingga pertukaran udara dari luar ke dalam ruangan lancar. Dari kasus-kasus biang keringat pada bayi dan balita, hampir 70% nya bisa diatasi bila pergerakan udara dalam ruangan lancar sehingga kamar terasa sejuk.

Lepas dari soal kesehatan, perawatan kulit pada bayi dan balita sebenarnya mengekspresikan rasa cinta orang tua kepada buah hatinya. Sentuhan mereka akan sangat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental seorang anak. (G. Sujayanto)